TEMPO.CO, Jakarta - Perkumpulan Elang selenggarakan Focus Group Discussion dengan tajuk ”Perubahan Iklim pada Lingkungan dan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Provinsi Riau” dalam upaya perlindungan kawasan Semenanjung Kampar untuk menekan emisi gas rumah kaca di Riau.
Deputi Perlindungan Perkumpulan Elang, Jasmi mengatakan kegiatan ini melibatkan seluruh stakeholder mulai dari NGO pemerhati lingkungan hingga pemerintah yang fokus dan concern terhadap penekanan emisi gas rumah kaca di Riau.
“Perubahan iklim menjadi isu yang membumi di masyarakat dan kita berharap adanya peran-peran pihak pemerhati lingkungan dalam upaya penurunan emisi di Indonesia terutama di Riau,” ujar Jasmi saat ditemui di Zuri Hotel Pekanbaru pada Kamis, 13 April 2023.
Di bulan yang baik ini, Jasmi menyebutkan akan mengajak Majelis Ulama Indonesia Pusat untuk mendorong peran ulama dalam menyikapi efek rumah kaca. Kemudian mendukung upaya ulama untuk menekan emisi di Indonesia.
“Kita berharap kelompok ulama bisa memunculkan atau memberikan fatwa kepada umat di Indonesia untuk konsen terhadap isu-isu emisi rumah kaca atau perubahan iklim,” kata dia.
Diskusi ini bertujuan mengurangi dampak perubahan iklim dengan peran kolaboratif yang selama ini didengungkan ke Pemerintahan Provinsi Riau. Dengan pencapaian penerapan FoLU atau Forest and Other Land uses Net Sink dapat terwujud.
Sebelumnya, dampak perubahan iklim di Provinsi Riau sudah terjadi, salah satunya di Kabupaten Indragiri Hilir. Perubahan iklim ini menyebabkan 100 ribu hektar dari luasan 250 ribu hektare kelapa mengalami kerusakan akibat intrusi air laut.
Selanjutnya, perubahan iklim juga berdampak pada perekonomian masyarakat petani, lantaran pengelolaan lahan gambut rentan terjadi kebakaran hutan. Selain itu, Bank dunia memperhitungkan total kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan yang dialami Indonesia tahun 2019 sebesar lebih dari 72 triliun rupiah.
Persoalan perubahan iklim kini menjadi masalah besar yang sedang dihadapi oleh penduduk Indonesia, terutama di Riau. Oleh sebab itu, kegiatan ini merupakan upaya Perkumpulan Elang melalui FoLU memberikan pemahaman bahwa pemanasan global sudah dapat dirasakan.
Jasmi juga berharap perubahan iklim menjadi pemikiran bersama dengan menerapkan pola pemanfaatan sumber daya alam. Salah satunya pengelolaan lingkungan hidup yang harus di sosialisasi dan edukasi dengan baik.
“Aktivitas manusia dalam mengelola Sumber Daya Alam kerap menimbulkan persoalan lingkungan hidup yang menyebabkan terjadinya berbagai bencana,” kata Jasmi.
Pilihan Editor: Semenanjung Kampar dan Kerumutan Riau Miliki Potensi Penyerapan Emisi Karbon yang Besar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.