Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

6 Kelemahan ChatGPT yang Membuktikan Tak Bisa Gantikan Tugas Manusia

Reporter

image-gnews
ChatGPT. Foto : OpenAI
ChatGPT. Foto : OpenAI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - ChatGPT mendominasi topik kecerdasan buatan (AI) beberapa waktu terakhir dengan menyediakan respons atau jawaban yang luar biasa sebagai sebuah chatbot. Namun demikian, semua hal pasti ada kelemahannya, termasuk teknologi ChatGPT besutan OpenAI yang didukung antara lain oleh Microsoft dan Elon Musk ini. 

OpenAI sebenarnya telah menjabarkan sejumlah batas kemampuan ChatGPT dalam blog mereka. Melansir dari openai.com, ChatGPT terkadang menulis jawaban yang terdengar masuk akal, padahal taak akurat atau malah keliru sama sekali. Hal ini dikarenakan ChatGPT memakai metode Reinforcement Learning from Human Feedback (RFHL) yang bisa saja berujung pada kesesatan.

ChatGPT juga dapat mengalami kebimbangan terhadap prompt (perintah atau pertanyaan) yang dimasukkan beberapa kali dengan adanya parafrase. Misal pada sebuah klausa, ChatGPT masih bisa memberikan respons. Namun dengan mengubah susunan klausa tersebut, ChatGPT menjadi tidak mampu meresponsnya.

Selain itu, model pemrograman ChatGPT sering terlalu bertele-tele dan menggunakan frasa berlebihan, seperti halnya menyatakan kembali bahwa ia adalah program yang dilatih oleh OpenAI. Masalah ini muncul dari masalah optimasi yang berlebihan serta bias bahwa jawaban panjang lebih disukai karena tampak komprehensif.

Ketika pengguna memasukkan query yang keliru, sebuah model chatbot idealnya menanyakan klarifikasi atas suatu keambiguan. Tetapi, ChatGPT justru memberikan respons dengan menebak apa maksud pengguna sebenarnya. ChatGPT juga terkadang masih menanggapi instruksi berbahaya atau menunjukkan perilaku bias walaupun sudah ada upaya membuat model yang menolak permintaan tidak pantas.

Kelemahan ChatGPT

Kebanyakan orang melihat kesan pertama yang “mengagumkan” dari ChatGPT. Namun, hal itu tidak membuat ChatGPT mengambil alih semua pekerjaan manusia, khususnya di bidang penulisan. Sebab, seiring pemakaiannya secara terus-menerus, pengguna akan melihat kelemahan ChatGPT.

Bagaimanapun, ChatGPT adalah sebuah robot yang dilatih menggunakan model bahasa tertentu sehingga mungkin sekali terjadi kekeliruan. Berikut ada beberapa  kelemahan ChatGPT yang perlu Anda ketahui.

1. Tidak Memahami Kompleksitas Bahasa

Menurut thepanthertech, manusia menghabiskan bertahun-tahun mempelajari bahasa, memahami intinya, kemudian merespons sebagai balasan. Tetapi, mereka bahkan belum sepenuhnya yakin sudah memenuhi kapasitas penuh dari bahasa itu. ChatGPT pun demikian, tidak mampu sepenuhnya memahami kompleksitas bahasa. Hal ini berlaku ketika ChatGPT menerima query maupun memberi respons.

Semakin banyak pertanyaan atau perintah yang dimasukkan, semakin keras pula ChatGPT melatih diri untuk kueri tersebut dan memberikan jawaban yang lebih baik. Namun, kata-kata yang disajikan justru kerap sulit dimengerti.

2. Ketergantungan pada Percakapan

Saat seseorang bertanya kepada ChatGPT tentang hal tertentu dan tahu akan mendapat jawaban mutlak sebagai balasannya, mereka sebenarnya bisa “menyesatkan” ChatGPT dengan memberi pernyataan yang berlawanan. Kemudian, ketika orang itu menanyakan hal yang sama, ChatGPT akan menjawab sesuai apa yang mereka nyatakan sebelumnya.

3. Bukan "Jawaban" Profesional

ChatGPT mungkin memberi jawaban yang sangat mendasar sehingga mudah dipahami oleh awam. Namun di mata seorang ahli terkait pertanyaan yang diajukan, mereka akan melihat banyak “hal” yang hilang. Jawaban ChatGPT tidak bisa dibandingkan dengan kemampuan manusia profesional.

Misal, ketika seorang awam meminta ChatGPT untuk menulis kode dari sebuah program, jawaban yang diberikan tentu akan sangat menakjubkan di mata mereka. Akan tetapi, di mata seorang programmer, kode-kode yang ChatGPT tulis bisa jadi bukan apa-apa.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

4. Menulis Berdasarkan Tren

Rasanya terlalu berlebihan ketika para peneliti berkata bahwa ChatGPT akan menggantikan pekerjaan menulis di masa depan atau merevolusi hal-hal semacamnya. Nyatanya, ChatGPT cenderung memberi respons berupa sesuatu yang banyak orang sukai atau berdasarkan tren pada jangka waktu tertentu.

Sama seperti media sosial, banyak hal hanya didasarkan pada popularitas terlepas dari benar dan salahnya. ChatGPT mungkin menjadi alat yang tepat untuk memulai suatu ide dari kumpulan teks yang diberikan. Namun, perlu diingat bahwa respons tersebut adalah salinan dari teks-teks lain yang ada di internet.

