TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 176.413 siswa mendaftar melalui jalur prestasi akademik nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Ratusan ribu pendaftar itu memperebutkan kuota 58.626 kursi yang tersedia di 59 kampus.
"Telah terjadi peningkatan baik jumlah pendaftar siswa maupun jumlah siswa yang finalisasi," ujar Koordinator Pokja Humas Panitia Nasional PMB PTKIN M. Rikza Chamami di Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.
Rikza mengatakan jumlah pendaftar ke PTKIN tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Ada tiga jalur yang disiapkan dalam proses seleksi calon mahasiswa baru PTKIN.
Pertama, jalur SPAN proses penilaiannya menggunakan skor nilai rata-rata mata pelajaran, nilai rata-rata mata pelajaran pendukung, dan prestasi lainnya. Kemudian Ujian Masuk (UM), dan jalur mandiri yang diselenggarakan masing-masing PTKIN.
Untuk jalur SPAN, kata dia, pada 2022 jumlah siswa yang melakukan finalisasi pendaftaran sejumlah 172.971 siswa. Sementara tahun ini berjumlah 176.413 pendaftar. "Saat ini untuk jalur SPAN tengah dalam proses seleksi. Dokumen pendaftaran oleh siswa sedang dilakukan proses penilaian dan akan diumumkan pada 3 April mendatang," katanya.
Adapun jalur UM-PTKIN, proses pendaftarannya baru akan diselenggarakan pada 10 April hingga 15 Mei 2023. Sementara jalur mandiri baru diumumkan setelah pelaksanaan SPAN dan UM.
Ia menjelaskan pada 2023 ini terdapat 177.135 kuota mahasiswa baru PTKIN yang terbagi dalam tiga jalur tersebut dengan rinciannya SPAN 33 persen, UM 44 persen, dan Mandiri 23 persen.
Sementara itu Ketua PMB Nasional PTKIN Imam Taufiq mengatakan pada seleksi PTKIN 2023 ini, baik UIN, IAIN, dan STAIN, tidak hanya menerima para peserta di tingkat SMA dan MA, namun juga memberi kesempatan kepada para santri di pesantren muadalah.
"Selain siswa-siswi dari SMA dan MA, kami juga menerima para santri lulusan pondok pesantren muadalah," kata dia.
Pesantren Muadalah atau Pendidikan Muadalah sendiri merupakan pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren dengan berbasis kitab kuning.
"Kami ingin menjembatani mereka lulusan pondok pesantren untuk menjadi intelektual-intelektual muslim masa depan yang akan memberi dampak positif bagi keislaman dan keindonesiaan lewat PTKIN," kata dia.
Selain para santri dari pesantren muadalah, PMB PTKIN juga memberikan kesempatan kepada para peserta penyandang disabilitas.
Pilihan Editor: Bagaimana agar Indonesia Bisa Raih Piala Oscar? Ini Kata Pakar Film Binus