Internet berperan sebagai alat pelatihan dan rekrutmen yang semakin berkembang. Fakta ini, kata studi itu, dapat menjadi ancaman bagi keamanan regional. "Badan keamanan mungkin mendeteksi bom manual, tetapi melewatkan proses radikalisasi yang menghasilkan pembom bunuh diri,” seperti tertulis dalam laporan gabungan dua lembaga ternama itu.
Ini menandakan bahwa kelompok teroris semakin canggih dalam menggunakan Internet dengan melakukan postingan atau mengirim video tentang cara-cara membuat bom. Tak hanya itu, mereka juga mengembangkan media online tersendiri.
"Menggunakan platform internasional, para teroris berusaha mempengaruhi ide-ide masyarakat tentang ideologi yang diyakini benar dan upaya memperoleh kemenangan,” tulis laporan itu. Para teroris tidak hanya menyerang kepentingan Barat tetapi mengajak anggotanya menyerang pemerintah di negaranya.
Asia Tenggara merupakan tempat tinggal kelompok ekstremis seperti Jemaah Islamiyah. Kelompok ini melancarkan serangan bom di Bali pada tahun 2002. Sementara kelompok Abu Sayyaf menyerang Filipina selatan.
UWD