Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana agar Indonesia Bisa Raih Piala Oscar? Ini Kata Pakar Film Binus

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert berpose dengan Oscar mereka untuk Film Terbaik untuk
Sutradara Daniel Kwan dan Daniel Scheinert berpose dengan Oscar mereka untuk Film Terbaik untuk "Everything Everywhere All at Once" di ruang foto Oscar di Academy Awards ke-95 di Hollywood, Los Angeles, California, AS, 12 Maret 2023. Sejumlah pemenang Oscar merayakan kemenangan mereka dengan gaya yang heboh. REUTERS/Mike Blake
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ajang perfilman bergengsi Academy Awards ke-95 atau sering disebut piala Oscar telah resmi digelar sepekan lalu pada 12 Maret 2023. Film Everything Everywhere All at Once (EEAO) berhasil menjadi film dengan jumlah piala terbanyak di 7 kategori, termasuk Best Picture, Best Actress, dan Best Director.

Momen EEAAO yang meraih piala Oscar menarik perhatian publik di media sosial soal representasi Asia di industri perfilman Hollywood. Dosen Film Program Binus University sekaligus pakar film, Ekky Imanjaya, turut memberikan pendapatnya tentang isu keberagaman di Oscar dan bagaimana industri perfilman Indonesia dapat menembus ajang penghargaan tersebut.

Dia membahas tentang tagar #OscarsSoWhite yang muncul beberapa tahun belakangan, yang kemudian mendorong keberagaman dalam nominasi hingga pemenang Oscar. “The power of medsos yang disampaikan melalui hashtag ini membuat insan perfilman people of color, termasuk Asia, semakin diapresiasi," ujarnya dilansir dari laman Binus University pada Selasa, 21 Maret 2023.

Namun, kata dia, perlu diingat bahwa penentuan pemenang Oscar ini dilakukan secara voting oleh ribuan anggota Academy. Sehingga, menurut dia, yang dipilih tentunya yang menjadi top of mind yang berasal dari film-film yang dapat diakses dengan mudah.

Ekky menyebutkan dua hal utama yang mendorong tumbuhnya representasi Asia di Hollywood. Pertama, representasi dari para sutradara, aktor, dan aktris Asia yang kariernya dapat menembus Hollywood.

Kedua, promosi film-film yang dibuat di Asia yang kemudian menemukan popularitas di Amerika Serikat. Hal itu, menurut dia, sudah dilakukan oleh Parasite. Pemerintah Korea telah berinvestasi besar-besaran agar film tersebut dapat diputar di seluruh bioskop di Amerika Serikat. Dengan begitu, film tersebut dapat dengan mudah ditontpn.

"Parasite yang berhasil memenangkan kategori Best Picture piala Oscar 2020. Namun, cara yang kedua ini cukup berat karena Pemerintah Korea Selatan sendiri melakukan investasi besar-besaran untuk Parasite agar diputar di seluruh bioskop di Amerika Serikat. Sehingga, para juri dapat menonton dan akhirnya mem-voting,” jelasnya.

Lantas, bagaimana industri perfilman Indonesia dapat turut menembus ajang Oscar?

Dia menjelaskan bahwa sudah ada film Indonesia yang tembus ke Hollywood. Namun, masuknya secara sporadis. Dia mencontohkan The Raid yang dibintangi Iko Uwais dan Joe Taslim. "Mereka sudah main di banyak franchise seperti Star Wars dan Fast Furious. Meskipun ada juga yang batal tampil, namun setidaknya sudah mulai masuk ke dalam Hollywood melalui franchise film box office,” ujar Ekky.

Menurutnya, saat ini perfilman Indonesia sudah semakin baik kualitasnya. Beberapa film garapan sutradara Indonesia telah beberapa kali dinominasikan dan bahkan menjuarai festival film bergengsi dari seluruh dunia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Contohnya adalah Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak yang berhasil masuk dalam nominasi Directors’ Fortnight Art Cinema Award di Cannes Film Festival serta Autobiography yang berhasil meraih penghargaan Orizzonti and Parallel Sections di Venice Film Festival.

Meski begitu, dia menjelaskan untuk bisa mencapai Oscar, dibutuhkan investasi besar agar film-film Indonesia bisa ditonton di bioskop di Amerika Serikat.

"Oscar itu unik, bukan ajang internasional melainkan di Amerika Serikat saja. Pemilihnya bukan dari banyak negara tapi hanya dari Amerika Serikat saja. Sehingga apabila film Indonesia ingin menang, memang harus jor-jor-an untuk distribusi ke bioskop-bioskop Amerika Serikat,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Ekky menyampaikan bahwa investasi untuk distribusi film Indonesia harus ditingkatkan untuk membuak peluang Oscar. Selain itu, kualitas lulusan studi film juga harus dibina dengan berbagai program dan paparan dari pelaku industri perfilman internasional.

