TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia meluncurkan program Merdeka Belajar pada 2020 untuk menghadapi tantangan pendidikan di era digital dan mendorong kemandirian belajar bagi siswa di seluruh Indonesia.
Konsep ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan siswa dan meningkatkan daya saing bangsa. Namun, apa sebenarnya konsep Merdeka Belajar dan bagaimana konsep ini diterapkan di dunia pendidikan?
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan, Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati.
Merdeka Belajar dapat diartikan sebagai kebebasan belajar, yaitu kebebasan siswa untuk memilih jenis pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.
Konsep Merdeka Belajar ini berfokus pada kemandirian belajar, di mana siswa dapat menentukan arah pembelajaran mereka sendiri dan bertanggung jawab atas hasil belajar mereka.
Dalam konsep ini, guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, sementara siswa berperan aktif dalam mengeksplorasi materi pembelajaran dan memilih metode pembelajaran yang paling efektif bagi mereka.
Sehingga kesempatan bagi para siswa terbuka lebar untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas dan variatif, serta memupuk rasa ingin tahu dan kreativitas.
Untuk menerapkan konsep Merdeka Belajar, pemerintah telah memperkenalkan beberapa program, antara lain:
Kurikulum 2013 yang berfokus pada pengembangan keterampilan dan karakter siswa, serta memperhatikan keragaman budaya dan kebutuhan lokal.
Penguatan Sekolah sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak yang kesulitan mengakses pendidikan formal.
Program Guru Garis Depan (GGD) yang bertujuan untuk memperkuat kualitas guru dan meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil.
Program Satu Data Pendidikan untuk mengintegrasikan data pendidikan di seluruh Indonesia.
Dalam era digital, konsep Merdeka Belajar semakin penting untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global. Penggunaan teknologi informasi dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan akses pendidikan dan memberikan pengalaman belajar yang lebih variatif.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa konsep Merdeka Belajar bukanlah sekadar penggunaan teknologi informasi, tetapi juga memperkuat kemandirian belajar dan kreativitas siswa.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Merdeka Belajar adalah “sebuah gerakan sosial yang mengajak semua pemangku kepentingan pendidikan untuk bersama-sama membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, merdeka, dan berkualitas”.
Konsep Mereka Belajar diharapkan dapat memperkuat sistem pendidikan Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
KEMDIKBUD | ANTARA
Pilihan editor : Tiga Pilar dalam Program Merdeka Belajar ke-23
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.