TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa program studi Sains dan Teknologi Farmasi Institut Teknologi Bandung atau ITB berhasil meraih juara pertama pada Pharmacy Competition 2023 yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi Universitas Surabaya beberarapa waktu lalu.
Tim bernama “Kanidin” ini beranggotakan Kanita Prameswari, Nidenia Permata Putri, dan Adinda Mutiara. Mereka berhasil meraih juara satu sekaligus Best Presenter pada kategori “Natural Development Case Study”. Tema yang diusung dalam kompetisi ini adalah formulasi sediaan farmasi dari bahan alam.
Lomba ini telah dilaksanakan sejak Maret hingga April 2023. Dalam babak penyisihan, mereka diharuskan untuk membuat produk sediaan farmasi yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah untuk diseleksi. Pada saat final, mereka diharuskan untuk mempresentasikan karya di hadapan dewan juri dan 10 tim lainnya yang masuk ke tahap final.
Pada perlombaan tersebut, mereka membuat produk jelly skincare sebagai solusi anti-penuaan dan pencerah kulit. Alasan Nidenia membuat skincare dalam bentuk jelly karena dirinya cukup malas menggunakan skincare oles yang harus dilakukan secara bertahap. Sehingga, menurut dia, dengan adanya skincare yang bisa dimakan ini bisa memudahkan untuk dipakai kapan pun dan di mana saja.
Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan skincare ini adalah daun kelor. “Kebetulan tugas akhir aku di bidang antioksidan dan aku tahu kalau daun kelor itu memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan punya banyak sediaan yang sebenarnya bisa bermanfaat buat kulit, terutama untuk mencegah penuaan (anti-agin) dan pencerahan kulit (brightening),” ujar Nidenia dilansir dari laman ITB pada Selasa, 18 April 2023.
Selain itu, kemasan yang mereka buat juga memudahkan konsumen untuk menggunakan skincare jelly tersebut. “Dari kemasan primer itu, kami buat memanjang bentuk jelly-nya. Dan dari kemasan primer ini kami kumpulin di dalam kemasan sekunder box yang bisa dibuka dari samping untuk memudahkan easy access,” tambah Adinda.
Tim Kanidin merasa sangat senang dan bersyukur bisa melewati semua tahap hingga final untuk presentasi. Menurut mereka, dengan proses yang telah dilalui membuat mereka lebih terpacu untuk mengikuti lomba-lomba yang lain. Selain itu, mereka juga bisa saling belajar dari tim lain untuk mendapatkan ilmu yang belum didapatkan sebelumnya.
Pilihan Editor: Ditemukan, Covid-19 Varian Wuhan di Kucing Jalanan di Surabaya