“Di Film Program Binus University kami memiliki program enrichment yang memberikan kesempatan magang di studio-studio film multinasional, bahkan sekarang sudah ada lulusan-lulusan yang bekerja di studio-studio seperti NBCUniversal," ujarnya.

Binus, kata dia, juga sering mendatangkan berbagai ahli perfilman sebagai dosen tamu supaya mahasiswa dapat memahami langsung kondisi dalam industri saat ini.

Ekky optimistis bahwa perfilman Indonesia akan semakin maju seiring dengan representasi yang kian masif dan juga kemajuan yang pesat dari segi pendidikan dan kualitas perfilman. Ke depannya, dia berharap para lulusan Film Program dapat semakin meningkat daya serapnya ke dalam industri dan juga mendukung industri perfilman Indonesia di kancah internasional.

Pilihan Editor: Pemkot Surabaya Berikan 1.339 Beasiswa Penghafal Kitab Suci dari 6 Agama

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

5 hari lalu

BINUS University Kukuhkan Prof. Ngatindriatun Sebagai Guru Besar, Gagas Smart Farming 5.0

Kegiatan tridharma perguruan tinggi dalam ketahanan pangan khususnya pengembangan Smart Farming 5.0 harus menyatukan keilmuan multidisipliner klaster ekonomi, pertanian dan teknik.


BINUS University Enam Kali Raih Global MIKE Award

19 hari lalu

BINUS University Enam Kali Raih Global MIKE Award

BINUS University kembali meraih penghargaan Global Most Innovative Knowledge Enterprise (MIKE) 2023 yang ke-6 kalinya berturut-turut sejak 2018


Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

21 hari lalu

Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri acara Batam Wonderfood & Art Ramadan, Sabtu, 1 Maret 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra.
Gairah Nonton Film Indonesia Meningkat, Sandiaga: Sudah Jadi Tuan Rumah di negeri Sendiri

Sandiaga mengatakan, kemajuan film Indonesia bisa dilihat dari angka penonton yang setiap tahun melampaui target.


Binus dan NYP Siap Gelar TFSCALE di Dua Negara

21 hari lalu

Binus dan NYP Siap Gelar TFSCALE di Dua Negara

Mahasiswa yang jadi peserta berkesempatan mempraktikkan hasil pelajaran di kampus untuk mencari ide brilian mengatasi permasalahan sampah.


Film Indonesia yang Menuai Kontroversi, Terbaru Film Kiblat

24 hari lalu

Film Kiblat. Instagram
Film Indonesia yang Menuai Kontroversi, Terbaru Film Kiblat

Kontroversi publik kerap tertuju pada beberapa film Indonesia. Simak artikel ini untuk mengetahui daftar film tersebut, salah satunya ada film Kiblat!


Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

24 hari lalu

Hari Film Nasional diperingati setiap 30 Maret. Sosok Usmar Ismail, yang melahirkan karya-karya legendaris pada 1950-an hingga 1970-an, menjadi catatan penting dalam sejarah perfilman Indonesia. ISTIMEWA
Hari Film Nasional, Reza Rahadian Ingin FFI Jaga Marwah dan Netralitas

Di momen Hari Film Nasional, Reza Rahadian berharap siapa pun yang akan menggantikannya bisa membawa kebaikan bagi film Tanah Air.


Hari Film Nasional, Riri Riza Melihat Sosok Usmar Ismail

24 hari lalu

Riri Riza Sutradara Film Laskar pelanggi berfoto di depan salah panel yang dipamerkan dalam Pameran Usmar Ismail. Pameran Usmar Ismail tersebut diadakan di Kopigo,  Kota Bukittinggi pada 28 Maret hingga  8 April 2024. TEMPO/ Fachri Hamzah.
Hari Film Nasional, Riri Riza Melihat Sosok Usmar Ismail

Riri Riza juga menjelaskan, bahwa karya-karya Usmar Ismail identik dengan keIndonesiaannya.


Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina Punya Harapan Besar untuk Sineas Muda

25 hari lalu

Prilly Latuconsina dalam acara konferensi pers Hari Film Nasional bersama Netflix Indonesia di Jakarta, Rabu, 27 Maret 2024. TEMPO/Marvela
Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina Punya Harapan Besar untuk Sineas Muda

Memperingati Hari Film Nasional, Prilly Latuconsina mengungkapkan harapannya untuk sineas muda dan masa depan industri perfilman Indonesia.


10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Terbaru Film Agak Laen

25 hari lalu

Poster film Agak Laen. Dok. Imajinari
10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Terbaru Film Agak Laen

Apa saja film Indonesia terlaris sepanjang masa? KKN di Desa Penari masih menjadi juaranya diikuti Agak Laen.


Momentum Kebaikan Buka Puasa Bersama Binus Senayan

26 hari lalu

Momentum Kebaikan Buka Puasa Bersama Binus Senayan

Buka Puasa Bersama BINUS sebagai wujud kepedulian dan kebersamaan.