TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB), Suhono Harso Supangkat, menilai skor Kota Bandung masih berkisar 60-70 dalam program Smart City. Perolehan nilai itu menurutnya masih jauh untuk mencapai predikat Smart City dengan skor 80 lebih. “Selain teknologi, perlu tata kelola dan orang, termasuk budaya terhadap korupsi,” ujarnya pada Ahad malam, 16 April 2023.
Bandung dalam penilaian terbaru ITB pada 2021, termasuk dalam peringkat kota besar yang tergolong masih menuju Smart City, bersama Semarang, Surabaya, Bogor, dan Tangerang. ITB melakukan penilaian dan pemeringkatan Smart City terhadap kota dan kabupaten di Indonesia setiap dua tahun sekali terhitung sejak 2015. “Tingkat Smart City di Bandung sekarang ini masih tahap menuju integrasi,” kata Suhono.
Pada level integrasi itu, menurut dia, kota dan kabupaten perlu melakukan efisiensi sarana penunjang seperti CCTV singkatan dari Closed Circuit Television (CCTV) atau kamera televisi sirkuit tertutup, dan infrastruktur Internet. Alih-alih memperbanyak jumlah CCTV dan berlangganan Internet di masing-masing dinas, pemerintah daerah harusnya membuat tata kelola untuk penggunaan bersama. “Artinya bukan banyak dalam lokasi tetapi di satu lokasi sebuah CCTV bisa dimanfaatkan bersama oleh dinas atau institusi lain,” ujarnya.
Suhono mencontohkan CCTV yang dipasang di suatu lokasi, data gambarnya bisa dipakai bersama oleh Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, juga oleh institusi lain seperti kepolisian atau pengamat cuaca, sehingga efisien. Namun belakangan ini, pengadaan CCTV dan Internet untuk program Bandung Smart City malah membuat Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan delapan orang lainnya terjaring operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat 14 April 2023.
“Kecenderungan di kota dan kabupaten, masing-masing dinas itu ingin beli sendiri-sendiri seperti CCTV, server, Internet, sehingga menjadi project oriented,” ujar Suhono. Tim di ITB menurutnya kini sedang mengembangkan riset arsitektur CCTV dalam satu kota untuk bisa dipakai bersama.
Terkait kasus dugaan suap Walikota Bandung cs itu, Suhono menilai kemajuan Bandung Smart City bisa agak tersendat atau melambat. Walau begitu ITB menurutnya akan terus mendorong agar Bandung melakukan berbagai pembenahan aspek tata kelola untuk memperbaiki kondisi Smart City.
Dia pun berharap daerah lain jangan menganggap CCTV dan Internet sebagai proyek melainkan bagian dari tranformasi menuju Smart City. “Kalau dianggap proyek nanti akan ada pengadaan terus. Pengadaan ini harus di-review jangan sampai dobel proyek antar dinas,” katanya.
Dia berharap, pada 2023 ini ITB masih bisa melakukan penilaian dan pemeringkatan Smart City pada seluruh kabupaten dan kota di Indonesia. Upaya itu menurut Suhono sangat tergantung dari kemauan dan kebijakan bupati atau wali kota. Kondisinya saat ini, mereka banyak yang sedang berkonsentrasi ke pergantian jabatan. “Konsentrasi pimpinan daerah jangan hanya masalah perebutan kekuasaan tapi juga harus memperhatikan kondisi kota dan layanan publik,” ujarnya.
Cara Penilaian Smart City ITB
Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB mengumumkan daftar Kota Cerdas (Smart City) di Indonesia, Senin, 27 Desember 2021. Pemilihan itu berdasarkan hasil riset tim selama lima bulan sejak Agustus yang melibatkan 71 kota dan kabupaten. Pada 2021 ditambah kriteria transformasi digital.
Riset dilakukan lewat survei secara digital, maupun datang ke beberapa kota untuk melihat langsung kondisi jalan, trotoar, dan pengelolaan sampah. “Ada kota yang siap dan belum dengan data-data, padahal data itu modal suatu kota untuk membangun,” kata Suhono
Dari data pemerintah kota, tim riset ITB berharap bisa mendapatkan gambaran gerak suatu kota terkait beberapa masalah seperti lingkungan, kesehatan, ekonomi. Adapun setiap kategorinya terbagi dalam tiga jenis yaitu kota besar, sedang, dan kecil, yaitu Kota Menuju Cerdas, Kota dengan Masyarakat Cerdas, Kota dengan Mobilitas Cerdas, Kota Tangguh, Kota dengan Energi Cerdas, dan Kota dengan Kesiapan Digital Terbaik.
Konsep Smart City menurut Suhono, bukan hanya sebuah kota yang dilengkapi teknologi dan aplikasi, melainkan upaya cerdas untuk membuat kualitas hidup warganya meningkat.
Bandung Smart City Ranking 28 Dunia 2021
Sebuah lembaga konsultan di Singapura, Eden Eden Strategy Institute, menempatkan Bandung di posisi ke-28 saat pengumuman The Top 50 Smart City Governments pada 2021. Singapura berada di ranking teratas, yang diikuti beberapa kota seperti Seoul, London, Barcelona, dan Helsinki. Adapun di bawah posisi Bandung, seperti kota Hangzhou, Busan, Adelaide, Boston, Wellington, dan Dubai. Studi lembaga itu secara khusus berfokus pada peran pemerintah kota sebagai pendorong utama pengembangan Kota Cerdas.
Menurut Managing Partner di Eden Strategy Institute, Calvin Chu Yee Ming, pemerintah kota dalam peringkat 2020-2021 itu dinilai mampu berkolaborasi dan bermitra dengan pemangku kepentingan sektor publik dan swasta, juga menggunakan solusi digital dan data untuk memberikan layanan dan membuat keputusan. “Sambil mempertimbangkan implikasi pada inklusi dan kepercayaan warga", katanya dalam siaran pers 31 Maret 2021.
Lembaga itu mengklaim telah mengevaluasi dan memeriksa lebih dari 230 kota. Pemerintah kota diminta untuk menyerahkan rincian pendukung, laporan, dan hasil, serta wawancara dengan pejabat Kota Pintar untuk mempelajari lebih dalam dan memvalidasi fakta.
Pilihan Editor: Elon Musk Hapus Tanda Centang Biru yang Lama 20 April, Ganti dengan yang Berbayar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.