Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sambut Gerhana, Indonesian Pinhole Ajak Warga Merekam Gerak Matahari

Pemandangan proses fenomena gerhana matahari total yang terlihat di kawasan Bariloche, Patagonia, Argentina, 14 Desember 2020. Beberapa wilayah samudra Pasifik dan Atlantik juga dapat melihat fenomena tersebut. REUTERS/Carlos Barria
Pemandangan proses fenomena gerhana matahari total yang terlihat di kawasan Bariloche, Patagonia, Argentina, 14 Desember 2020. Beberapa wilayah samudra Pasifik dan Atlantik juga dapat melihat fenomena tersebut. REUTERS/Carlos Barria
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok penggemar fotografi lubang jarum Indonesian Pinhole mengajak warga dari Aceh sampai Papua terlibat dalam perekaman gerak matahari dalam rangka menyambut gerhana matahari. Menggunakan kamera lubang jarum yang terbuat dari kaleng bekas, lokasi perekamannya ditargetkan tersebar di 500 titik.

“Suryagrafi atau solargraphy adalah teknik khusus untuk merekam lintasan matahari,” kata fotografer Syafiudin Vifick di acara Talkshow Menyambut Gerhana Matahari Total 20 April 2023 oleh Observatorium Bosscha pada Sabtu, 19 Maret 2023.

Waktu perekaman gerak matahari di Indonesia itu berlangsung serentak sejak 18 Februari hingga 25 Maret 2023. Rencananya, menurut Vifick, semua karya foto solargraphy hasil pemotretan akan ditampilkan dalam pameran foto di Kupang serta buku digital. Waktu pameran dirancang April mendatang untuk menyambut momen gerhana matahari total 20 April dan Hari Internasional Kamera Lubang Jarum 30 April.

Tujuan kegiatan itu untuk mendokumentasikan lintasan matahari di berbagai daerah di Indonesia dengan data koordinat dan informasi potensi energi matahari serta visual yang artistik. Sasaran obyek gambarnya berlatar bangunan khas atau cagar budaya di lokasi masing-masing peserta. Panitia membuat 500 kamera lubang jarum yang dikirim dan dipinjamkan ke peserta.

Dari contoh hasil karya sebelumnya, kata Vifick, perekaman gerak matahari itu sekaligus mengamati cuaca. Misalnya pada perekaman di Malang selama 90 hari yang membentuk pola garis vertikal. “Ada bagian bolong karena waktu itu cuaca mendung atau hujan,” ujarnya. Garis vertikal lintasan matahari itu karena posisi Indonesia yang berada di daerah katulistiwa atau ekuator. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suryagrafi atau solarigraphy adalah teknik perekaman lintasan matahari dengan menggunakan kamera lubang jarum (pinhole), di mana kertas foto atau emulsi diekspos dalam waktu yang lama dari mingguan hingga tahunan. Lintasan surya itu akan terekam dengan bentuk garis-garis berwarna setelah pencucian foto. Penempatan kameranya seperti di tiang atau tembok lalu dihadapkan pada arah lintasan matahari di Indonesia yang bergerak dari timur ke barat.

Di beberapa lokasi peserta, ada beberapa laporan soal kamera yang hilang dari tempat pemasangan, seperti di Jawa Barat, Makasar, dan Bali. Panitia telah mengantisipasi kerentanan itu dengan menyiapkan kamera lima kali lipat dari target 100 hasil foto di berbagai lokasi.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

9 hari lalu

Gugus bola Messier 13, atau Gugus Hercules, seperti yang terlihat oleh Teleskop Luar Angkasa Hubble.  Di suatu tempat di tengah kerumunan bintang yang padat ini mungkin terdapat monster kosmik yang dikenal sebagai superstar.  (Kredit gambar: NASA, ESA, dan Hubble Heritage Team (STScI/AURA); Pengakuan: C. Bailyn (Universitas Yale), W. Lewin (Institut Teknologi Massachusetts), A. Sarajedini (Universitas Florida), dan W  .van Altena (Universitas Yale)) Kosmik
Legenda Monster Bintang di Alam Semesta, Jejak Kimianya Sudah Ditemukan

Sebagai perbandingan, bintang-bintang supermasif berukuran 5.000 sampai 10.000 kali lebih besar daripada bintang di tata surya kita, Matahari.


Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

15 hari lalu

Ilustrasi fenomena empat matahari alias sun dogs. (worldatlas.com)
Tahukah Warna Matahari Ternyata Putih, bukan Kuning

Apakah warna asli Matahari benar-benar kuning kejinggaan? Jawaban sederhananya, tidak. Mengapa? Simak selengkapnya berikut ini:


Siswa SD Ini Rela Tunggu Gerhana Bulan Penumbra hingga Dini Hari

28 hari lalu

Clavino Alfatih Firda Putra, 9 Tahun. (Tempo/Maria Fransisca Lahur)
Siswa SD Ini Rela Tunggu Gerhana Bulan Penumbra hingga Dini Hari

Clavino Alfatih Firda Putra, 9 tahun, menyatakan ia sangat ingin melihat gerhana bulan penumbra ini.


Siap-siap Gerhana Bulan Penumbra di Indonesia 5-6 Mei 2023, Bagaimana Bisa Terjadi?

30 hari lalu

Fase Puncak Gerhana Bulan Penumbra terlihat dari Denpasar, Bali, 23 Maret 2016. Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika bulan melintas di wilayah bayangan gelap kabur bumi (penumbra) yang membuat bulan seolah tidak mengalami gerhana. ANTARA/Fikri Yusuf
Siap-siap Gerhana Bulan Penumbra di Indonesia 5-6 Mei 2023, Bagaimana Bisa Terjadi?

Pada 5-6 Mei 2023, Gerhana Bulan Penumbra bisa disaksikan di sejumlah daerah di Indonesia.


Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

30 hari lalu

Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

Astronom menemukan sebuah bintang yang sedang melahap salah satu planetnya. Preview dari nasib planet Bumi.


Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei Bersamaan dengan Puncak Hujan Meteor

30 hari lalu

Proses terjadinya Gerhana Bulan Super Blood Moon di Kawasan Bundaran Senayan, Jakarta, Rabu, 26 Mei 2021.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei Bersamaan dengan Puncak Hujan Meteor

Pada saat gerhana bulan itu bulan memasuki fase purnama.


Asal-usul Hari Surya Sedunia Diperingati Tiap 3 Mei

31 hari lalu

Terhitung per Desember 2022, UGM berhasil menghemat energi dari pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 20 ribu kWh. Foto : UGM
Asal-usul Hari Surya Sedunia Diperingati Tiap 3 Mei

Mulanya ide advokat lingkungan Denis Hayes diterima sebagai Hari Surya Nasional, kemudian menjadi peringatan internasional pada 1994


BMKG: Gerhana Bulan Penumbra Akan Terjadi Tepat Tengah Malam 5-6 Mei

31 hari lalu

Fase Puncak Gerhana Bulan Penumbra terlihat dari Denpasar, Bali, 23 Maret 2016. Gerhana Bulan Penumbra terjadi ketika bulan melintas di wilayah bayangan gelap kabur bumi (penumbra) yang membuat bulan seolah tidak mengalami gerhana. ANTARA/Fikri Yusuf
BMKG: Gerhana Bulan Penumbra Akan Terjadi Tepat Tengah Malam 5-6 Mei

Gerhana Bulan Penumbra 5-6 Mei nanti adalah satu dari empat kali fenomena gerhana 2023 secara global.


Mengenal Bahaya Sinar UV bagi Kulit dan Kesehatan

33 hari lalu

Pemandangan matahari terbenam dari sudut pandang Greenwich Park, saat gelombang panas di London, Inggris, 18 Juli 2022. REUTERS/Maja Smialkowska
Mengenal Bahaya Sinar UV bagi Kulit dan Kesehatan

Walau memiliki beberapa manfaat bagi manusia, sinar UV juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.


5 Manfaat Sinar UV bagi Tubuh

34 hari lalu

Ilustrasi wanita di bawah paparan sinar matahari. Freepik.com
5 Manfaat Sinar UV bagi Tubuh

Meskipun sinar UV dianggap bahaya, namun ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat jika seseorang dapat memoderasi paparannya.