TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta melaporkan perkembangan terbaru kondisi kubah lava Gunung Merapi pasca-erupsi sepekan terakhir. Seperti telah diungkap sebelumnya, erupsi 11-12 Maret 2023 disertai longsoran kubah lava di sisi barat daya kawah yang kemudian memicu awan panas masif.
"Pasca kejadian rentetan awan panas guguran sejak 11-12 Maret 2023 lalu, kubah barat daya mengalami perubahan signifikan sedangkan kubah tengah tidak," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso, Jumat petang 17 Maret 2023.
Agus menjelaskan volume kubah tengah masih terukur sebesar 2.312.100 meter kubik per Kamis 16 Maret 2023. Sedangkan volume kubah barat daya sebesar 1.686.200 meter kubik--yang jauh berkurang dibandingkan dengan sebelum erupsi 11-12 Maret yang masih tercatat sebesar 2.759.100 meter kubik.
"Dengan kondisi terakhir itu, diprediksi volume kubah barat daya yang gugur saat erupsi 11-12 Maret sebesar 1.072.800 meter kubik," kata Agus sambil menambahkan material kubah ini terlempar atau luruh ke sejumlah sungai berhulu Merapi, utamanya Kali Bebeng dan Krasak sesuai luncuran dominannya.
Gugurnya satu juta lebih material kubah barat daya ke alur-alur sungai itu praktis meningkatkan potensi banjir lahar lebih besar jika puncak Merapi diguyur hujan terus menerus dengan durasi lama. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Agus.
Gunung Merapi kembali memuntahkan awan panas pada Jumat 17 Maret 2023. Awan panas guguran itu terjadi pukul 18.07 dan 19.30 WIB dengan jarak luncur 1,3 kilometer ke barat daya atau Kali Bebeng. Bandingkan dengan 11 Maret lalu yang hampir sejauh 4 kilometer.
Pada periode 10-16 Maret ini, Gunung Merapi telah memuntahkan total sekitar 68 kali awan panas ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng dan Krasak). Rentetan awan panas pada 11 dan 12 Maret 2023 menyebabkan hujan abu dengan intensitas yang bervariasi pada sektor barat, barat laut dan utara Gunung Merapi.
Hujan abu Gunung Merapi meliputi Kecamatan Dukun dan Sawangan di Kabupaten Magelang, juga di Kota Magelang. Hujan abu juga sempat terjadi di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, Kecamatan Ambarawa, Jambu, Sumowono, Pringapus, Banyubiru, Bawen Kabupaten Semarang.
Pilihan Editor: Peneliti Astronomi Sebut Awal Ramadan Tahun Ini Bakal Seragam, tapi Tidak untuk Lebaran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.