Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suka Makanan Pedas? Ini Bahaya dan Cara Mengatasinya dari Dosen UMM

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia
Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Indonesia banyak yang menyukai makanan pedas. Bahkan ada anggapan bahwa makananan akan terasa kurang jika tak ada sambal. Kini, ada banyak makanan pedas yang diolah dengan beragam cara, baik yang mengandung unsur cabai atau merica hingga zat capsaicin yang juga menimbulkan rasa pedas.

Dosen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Henik Tri Rahayu menjelaskan bahwa mengonsumsi makanan pedas atau cabai sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun  jika dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan kerugian bagi tubuh.

Apabila dikonsumsi dengan takaran yang sesuai, cabai memiliki manfaat sebagai antiinflamasi dan menjadi salah satu sumber vitamin C tertinggi. Sayangnya manfaat cabai tidak bisa diterima oleh semua manusia karena perbedaan kebiasaan makan pedas.

“Banyak contoh makanan pedas kekinian yang sering kita temui, misalnya macaroni dengan berbagai macam level. Apabila zat pedas dari makanan ini masuk secara berlebihan ke dalam saluran pencernaan, maka tentu saja bisa merusak pencernaan itu sendiri,” ucap Henik dilansir dari laman UMM pada Selasa, 7 Maret 2023.

Lebih lanjut, jika lambung seseorang tidak terbiasa mengonsumsi makanan pedas, akan timbul iritasi yang diawali dengan gejala diare. Kemudian jika iritasi terus menerus berlangsung dan berlebihan, akan menimbulkan ulkus atau luka pada dinding lambung. Bahkan sesekali juga memunculkan sensasi mual hingga muntah.

“Zat capsaicin yang ada pada makanan pedas akkan tetap ada di lambung, meskipun makanan sudah menuju ke organ tubuh lainnya. Jadi, apabila zat ini terus menerus menumpuk, maka kemungkinan  bisa merusak pencernaan,” tegasnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Henik juga memberikan beberapa cara untuk mengurangi kebiasaan mengonsumsi makanan pedas. Salah satunya dengan mengganti makanan pedas olahan ke cabai yang segar. Ia menjelaskan bahwa cabai segar lebih pedas ketimbang cabai yang sudah dikeringkan. Sehingga tubuh akan lebih cepat merasa cukup dan tidak erus menerus memakannya.  

"Sementara itu, apabila merasakan pedas yang berlebihan, cara paling efektif untuk meredakannya dengan minum minuman hangat. Hal itu dikarenakan rasa panas harus dilawan juga dengan panas. Air hangat dinilai lebih cepat menetralisir dibandingkan minuman dingin, sekalipun sudah ditambah dengan gula atau rasa,” katanya.

Ia juga berpesan untuk mengurangi konsumsi makanan pedas. Apalagi saat ini makanan-makanan tersebut sudah diolah dengan beragam cara yang campurannya tidak diketahui dan jelas. "Segera kurangi kebiasaan makan makanan pedas demi menjaga kesehatan tubuh kita," katanya.

Pilihan Editor: Duet dengan Leiden University, Unair Bakal Dirikan Institute for Indian Ocean Crossroad

Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah Makanan Pedas Menyebabkan Ambeien?

15 jam lalu

Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia
Benarkah Makanan Pedas Menyebabkan Ambeien?

Makanan pedas tidak menyebabkan ambeien, tetapi dapat mengiritasi celah anus.


Manfaat Kandungan Capsaicin pada Cabai Hijau

2 hari lalu

Ilustrasi cabe hijau. woolworths.com.au
Manfaat Kandungan Capsaicin pada Cabai Hijau

Seperti jenis cabai lain, cabai hijau juga mengandung capsaicin yang membuatnya pedas. Apa khasiatnya buat kesehatan?


3 Manfaat Kesehatan Makan Cabai, Pedas Sedikit Masih Oke

4 hari lalu

Ilustrasi makanan pedas/Tokopedia
3 Manfaat Kesehatan Makan Cabai, Pedas Sedikit Masih Oke

Cabai tidak hanya memberikan rasa pedas, tetapi juga mengandung berbagai nutrisi dan senyawa bermanfaat bagi kesehatan


Melihat Sistem Parkir Berbasis RFID Karya Dosen PNL

5 hari lalu

Ilustrasi tempat parkir. (Carscoops)
Melihat Sistem Parkir Berbasis RFID Karya Dosen PNL

Sistem dirancang untuk meningkatkan keamanan dan mengetahui mobil yang masuk dan keluar di area parkir.


4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

5 hari lalu

Ilustrasi batuk pilek. Shutterstock
4 Tips Menyembuhkan Pilek secara Alami

Menyembuhkan pilek bisa dilakukan secara alami di rumah tanpa harus minum obat.


Pakar UGM Ajak Olah Prefrontal Cortex Otak saat Hadapi Kampanye Pemilu

5 hari lalu

Sejumlah Aktivis dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) membentangkan poster saat kampanye pemilu sehat pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Ahad, 20 Agustus 2023. Dalam kegiatan tersebut mereka mengkampanyekan Pemilu yang sehat, menolak politik SARA, memilih pemimpin yang berintegritas, dan mengajak masyarakat untuk memilih pada Pemilu 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pakar UGM Ajak Olah Prefrontal Cortex Otak saat Hadapi Kampanye Pemilu

Dosen UGM Novi Poespita Candra mengatakan, literasi yang baik penting dalam mengelola pikiran agar dapat mengontrol emosi.


Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

8 hari lalu

Ilustrasi hujan petir di Jakarta. Dok.TEMPO
Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

Salah satunya untuk menangkal petir dengan tidak menggunakan handphone, termasuk di dalam mobil.


Kemenag Gelontorkan Rp 30 Miliar untuk Riset Dosen

17 hari lalu

Ilustrasi riset pertanian. ANTARA/Zabur Karuru
Kemenag Gelontorkan Rp 30 Miliar untuk Riset Dosen

Kementerian Agama (Kemenag) menggelontorkan dana Rp 30 miliar untuk mendukung riset dosen.


Beasiswa IASP Kembali Dibuka, Kuliah Gratis di Austria Bagi Dosen Tetap

19 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Shutterstock.com
Beasiswa IASP Kembali Dibuka, Kuliah Gratis di Austria Bagi Dosen Tetap

Penerima beasiswa akan menjalani program pendidikan selama 36 bulan.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kakak Wamenkumham Dipecat UGM Buntut Dugaan Pelecehan Seksual, Kampus Terbaik Asia Tenggara

20 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kakak Wamenkumham Dipecat UGM Buntut Dugaan Pelecehan Seksual, Kampus Terbaik Asia Tenggara

Topik tentang Dosen UGM, Eric Hiariej, yang juga kakak dari Wamenkumham, dipecat UGM menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.