TEMPO.CO, Boyolali - Ryura Assyifa Ramadhina, siswi kelas XII SMA Pradita Dirgantara berhasil diterima di 10 universitas ternama di luar negeri. Kampus tersebut tersebar di sejumlah negara yaitu Kanada, Australia, Amerika, dan Belanda.
Adapun 10 universitas itu di antaranya Monash University, University of Sydney, University of California (UC) Davis, Wageningen University and Research (WUR), The University of Western Australia, University of Toronto, Queensland University, dan The University of British Columbia (UBC).
Di University of Toronto, dia diterima di tiga program studi yakni mathematical & physical sciences, co-op mathematical di kampus Scarborough, dan mechanical engineering atau teknik mesin.
Keberhasilan yang diraih Ryura membutuhkan perjuangan. Remaja asal Solo berusia 17 tahun ini memulai persiapan sejak duduk di Kelas 11 pada Juni 2022. Bersama 29 siswa lainnya yang ingin berkuliah di luar negeri, alumnus SMP Negeri 1 Solo itu mengikuti berbagai program dan bimbingan yang difasilitasi pihak sekolah.
Berbagai persiapan dilakukan mulai dari pendaftaran, pembuatan esai, wawancara, hingga pembuatan paspor. Ryura dan teman-temannya memulai proses pendaftaran pada November 2022. Menurutnya, proses yang cukup berat adalah saat mengurus pendaftaran ke kampus-kampus di Amerika Serikat.
"Persyaratan dari kampus-kampus Amerika lebih ketat. Saya harus menyiapkan esai padahal saya itu awalnya enggak jago nulis," tutur Ryura ketika ditemui Tempo di SMA Pradita Dirgantara pada Kamis, 6 April 2023.
Ketika menulis esai, ia mesti bolak-balik revisi sebelum sebelum akhirnya rampung. Saat itu, ia sempat merasa ingin menyerah dan tak melanjutkan menulis esai. Namun, berkat dukungan orang tua, guru, serta teman-temannya dia berhasil menyelesaikan semua persyaratan. Ia pun memotivasi dirinya dengan mengingat mimpinya belajar untuk sekolah di luar negeri.
"Saya bener-bener nge-blank dan takut mulai dari mana. Saya juga sempat ingin menyerah," katanya.
Kampus yang dipilih Ryura didominasi jurusan chemical engineering dan aerospace engineering atau teknik kedirgantaraan. Alasan ia mengambil jurusan mechanical engineering atau aerospace engineering karena memang minatnya di bidang aerospace.
"Aerospace memang jadi passion saya sejak kecil. Awal mulanya karena orang tua saya dulu sering mengajak ke bandara dan melihat pesawat. Adik saya juga kolektor miniatur-miniatur pesawat," ungkap dia.
Saat duduk di bangku SMP, Ryura sering mencari tahu tentang aerospace melalui internet. Bahkan, dia kerap mengikuti kursus daring gratis untuk kelas aerospace. "Saya sering mengikuti free course supaya bisa belajar tentang aerospace dan aerospace structure and material," tuturnya.
Ketika SMA Pradita Dirgantara melakukan sosialisasi ke SMP Ryura, ia pun memutuskan untuk melanjutkan SMA di sekolah itu. Setelah melalui serangkaian seleksi yang ketat, Ryura berhasil masuk ke SMA Pradita Dirgantara. Di sekolah itu pula ia lalu belajar lebih jauh materi-materi seputar teknik dirgantara.
Dari 10 universitas luar negeri yang menerimanya, Ryura memutuskan untuk memilih University of Toronto Canada jurusan mechanical engineering. "Karena di University of Toronto itu ada opportunity buat research yang lebih gede. Di universitas itu lebih fokus untuk practical skill yang bisa ditetapkan di bidang engineering," katanya.
Ryura bertekad akan berusaha keras menyelesaikan studi dengan baik serta mengembangkan passionnya di bidang chemical engineering atau aerospace engineering. "Dan kalau nanti selesai dan pulang kembali ke Indonesia, saya ingin bisa berkontribusi untuk negara Indonesia ini," ucapnya.
Adapun saat ini Ryura mengaku masih menunggu pengumuman satu kampus lain di luar negeri.
Pilihan Editor: Siswa MAN IC Serpong Ini Diterima di 13 Kampus Luar Negeri, Persiapan Sejak SMP