Komunitas perhutanan sosial Ciwidey, Jawa Barat, Indonesia – lokasi agroforestri dengan kopi, alpukat, kismis, nanas, pisang, pinus, kayu putih dan lainnya. UNEP/Taufany Eriz
Mengatasi ancaman terhadap Hutan Indonesia
Indonesia merupakan salah satu kawasan hutan tropis terluas di dunia, dengan luas sekitar 95 juta hektare. Kawasan hutan ini tersebar di banyak pulau di negara itu dan mencakup separuh wilayah negara secara keseluruhan. Hutan Indonesia adalah rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan, termasuk Harimau Sumatera, Orangutan, dan Badak Jawa yang statusnya adalah hewan langka dan sudah sangat terancam punah.
Lalu, hutan Indonesia sudah menghadapi banyak ancaman yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Ancaman tersebut datang akibat deforestasi, penebangan liar, dan kebakaran hutan yang didorong oleh ekspansi pertanian, penebangan, dan aktivitas pertambangan.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia, luas hutan negara menurun sekitar 6,02 juta hektare antara tahun 2000 dan 2020. Tetapi, laju deforestasi menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari 2021 hingga 2022 deforestasi bersih adalah 113.000 hektare, yang terendah selama lebih dari 30 tahun.
Pemerintah Indonesia tentunya sudah mencoba berbagai cara untuk mengatasi deforestasi dan melindungi hutan. Ini mencakup moratorium permanen atas izin baru untuk konversi hutan primer dan lahan gambut, dan program nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari deforestasi dan degradasi hutan (dikenal sebagai REDD+). Namun, terlepas dari upaya ini, deforestasi dan degradasi hutan terus menjadi tantangan lingkungan yang signifikan di seluruh dunia.
“Hutan telah memberi kita begitu banyak. Kita perlu memberi kembali ke hutan kita. Pandemi Covid-19 telah memberi kita pengingat penting, bahwa manusia, hewan, dan lingkungan saling berhubungan erat. Jadi, dengan bekerja sama dengan pemerintah, FAO akan bekerja menghadapi tantangan untuk berkontribusi membuat hutan Indonesia lestari. Hutan yang sehat sangat penting bagi kesehatan kita. Keberadaan hutan yang sehat tak tergantikan,” Rajendra, menambahkan.
Pilihan Editor: Dunia Kehilangan Hutan Setiap Tahun Lebih dari Setengah Pulau Sulawesi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.