TEMPO.CO, Jakarta - BMKG telah mencatat gempa susulan dari gempa M6,9 yang terjadi dari laut di pantai utara Jawa, Jumat 14 April 2023. Gempa susulan itu antara lain berkekuatan M5,5.
Jika gempa utama terjadi pada pukul 16.55 WIB dengan pusatnya 65 kilometer barat laut Tuban, gempa susulan itu pada pukul 17.37 dengan pusatnya 85 kilometer timur laut Bangkalan. Kedalamannya setara dengan yang utama 643 kilometer dan yang susulan 600 kilometer.
"Gempa dalam di Laut Jawa," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, tentang gempa-gempa yang terjadi tersebut. Dia menunjuk pemicunya aktivitas deformasi slab pull pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi hingga di bawah Laut Jawa.
Karena sumbernya yang sangat dalam itu, Daryono menjelaskan, dampak guncangan dari gempa utama dirasakan sangat luas. "Seluruh Jawa, Bali, hingga NTB," kata Daryono.
Data BMKG menyebut guncangan terkuat terukur di Kuta, Bali, pada skala V MMI. Pada skala yang lebih lemah, gempa juga mengguncang banyak daerah lainnya di NTB, Jawa Timur sampai Banten
Meski begitu, Daryono menambahkan, patut disyukuri bahwa gempa Deep Focus itu tidak destruktif. "Hanya guncangannya melanda wilayah luas dan ada long period vibration sehingga gedung tinggi terdampak 'swing'," katanya lagi.
Itu yang menurutnya membuat masyarakat panik atau cemas dengan gempa.
Pernyataan Daryono dikuatkan oleh laporan dari Jawa Timur. Gempa dirasakan hampir semua daerah di provinsi ini.
"Getaran dirasakan beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung dalam rumah goyang. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Gatot Soebroto, dikutip dari Antara.
Gatot juga bersyukur tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut. Gatot mengungkap sedang berkoordinasi dengan BPBD setempat, untuk mendata terkait kerusakan dampak gempa.
Pilihan Editor: BRIN Ungkap Minim Komersialisasi Hak Kekayaan Intelektual Peneliti