TEMPO.CO, Jakarta - Sahur memiliki makna makan dan minum pada dini hari yang disunahkan menjelang fajar sebelum subuh bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah puasa. Selain menghindarkan seseorang dari kondisi lemah karena berpuasa, juga ada keberkahan di dalam makan sahur.
Makan sahur merupakan kesempatan mengisi tubuh dengan energi, sel-sel tubuh yang bekerja membutuhkan energi yang berasal dari glukosa darah. Selain menunda rasa lapar dan menghindari kelesuhan selama puasa, manfaat sahur juga menjaga kadar gula dalam darah agar tetap stabil.
Baca juga:
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya Ira Purnamasari menjelaskan glukosa atau gula darah merupakan sumber energi bagi tubuh. Glukosa didapatkan dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, roti, tepung, dan kentang. Selain dari makanan, glukosa juga diproduksi secara alami di hati.
“Jika melewatkan makan sahur, maka akan berisiko mengalami hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal. Hipoglikemia terjadi bila kadar gula dalam darah di bawah 70 mg/dL,” katanya dilansir dari laman UM Surabaya pada Kamis, 23 Maret 2023.
Ira menjelaskan kondisi hipoglikemia atau gula darah rendah menyebabkan tubuh mengalami kekurangan energi untuk berativitas. Melewatkan sahur menyebabkan tubuh mengalami kekurangan nutrisi yang ditandai dengan muncul gejala seperti mudah lapar, pusing, lemas, sulit berkonsentrasi, pucat, keringat dingin, gemetar, jantung berdebar, hingga penurunan kesadaran.
“Maka penting bagi orang yang berpuasa untuk tidak melewatkan sahur, dengan memakan makanan yang mengandung sumber energi seperti karbohidrat, lemak, dan protein agar glukosa dalam darah tetap terjaga,” kata Ira.
Pilihan Editor: Madrasah Aliyah Negeri 4 Kirim Siswanya Jadi Imam Tawarih di 19 Masjid Jakarta