Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Negara Pemilik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Terbesar di Dunia

image-gnews
Ilustrasi pembangkit listrik nuklir. REUTERS/Stephane Nitschke
Ilustrasi pembangkit listrik nuklir. REUTERS/Stephane Nitschke
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit listrik thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya untuk memutar turbin. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap (PLTU), menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin.

Mengutip dari laman Badan Tenaga Nuklir Nasional, putaran turbin inilah yang diubah menjadi energi listrik. Sebuah PLTN biasanya menggunakan uranium karena reaksi pembelahan intinya dapat menghasilkan energi panas yang sangat besar.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mega Watt listrik (MWe) sampai 2000 MWe. Melansir dari laman World Nuclear Association, berikut 5 negara penghasil listrik tenaga nuklir terbesar di dunia:

1. Amerika Serikat 

AS memiliki 92 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 94,7 Giga Watt listrik (GWe). Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 19,6 persen listrik negara. Ada empat reaktor AP1000 yang sedang dibangun, tetapi dua di antaranya telah dibatalkan. 

Salah satu alasan berhentinya pembangunan ini adalah evolusi yang sukses dalam strategi pemeliharaan. Selama 15 tahun terakhir, peningkatan kinerja operasional telah meningkatkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga nuklir AS, dengan peningkatan output setara dengan 19 pembangkit 1000 MWe baru yang sedang dibangun. 

Sebelumnya, pada tahun 2016, reaktor tenaga nuklir baru pertama mulai beroperasi di negara ini selama 20 tahun. Meskipun demikian, jumlah reaktor yang dapat dioperasikan telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Sementara penutupan dini disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor termasuk gas alam yang murah, liberalisasi pasar, subsidi berlebihan dari sumber terbarukan, dan kebijakan politik.

2. Cina

China memiliki 55 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 53,3 GWe. Pada tahun 2021, nuklir menghasilkan 5 persen dari listrik negara. Negara ini terus mendominasi pasar untuk pembangunan nuklir baru, dengan 21 reaktor yang sedang dibangun pada akhir Juli 2022. 

Sebelumnya, pada tahun 2018 China menjadi negara pertama yang menugaskan dua desain baru AP1000 dan Experimental Power Reactor (EPR). China memasarkan Hualong One untuk ekspor, desain reaktor yang sebagian besar buatan sendiri. Dorongan kuat untuk mengembangkan tenaga nuklir baru di China berasal dari kebutuhan untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

3. Prancis

Prancis memiliki 56 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 61,4 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 69 persen dari listrik negara. Kebijakan energi tahun 2015 bertujuan untuk mengurangi bagian negara dari pembangkit nuklir menjadi 50 persen pada tahun 2025. 

Namun target ini sekarang telah ditunda hingga tahun 2035. Menteri energi negara mengatakan bahwa target tersebut tidak realistis, dan akan meningkatkan karbon dioksida, emisi, dan membahayakan keamanan pasokan dan membahayakan pekerjaan di negara tersebut. 

4. Rusia

Rusia memiliki 37 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 27,7 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini menghasilkan 20 persen listrik negara. Keputusan pemerintah pada tahun 2016 menetapkan pembangunan 11 reaktor tenaga nuklir tambahan pada tahun 2030.

Pada awal tahun 2022, Rusia memiliki tiga reaktor yang sedang dibangun, dengan kapasitas gabungan sebesar 2,6 GWe. Kekuatan industri nuklir Rusia tercermin dalam dominasi pasar ekspor untuk reaktor baru. 

Industri nuklir nasional di negara ini juga terlibat dalam proyek reaktor baru di Belarus, China, Hongaria, India, Iran dan Turki, dan dalam berbagai tingkatan sebagai investor di Aljazair, Bangladesh, Bolivia, India, Yordania, Kazakstan, Nigeria, Afrika Selatan, Tajikistan dan Uzbekistan.

5. Korea Selatan

Korea Selatan memiliki 25 reaktor nuklir yang dapat dioperasikan, dengan kapasitas bersih gabungan sebesar 24,4 GWe. Pada tahun 2021, nuklir ini dapat menghasilkan 28 persen listrik negara. Korea Selatan juga memiliki tiga reaktor nuklir baru yang sedang dibangun di dalam negeri dan sedang membangun pabrik empat unit di Uni Emirat Arab.

