Bumi Super Diperkirakan Lebih Layak Huni
Hipotesis berikutnya datang dari astronom Chris Impey yang mengunggah artikel menyatakan bahwa Bumi Super, planet ekstrasurya yang ukurannya berada di antara Bumi dan Neptunus, mungkin lebih layak huni daripada Bumi kita sendiri. Jumlahnya berdasarkan proyeksi saat ini, sekitar sepertiga dari semua eksoplanet adalah Bumi Super sehingga menjadikannya jenis eksoplanet yang paling umum di Bima Sakti. Bumi Super paling dekat ‘hanya’ berjarak enam tahun cahaya dari Bumi.
Selanjutnya, Impey menjabarkan bagaimana kondisi Bumi Super. Planet yang berukuran besar lebih mungkin aktif secara geologis, fitur yang mendorong evolusi biologis. Jadi, planet yang paling layak huni akan memiliki kira-kira dua kali massa Bumi, antara 20–30 persen lebih besar volumenya. Hal itu juga menjadi faktor hadirnya lautan yang cukup dangkal untuk cahaya merangsang kehidupan sampai ke dasar laut dan suhu rata-rata 25 derajat celsius.
Bumi Super juga memiliki atmosfer yang lebih tebal sebagai selimut isolasi. Planet seperti itu pada akhirnya akan mengorbit bintang yang lebih tua daripada matahari untuk memberi kehidupan untuk berkembang lebih lama serta memiliki medan magnet kuat sebagai pelindung radiasi kosmik. Para ilmuwan berpikir bahwa kombinasi atribut ini akan membuat planet menjadi sangat layak huni.
Diberi nama TOI 700 d, planet ini ditemukan teleskop The Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) NASA. NASA/Goddard Space Flight Center
Teleskop Webb akan dapat melihat lebih dekat beberapa Bumi Super dan menganalisis atmosfernya untuk kemungkinan sinyal-sinyal kehidupan kimiawi yang dikenal sebagai tanda biologis (biosignature).
Mars Lebih Hangat dan Basah
Selama beberapa dekade, ilmuwan berdebat apakah Mars lebih hangat dan basah beberapa miliar tahun lalu. Atau dingin dan basah? Atau dingin dan kebanyakan kering?
Siaran pers dari SETI Institute menguraikan bukti baru bahwa Mars terlahir basah dengan atmosfer yang padat. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa lautan hangat sempat ada selama jutaan tahun di planet merah tersebut.
Para peneliti kemudian mengembangkan model pertama evolusi atmosfer Mars yang menghubungkan suhu tinggi dari pembentukan Mars dalam keadaan cair hingga pembentukan lautan dan atmosfer pertama. Hasilnya menyiratkan bahwa, seperti di Bumi, uap air terkonsentrasi di atmosfer yang lebih rendah dan terkondensasi menjadi awan.
“Kami yakin telah membuat model bab yang terlewatkan dalam sejarah paling awal Mars tepat setelah planet itu terbentuk," kata Kaveh Pahlevan dari SETI Institute. Untuk menjelaskan data tersebut, atmosfer Mars purba pasti sangat padat (lebih dari 1000 kali kepadatan atmosfer modern) dan mayoritas terdiri dari molekul hidrogen (H2).
Temuan dari pemodelan ini dinilai penting karena H2 dikenal sebagai gas rumah kaca yang kuat di lingkungan padat. Atmosfer padat itu memungkinkan lautan air hangat atau panas terdahulu menjadi stabil di permukaan Mars selama jutaan tahun hingga secara bertahap hilang ke luar angkasa. "Untuk alasan ini, kami menyimpulkan bahwa sebelum Bumi terbentuk, Mars sudah terlahir basah.”
Baca halaman berikutnya: indikasi pendukung lainnya dari danau dan lautan purba Mars