Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pegiat Sikapi Positif Pernyataan Hendropriyono tentang Aksara Nusantara

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Aksara Nusantara (PANDI)
Aksara Nusantara (PANDI)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pentingnya Indonesia memiliki aksara Nusantara diungkapkan Jend. TNI (Purn.) Prof. Dr. A. M. Hendropriyono dalam sebuah diskusi di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terkait Penyusunan Dokumen Ekonomi Pancasila baru-baru ini. Dia berpendapat sebagai bangsa, Indonesia perlu memiliki aksara Nusantara agar lebih bisa memahami dan mendalami karakter bangsa.

Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara itu membandingkan Indonesia dengan negara-negara lain yang memiliki aksaranya sendiri, seperti Cina, Korea, Bulgaria, Thailand, dan Rusia. “Kalau kita punya aksara tersendiri, baru kita bisa berdiri sama tinggi dan sama rendah dengan bangsa lain. Tidak hanya itu, Indonesia pun bisa maju dan menggali kemandirian serta kesejatiannya,” ujar Hendropriyono.

Menyikapi hal tersebut, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dan Komunitas Pegiat Aksara Nusantara menyambut positif apa yang dikatakan oleh Hendropriyono.

Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pemasaran, Pengembangan Usaha dan Kerjasama PANDI, mengatakan selama ini Komunitas Aksara Nusantara sangat aktif membantu PANDI untuk menjalankan program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN) yang mengusung digitalisasi aksara Nusantara sejak akhir 2019. PANDI kini berfokus pada pengajuan Internationalize Domain Name (IDN) berekstensi Jawa dan Bali.

“Upaya pelestarian dan pengenalan aksara Nusantara sudah sering dilakukan oleh komunitas pegiat aksara Nusantara sejak lama, dan pada akhirnya ikut membantu dalam program MIMDAN hingga saat ini. Bahkan sudah ada yang mendirikan yayasan untuk meneruskan digitalisasi aksara tersebut,” ujar Heru dalam keterangannya, Rabu, 22 Maret 2023.

Salah seorang pegiat aksara Jawa, Setya Amrih Prasaja, mengatakan apa yang disampaikan oleh Hendropriyono merupakan terobosan, dan momentum ini bisa dijadikan tonggak kesadaran peradaban bangsa Indonesia.

“Hal ini tentu sangat baik, sehingga bisa menjadi momentum anak cucu kita mengenal bahwa nenek moyang bangsa ini bukanlah orang-orang yang buta aksara. Harapannya siapa pun nanti yang diberi amanat untuk mengerjakan isu aksara ini bisa benar-benar bisa membuat kajian yang mendalam sehingga bangsa ini memiliki aksara Nusantara, aksara yang hadir sebagai aksara penyatu, bukan aksara yang hanya terkesan dibuat tambal sulam," ujar Setya.

"Memang butuh kedewasaan berpikir bersama oleh segenap anak bangsa, semoga sukses jayalah Indonesiaku, jayalah Nusantaraku,” tambah Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Amelya, Ketua Yayasan Budaya Nusantara Digital (YBND), menyambut baik apa yang diutarakan oleh Hendropriyono. “Saya sangat bahagia mendengar aksara Nusantara disinggung di ranah pemerintahan. Semoga ini bisa menjadi jalan agar bisa mengenalkan aksara Nusantara ke masyarakat luas melalui digitalisasi. Semoga ini bukan hanya sekedar retorika saja, melainkan ada tindak lanjut ke depannya dari stakeholder terkait,” imbuhnya.

Perwakilan dari pegiat aksara Bali, Dewa Ayu Carma Citrawati, mengungkapkan bahwa sangat penting bagi sebuah negara seperti Indonesia yang memiliki warisan aksara di setiap daerah memiliki aksara pemersatu. "Hal ini tentu akan memberikan angin segar kepada para pegiat aksara, generasi muda untuk lebih 'urati' terhadap aksaranya," terangnya.

Kepala Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak Universitas HKBP Nommensen Medan, Manguji Nababan, menyambut postif dan mendukung pernyataan Hendropriono tentang pentingnya Indonesia memiliki aksara Nusantara. "Bentuk fon aksaranya bisa diformulasi dari aksara-aksara etnik yang sudah ada. Dengan memiliki aksara tersendiri, bangsa Indonesia akan semakin bermartabat di hadapan bangsa lain," kata pegiat aksara Batak tersebut.

Perwakilan dari pegiat aksara Sunda, Salsa Valentina, mengatakan bahwa pernyataan  Hendropriyono itu sangat beralasan. Menilik sejarah aksara di Nusantara sudah ada sejak abad 4 seiring dengan ditemukannya prasasti dan naskah kuno peninggalan kejayaan kerajaan di masa lalu.

"Bukan tidak mungkin jika masyarakat pengguna aksara Nusantara yang sudah terstandar unicode bisa dijadikan aksara Nusantara, salah satunya bisa dipilih menjadi aksara persatuan. Saya akan mendukung sepenuhnya jika ada aksara persatuan Indonesia, wah keren sekali tentunya," tandasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PANDI Akan Berkolaborasi dengan Pengelola Domain Asia Pasifik untuk Memajukan Dunia Internet

19 September 2023

PANDI menyatakan komitmennya untuk mendukung tata kelola internet yang baik dan siap berkolaborasi untuk memajukan internet dunia saat mengikuti Asia Pacific Top Level Domain Association (APTLD) 84 Members Meeting di Seoul, Korea Selatan, pada 18-21 September 2023. (PANDI)
PANDI Akan Berkolaborasi dengan Pengelola Domain Asia Pasifik untuk Memajukan Dunia Internet

PANDI bersama dengan organisasi industri Internet regional lainnya berkomitmen untuk menjaga dan mendukung DNS yang kuat dan terpercaya.


