TEMPO.CO, Jakarta - Jerman berencana untuk melarang komponen yang dibuat oleh perusahaan Cina, seperti Huawei dan ZTE, dari bagian jaringan 5G miliknya. Langkah kehati-hatian tersebut merupakan bagian dari rencana pemerintah Jerman untuk merombak jaringan telekomunikasinya untuk mengatasi masalah keamanan nasional.
Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Jerman, dikutip Gizmochina, 7 Maret 2023, mengatakan bahwa pemerintah sedang melakukan tinjauan umum terhadap pemasok teknologi telekomunikasi dan menyiapkan draf daftar potensi ancaman.
Jika diberlakukan, larangan itu akan menghentikan operator telekomunikasi di seluruh Jerman untuk menggunakan komponen dari perusahaan Cina tertentu, seperti Huawei dan ZTE, di jaringan 5G mereka.
Larangan itu berpotensi akan menciptakan beban tambahan bagi operator telekomunikasi karena mereka mungkin harus melepas dan mengganti komponen yang sudah terpasang di jaringan tanpa kompensasi apa pun dari pemerintah.
Kemungkinan Jerman memutuskan hubungan dengan vendor Cina tidak terlalu mengejutkan, sebab Menteri Ekonomi Robert Habeck pernah mengungkapkan pada bulan November bahwa Jerman ingin mengurangi ketergantungan pada Cina.
Menurut survei Desember 2022 oleh konsultan telekomunikasi Eropa Strand Consult, ambisi 5G Jerman sebenarnya menjadi lebih bergantung pada Huawei. Survei menunjukkan bahwa Huawei menyumbang 59 persen dari RAN 5G Jerman, dibandingkan dengan 57 persen di jaringan 4G.
Menanggapi temuan ini, John Strand, pendiri Strand Consult, mengeluarkan peringatan kepada mereka yang bergerak lambat untuk melarang komponen jaringan yang berisiko. "Lebih berbahaya bergantung pada jaringan telekomunikasi Cina daripada bergantung pada gas Rusia," katanya. Infrastruktur digital disebutkan pondasi dalam hidup bermasyarakat.
Perang Teknologi
Perang teknologi antara AS dan Tiongkok telah meningkat selama bertahun-tahun dengan banyak sekutu seperti Jepang, Belanda, dan Korea Selatan bergabung dengan AS untuk mengekang kemajuan teknologi Tiongkok. Pemerintahan Biden gelisah dengan kemajuan teknologi Cina, terutama di bidang kecerdasan buatan dan teknologi futuristik. Hal ini membuat Amerika menjatuhkan sanksi pada ekspor teknologi ke Cina untuk memperlambat kemajuannya.
Baru-baru ini Komisi Eropa juga bergabung dengan grup ini, dengan melarang karyawannya menggunakan aplikasi media sosial milik Cina TikTok di perangkat terkait pekerjaan mereka, dengan alasan masalah keamanan siber. Meskipun Uni Eropa tidak secara eksplisit melarang Huawei atau vendor peralatan 5G lainnya, Inggris telah resmi melarang Huawei membuat kontrak baru di negara tersebut.
Dan yang terbaru, Jerman berencana untuk bergabung dengan grup ini untuk melarang perusahaan Cina. Noah Barkin, MD dari Rhodium Group's Cina, mengatakan bahwa rencana untuk melarang perusahaan Cina adalah tanda bahwa pemerintah Jerman akhirnya akan menganggap serius risiko terkait Cina terhadap keamanan nasional.
Selain itu, adanya sebuah makalah kementerian dalam negeri menyatakan bahwa pemasok tertentu dapat dilarang menyediakan komponen penting jika dianggap secara langsung atau tidak langsung dikendalikan oleh pemerintah negara lain.
Huawei, ZTE, dan pemerintah Cina telah berulang kali menolak klaim spionase dan ancaman keamanan nasional. Pemerintah Cina mengatakan bahwa sanksi yang sedang berlangsung dimotivasi oleh keinginan proteksionis untuk mendukung saingan non-Cina dan menghambat kemajuan teknologi Cina.
GIZMOCHINA | RCRWIRELESS | REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.