Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Siswa SD Ini Menjadi Petugas Penjaga Teleskop Gerhana Matahari di Planetarium

image-gnews
Rangga Hamka Permana, 11 tahun, siswa kelas 4 SDN 03 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, menjadi petugas penjaga teleskop di Planetarium Jakarta saat gerhana matahari. (TEMPO/Maria Fransisca Lahur)
Rangga Hamka Permana, 11 tahun, siswa kelas 4 SDN 03 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, menjadi petugas penjaga teleskop di Planetarium Jakarta saat gerhana matahari. (TEMPO/Maria Fransisca Lahur)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang gerhana matahari 20 April 2023, Planetarium dan Observatorium Jakarta melatih calon petugas yang akan menjaga teleskop. Saat fenomena alam itu, Planetarium membuka kesempatan pada warga untuk mengamatinya melalui beberapa teleskop milik Planetarium.

Mengingat banyak staf Planetarium yang bertugas mengamati gerhana di berbagai wilayah Indonesia, untuk penjaga teleskop akan dibantu oleh klub astronomi di bawah binaan Planetarium, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ).

Para anggota HAAJ ini diberi pembekalan untuk bertugas, bukan hanya berlatih memasang dan mengenali teleskop yang nanti menjadi pegangannya, namun juga cara melayani pengunjung.

Widya Sawitar, astronom dan mantan Kepala Satuan Pelaksana Teknis, Pertunjukan dan Publikasi di Planetarium, turut memberi pembekalan. “Meladeni pengunjung ada seninya,” kata Widya di Teater Jakarta, Sabtu, 8 April 2023.

Widya mengatakan semakin petugas gugup, pengunjung makin senang. Ia mengingatkan, di zaman media sosial ini, kegugupan petugas semakin menjadi bahan konten. “Satu sisi negatif . gembira di atas penderitaan orang lain,” jelasnya. Salah satu pesannya, data seputar gerhana yang telah dipelajari bisa lupa saat menghadapi banyak pengunjung.

Siswa SD jadi calon petugas

Di antara calon petugas saat gerhana matahari adalah Muhamad Asy Syarif, 7 tahun, yang masih duduk di bangku SD.  HAAJ memang menerima anggota berusia muda yang tertarik mempelajari astronomi.

Syarif, awalnya ingin mudik Lebaran, tapi akhirnya memilih lebih tertarik bertugas. “Di sini lebih ramai. Aku bakal siap nih,” kata Syarif mengenai kesiapan menghadapi pengunjung. Ia hanya akan menjawab pertanyaan yang dirasa sanggup.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, juga ada Rangga Hamka Permana, 11 tahun, siswa kelas 4 SDN 03 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.  Ia menyukai astronomi sejak TK karena menonton YouTube tentang luar angkasa.

Tugas Rangga adalah adalah mengarahkan teleskop ke matahari. Ia juga sudah mengajak teman sekolah untuk mengamati gerhana di TIM. “Nanti tanggal 20 April ada gerhana, aku yang jadi petugas teleskop. Kalian mau ikut lihat nggak ?” kata Rangga menirukan saat mengajak teman. Ia menyatakan sudah terbayang akan ditanyai pengunjung yang berusia jauh di atas. 

Ronny Syamara, instruktur dari Planetarium, mengatakan Planetarium mendukung agar mereka semakin percaya diri berhadapan dengan banyak orang. “Kalaupun ada kesalahan akan kita koreksi,” ujarnya.

Menurutnya, setidaknya dengan bicara dengan pengunjung membuat nilai lebih bagi anak tersebut dan mentalnya naik. Pengunjung juga akan memaklumi, tapi keberanian mereka untuk menyampaikan suatu informasi menjadi nilai plus. “Kami tidak hanya membekali ilmu tentang astronomi tapi psikologinya dan keberaniannya,” jelasnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

18 hari lalu

Ilustrasi penganiayaan
Berdalih Demi Solidaritas, Dua Pelajar di Sukabumi Aniaya Siswa Sekolah Lain Hingga Tewas

Polres Sukabumi mengungkap motif penganiayaan yang dilakukan dua pelajar salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Cicurug


Disdik DKI Bina Siswa yang Ikut Demo Tolak Revisi UU Pilkada

23 hari lalu

Ratusan pelajar STM melakukan aksi lanjutan Kawal Putusan MK dan menolak pengesahan revisi UU Pilkada menggeruduk Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024. Aksi demonstrasi muncul setelah adanya upaya dari DPR yang disebut-sebut bakal menganulir putusan MK. Upaya anulir putusan MK itu dilakukan melalui agenda rapat Badan Legislasi atau Baleg DPR. Aksi demonstrasi dimulai pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang diikuti berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga koalisi sipil. TEMPO/Subekti.
Disdik DKI Bina Siswa yang Ikut Demo Tolak Revisi UU Pilkada

Sejumlah siswa sempat ditangkap oleh kepolisian saat aksi Kawal Putusan MK itu.