WINDA OKTAVIA

Pilihan Editor: Pengamat Sebut Tiga Syarat Agar Pengembangan PLTN di Indonesia Berjalan Lancar

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Gandeng Perusahaan Rusia Rosatom Kembangkan Teknologi Nuklir untuk Kesehatan

18 jam lalu

Suasana Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
BRIN Gandeng Perusahaan Rusia Rosatom Kembangkan Teknologi Nuklir untuk Kesehatan

BRIN jalin kerjasama dengan perusahaan energi Rusia Rosatom untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kesehatan.


Badan Nuklir Rusia: IKN Cocok Gunakan Teknologi Nuklir

1 hari lalu

Pekerja mengecek panel surya di area pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis !5 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Badan Nuklir Rusia: IKN Cocok Gunakan Teknologi Nuklir

Pemerintah Indonesia bisa mengkolaborasikan pemanfaatan energi nuklir dengan energi lainnya dalam operasional IKN.


Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

3 hari lalu

Warga memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel, di tengah permusuhan antara Hizbullah dan pasukan Israel, di Beirut, Lebanon, 11 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

Israel diduga lakukan serangan bom uranium ke Beirut, Lebanon. Bom jenis ini telah dilarang secara internasional


Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

18 hari lalu

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di hadapan Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-79 di markas besar PBB di New York, AS, 27 September 2024. REUTERS/Mike Segar
Benjamin Netanyahu Mengutuk Iran di Sidang Umum PBB

Benjamin Netanyahu beralasan serangan yang dilakukannya pada Hizbullah di Lebanon adalah bentuk pertahanan.


Fakta-fakta tentang Persenjataan Nuklir Rusia, yang Terbesar di Dunia

18 hari lalu

Rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan selama uji coba di kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk, Rusia, Rabu, 20 April 2022. Rusia mengatakan telah melakukan uji peluncuran pertama rudal balistik antarbenua Sarmat, persenjataan nuklir yang menurut Presiden Vladimir Putin akan membuat musuh mereka ciut. Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS
Fakta-fakta tentang Persenjataan Nuklir Rusia, yang Terbesar di Dunia

Rusia mewarisi senjata nuklir Uni Soviet sehingga kini Putin menguasai sekitar 5.580 hulu ledak nuklir, yang terbesar di dunia.


Pemerintah Berencana Bangun PLTN di 2032

21 hari lalu

Aktivis lingkungan PBHI saat melakukan aksi penyampaian Somasi (Teguran) kepada Pemerintah Jepang terkait dengan Pembuangan Limbah Nuklir PLTN Fukushima Daiichi (Air Limbah Nuklir Fukushima)  ke Laut di depan Kedubes Jepang, Jakarta, Senin 15 Januari 2024. Dalam aksinya aktivis mengkhawatirkan kondisi laut Jepang yang sudah dicemari oleh limbah nuklir. Dalam jangka panjang limbah ini berpotensi mencemari perairan Indonesia, khususnya Jakarta. TEMPO/Subekti.
Pemerintah Berencana Bangun PLTN di 2032

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pemerintah akan bangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2032.


Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nuklir IAEA 2024, Begini Rencana BRIN Memanfaatkannya

23 hari lalu

Ilustrasi gedung BRIN. Shutterstock
Jadi Tuan Rumah Lokakarya Nuklir IAEA 2024, Begini Rencana BRIN Memanfaatkannya

Workshop Infrastruktur Nuklir diselenggarakan di kantor pusat BRIN melibatkan 21 negara anggota IAEA mulai hari ini sampai Jumat mendatang.


China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

25 hari lalu

Pedagang menyiapkan makanan laut untuk dijual di Pasar Luar Tsukiji di Tokyo, Jepang, 12 Agustus 2024. REUTERS/Willy Kurniawan
China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima


Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

28 hari lalu

Nuklir merupakan pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan energi listrik, namun, Indonesia belum melirik pemanfaatannya.
Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.


Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

29 hari lalu

Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, saat memberi kuliah umum di Hari Ulang Tahun ke-300 Universitas Saint Petersburg, Rusia, pada Senin, 16 September 2024. Megawati menyampaikan kuliah bertema Tantangan Geopolitik dan Pancasila sebagai Jalan Tata Dunia Baru kepada mahasiswa di universitas tersebut. Foto: Humas PDIP
Megawati Sambangi Rusia, Mencuat Wacana St Petersburg University Bangun Kampus di RI

Megawati mengatakan Indonesia butuh bantuan dalam proses ilmu dasar bidang nuklir, metalurgi, kimia, nanoteknologi, bioteknologi dari Rusia.