Kilas Balik Hari Aksara Internasional

9 September 2023

Ilustrasi website dengan konten aksara Jawa. Kredit: PANDI
Kilas Balik Hari Aksara Internasional

Setiap negara mempunyai ciri khas aksara yang berbeda. Inilah kilas balik Hari Aksara Internasional.


PANDI Gelar Festival Domain Pertama dan Terbesar di Indonesia DomainFest .id

1 September 2023

PANDI menyelenggarakan festival domain pertama dan terbesar di Indonesia, DomainFest .id, di The Breeze BSD, Tangerang, 1-2 September 2023. (Tempo/ Erwin Z)
PANDI Gelar Festival Domain Pertama dan Terbesar di Indonesia DomainFest .id

DomainFest .id merupakan bentuk komitmen PANDI dalam memajukan industri Domain, Cloud dan Hosting di Indonesia.


PANDI Gelar DomainFest .id dan Kenalkan .id Sebagai Identitas Digital Indonesia

25 Agustus 2023

PANDI menyelenggarakan event DomainFest .id di The Breeze BSD, Tangerang, pada 1-2 September 2023. (PANDI)
PANDI Gelar DomainFest .id dan Kenalkan .id Sebagai Identitas Digital Indonesia

Event DomainFest .id ini merupakan bentuk komitmen PANDI dalam memajukan industri domain, cloud dan hosting di Indonesia.


Pandi Gandeng Kadin Dukung Domain .id Sebagai Identitas Digital Indonesia

18 Agustus 2023

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi) menjalin kerja sama dalam mendukung domain .id sebagai identitas digital Indonesia melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan di Balikpapan pada Rabu, 16 Agustus 2023. (Pandi)
Pandi Gandeng Kadin Dukung Domain .id Sebagai Identitas Digital Indonesia

Kadin Indonesia siap untuk mendukung domain .id agar wajib digunakan oleh seluruh anggota Kadin Indonesia


Perjalanan Karier Andika Perkasa Menantu Hendropriyono, Hasto Sebut Kans Eks Panglima TNI Cawapres Ganjar

20 Juli 2023

Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa berziarah ke makam Presiden pertama Soekarno di Blitar, Jawa Timur pada Rabu, 21 Juni 2023 dengan ditemani sejumlah politikus PDIP. Istimewa
Perjalanan Karier Andika Perkasa Menantu Hendropriyono, Hasto Sebut Kans Eks Panglima TNI Cawapres Ganjar

Hasto Kristiyanto Sekjen PDIP mengatakan eks Panglima TNI Andika Perkasa memiliki kans untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai cawapres.


Cerita Hendropriyono Menggalang Panji Gumilang untuk Hambat NII

10 Juli 2023

Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang tiba untuk pemeriksaan dalam kasus dugaan penistaan agama di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. Bareskrim Polri telah menaikkan perkara dugaan penistaan agama yang menjerat Panji Gumilang ke tahap penyidikan, setelah laporan mengenai pernyataan jika Al-Quran merupakan Kalam Nabi Muhammad oleh sejumlah organisasi. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Cerita Hendropriyono Menggalang Panji Gumilang untuk Hambat NII

Hendropriyono mengatakan, usai dilantik sebagai Kepala BIN pada 2021, ia melancarkan misi menggalang Panji Gumilang untuk menghambat pergerakan NII.


Menantu Hendropriyono, Andika Perkasa Ziarah ke Makam Bung Karno dan Bung Hatta, Ada Apakah?

3 Juli 2023

Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Andika Perkasa berziarah ke makam Presiden pertama Soekarno di Blitar, Jawa Timur pada Rabu, 21 Juni 2023 dengan ditemani sejumlah politikus PDIP. Istimewa
Menantu Hendropriyono, Andika Perkasa Ziarah ke Makam Bung Karno dan Bung Hatta, Ada Apakah?

Mantan Panglima TNI yang juga menantu AM Hendropriyono Jenderal Purnawirawan Andika Perkasa ziarah ke makam Bung Karno dan Bung Hatta. Ada apakah?


Pejabat Negara Ini Pernah ke Ponpes Al Zaytun dari Soeharto hingga Hendropriyono yang Mewakili Megawati

28 Juni 2023

TEMPO/Budi Yanto
Pejabat Negara Ini Pernah ke Ponpes Al Zaytun dari Soeharto hingga Hendropriyono yang Mewakili Megawati

Sejumlah pejabat negara ternyata pernah datang ke Ponpes Al Zaytun dari Soeharto, BJ Habibie, Hendropriyono yang mewakili Megawati dan Jusuf Kalla.


Tokoh yang Pernah Datang ke Ponpes Al Zaytun, dari Moeldoko hingga Suryadharma Ali

27 Juni 2023

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Dalam kesempatan tersebut, Moeldoko tidak membantah dirinya pernah beberapa kali bertemu dengan anggota dan eks anggota Partai Demokrat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Tokoh yang Pernah Datang ke Ponpes Al Zaytun, dari Moeldoko hingga Suryadharma Ali

Ponpes Al Zaytun tetap eksis sampai hari ini. Pernah didatangi tokoh-tokoh antara lain Moeldoko, Hendropriyono, Suryadharma Ali, hingga Ibas.