Disdik DKI Jakarta Catat Ada 92 Siswa Ditahan Polisi karena Ikut Demo Tolak RUU Pilkada

25 hari lalu

Ratusan pelajar STM melakukan aksi lanjutan Kawal Putusan MK dan menolak pengesahan revisi UU Pilkada menggeruduk Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Jumat 23 Agustus 2024. Aksi demonstrasi muncul setelah adanya upaya dari DPR yang disebut-sebut bakal menganulir putusan MK. Upaya anulir putusan MK itu dilakukan melalui agenda rapat Badan Legislasi atau Baleg DPR. Aksi demonstrasi dimulai pada Kamis, 22 Agustus 2024, yang diikuti berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga koalisi sipil. TEMPO/Subekti.
Disdik DKI Jakarta Catat Ada 92 Siswa Ditahan Polisi karena Ikut Demo Tolak RUU Pilkada

Disdik DKI Jakarta mengerahkan timnya untuk menindaklanjuti siswa yang ditangkap polisi akibat ikut demo kawal RUU Pilkada.


Jepang Kucurkan Bantuan untuk Madrasah Ibtidaiyah di Bulukumba

42 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Jepang Kucurkan Bantuan untuk Madrasah Ibtidaiyah di Bulukumba

Jepang memberikan bantuan pembangunan gedung sekolah dan pengadaan peralatan ruang kelas baru untuk Madrasah Ibtidaiyah di Bulukumba


Samsung Innovation Campus Bekali Siswa dan Mahasiswa Keterampilan Berbasis IoT dan AI

54 hari lalu

Peserta Samsung Innovation Campus mengikuti AI Product Development Bootcamp, rangkaian program Samsung Innovation Campus Batch 5 2023/2024. (Samsung)
Samsung Innovation Campus Bekali Siswa dan Mahasiswa Keterampilan Berbasis IoT dan AI

Inisiatif yang dilakukan Samsung dalam mengemas keseluruhan program Samsung Innovation Campus tahun ini didasari oleh tren teknologi, khususnya AI.


Jurusan SMA Dihapus, Tanggapan dari Perguruan Tinggi hingga Pengamat Pendidikan

55 hari lalu

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
Jurusan SMA Dihapus, Tanggapan dari Perguruan Tinggi hingga Pengamat Pendidikan

Kebijakan penghapusan jurusan SMA terus disoroti oleh para pengamat hingga perguruan tinggi


UNICEF dan Australia Luncurkan Fase Baru dari Program Pembelajaran Kelas Awal untuk Anak-anak di Papua

16 Juli 2024

Tiga anak suku Moi berbincang di Kampung Malasigi, Distrik Klayili, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Rabu 12 Juni 2024. Pertamina EP Papua Field yang bekerja sama dengan Pemprov Papua Barat daya, Pemda Kabupaten Sorong, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Maluku Papua, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, Yayasan Kasuari Tanah Papua dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Papua Barat Daya memberikan pendampingan wisata minat khusus yang menawarkan keanekaragam hayati, sumber daya alam hutan dan budaya. ANTARA FOTO/ Erlangga Bregas Prakoso
UNICEF dan Australia Luncurkan Fase Baru dari Program Pembelajaran Kelas Awal untuk Anak-anak di Papua

Inisiatif Pendidikan ini sebagai upaya meningkatkan kemampuan dasar literasi dan numerasi bagi anak-anak Papua.


Inilah 5 Alasan Anak Masuk SD Harus Berusia 7 Tahun

8 Juli 2024

Orang tua memakaikan seragam baru sekolah pada anak di Yogyakarta, Selasa, 2 Juli 2024. Menurut pedagang, jelang tahun ajaran baru 2024/2025 permintaan seragam sekolah tingkat SD hingga SMA yang dijual dengan harga Rp108.000 hingga Rp190.000 itu meningkat mencapai 40 pasang per hari. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Inilah 5 Alasan Anak Masuk SD Harus Berusia 7 Tahun

Berikut adalah lima alasan anak masuk SD harus berusia 7 tahun.


Dua SD Negeri di Wilayah Ini Ditutup, Ada yang Baru Terima 4 Calon Siswa di PPDB

6 Juli 2024

Kaum perempuan atau ibu-ibu memukul alat masak saat aksi unjuk rasa mengkritik sistem PPDB zonasi dan afrimasi di depan gedung DPRD Jawa Barat di Bandung, 24 Juni 2024. Perempuan dari Forum Masyarakat Peduli Pendidikan menuntut agar pemerintah menambah jumlah sekolah khususnya SMA/SMK negeri di seluruh wilayah dengan merata serta menuntut penambahan kuota untuk PPDB jalur afirmasi. Minimnya jumlah SMA negeri di Kota Bandung masih jadi celah praktik jual beli bangku dan perpindahan domisili secara ilegal. TEMPO/Prima mulia
Dua SD Negeri di Wilayah Ini Ditutup, Ada yang Baru Terima 4 Calon Siswa di PPDB

Kenapa SD tersebut ditutup?


Psikolog Sebut Dampak Buruk Masukkan Anak ke SD sebelum Waktunya

5 Juli 2024

Ilustrasi anak SD. Tempo/Budi Yanto
Psikolog Sebut Dampak Buruk Masukkan Anak ke SD sebelum Waktunya

Beberapa dampak buruk mungkin dialami anak yang masuk SD sebelum waktunya, contohnya anak jadi malas belajar hingga merasa tertekan.