5. Menyalin Teks dari Sumber Lain

Masih berhubungan dengan kelemahan sebelumnya, ChatGPT seringkali menampilkan teks serupa berulang kali. Hal ini mungkin cukup aneh karena ChatGPT tidak akan mencantumkan sumber dari jawabannya kecuali jika diminta untuk beberapa kasus.

Begitu pun ketika seseorang meminta ChatGPT untuk menulis sesuatu yang bersifat teknis maupun nonteknis seperti puisi, esai, atau hal terkait teknologi, chatbot ini akan mencomot bagian dari jurnal-jurnal penelitian yang pernah dipublikasi melalui internet.

6. Memiliki Evaluasi yang Buruk

Bagian awal dari respons ChatGPT akan tampak wajar, tetapi baris-baris terakhir dari prosa yang dibuat cenderung berkualitas buruk. ChatGPT tidak tahu cara mengakhiri prosa bahkan seperti amatir sekalipun. AI tersebut hanya memberi artikel dengan struktur apa adanya.

Semakin sering seseorang menggunakan ChatGPT, mereka bakal mulai memperhatikan semua kekurangannya. ChatGPT bisa mengakui kesalahan yang ia lakukan dan itu menarik simpati dari para pengguna. Pada akhirnya, ChatGPT mungkin dapat dimanfaatkan untuk hal-hal dasar tertentu, tetapi tidak semua hal.

Pilihan Editor: Cuaca Jabodetabek, di Balik Hujan tak Henti Sepanjang Hari Ini 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

4 jam lalu

Logo Microsoft terlihat di Los Angeles, California A.S. pada Selasa, 7 November 2017. (ANTARA/REUTERS/Lucy Nicholson/am.)
Microsoft Rilis Phi-3 Mini, Model AI Kecil dengan Kemampuan Besar

Microsoft luncurkan model bahasa AI kecil, Phi-3 Kemampuannya setara dengan teknologi pintar yang dilatih penuh.


DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

13 jam lalu

Developer DANA mempercepat proses coding dengan Github Copilot dan Copilot Chat (DANA-Microsoft)
DANA Gandeng Microsoft untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja Berbasis AI dengan GitHub Copilot

Sejak Februari 2024, hampir 300 developer DANA telah menggunakan GitHub Copilot dalam pekerjaan sehari-hari


Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

1 hari lalu

Ilustrasi Logo Tesla. REUTERS/Dado Ruvic
Tesla Turunkan Harga Teknologi Full Self Driving Menjadi $8.000

Awal bulan ini, Elon Musk mengatakan bahwa Tesla akan meluncurkan robotaksi pada tanggal 8 Agustus 2024.


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

1 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

2 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.


Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

3 hari lalu

Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi bersama Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria berfoto bersama Sekjen Kementerian Kominfo Mira Tayyiba, dan Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir usai penandatanganan nota kesepahaman kolaborasi antara Kementerian Kominfo dan Microsoft Indonesia di Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Kamis, 14 Maret 2024. ANTARA/Livia Kristianti
Kominfo Ungkap Kisaran Rencana Investasi Microsoft di Indonesia, Lebih dari Rp 14 Triliun?

Menkominfo Budi Arie mengungkap Microsoft akan menggelontorkan investasi dengan nilai yang cukup besar di Tanah Air. Berapa nilainya?


Aplikasi Agrimate Unikom Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Microsoft Imagine Cup 2024

5 hari lalu

Agrimate, solusi agritech inovatif yang dikembangkan oleh empat mahasiswa Unikom berhasil menjadi semifinalis Microsoft Imagine Cup 2024. (Microsoft)
Aplikasi Agrimate Unikom Satu-satunya Wakil Asia Tenggara di Semifinal Microsoft Imagine Cup 2024

Aplikasi Agrimate dikembangkan oleh empat mahasiswa jurusan Teknik Informatika Unikom


Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar, KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee

6 hari lalu

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat ditemui usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat pada Senin, 4 Desember 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta Pertamina Cs Borong Dolar, KAI Buka Rekrutmen Program Management Trainee

Menteri BUMN Erick Thohir meminta BUMN seperti Pertamina memborong dolar AS di tengah memanasnya konflik Iran-Israel.


CEO Microsoft Kunjungi Indonesia 30 April, Kominfo Sebut Nilai Investasi Hingga Rp 14 Triliun

6 hari lalu

CEO Microsoft Satya Nadella mengunjungi hackathon bertema
CEO Microsoft Kunjungi Indonesia 30 April, Kominfo Sebut Nilai Investasi Hingga Rp 14 Triliun

Kementerian Komunikasi dan Informasi mengatakan CEO Microsoft bakal datang ke Indonesia pada 30 April 2024 membahas investasi senilai Rp 14 Triliun.


Tim Cook Bertemu Jokowi, Anak Pekerja Galangan Kapal yang Jadi CEO Apple

6 hari lalu

CEO Apple, Tim Cook melambaikan tangan setibanya di  Apple Developer Academy di Green Office Park, BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu 17 April 2024. Kunjungan tersebut dalam rangka rencana Apple membuat pengembangan (offset) tingkat komponen dalam negeri atau TKDN untuk produk-produk buatan Apple. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Tim Cook Bertemu Jokowi, Anak Pekerja Galangan Kapal yang Jadi CEO Apple

Tim Cook melakukan kunjungan ke istana negara bertemu Presiden Jokowi. Ini profil anak pekerja galangan kapal yang menjadi CEP Apple.