TEMPO.CO, Jakarta - Ghana menjadi negara pertama yang mengesahkan penggunaan kandidat vaksin malaria R21/Matrix-M di dalam negerinya. Keputusan Ghana menandai sebuah tonggak baru dalam upaya memerangi penyakit yang telah membunuh 619 ribu orang di dunia sepanjang 2021, kebanyakan anak-anak, tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan di Ghana menyetujui penggunaan massal calon vaksin itu pada 13 April 2023. Sasarannya adalah anak-anak usia 3-5 tahun atau rentang usia yang dianggap paling rawan meninggal karena malaria di daerah dengan tingkat penularan tinggi.
Mayoritas negara di Afrika, termasuk Ghana, menyumbang 95 persen kasus malaria di dunia, dan 96 persen kematiannya. Menurut data WHO, sebanyak 80 persen kematian karena malaria di Afrika adalah mereka yang masih berusia balita.
Otorisasi diberikan untuk tiga dosis bakal vaksin itu yang diikuti sekali suntikan booster selang setahun kemudian.
Sementara uji klinis fase tiga masih berjalan, fase dua pada 2019 menemukan efektivitas kandidat vaksin ini dalam mencegah infeksi malaria sebesar 77 persen. Satu-satunya vaksin malaria yang ada saat ini--Mosquirix, buatan perusahaan farmasi asal Inggris, GlaxoSmithKline atau GSK--memiliki efektivitas mencegah infeksi parah sebesar sekitar 30 persen.
Dengan demikian R21/Matrix-M satu-satunya saat ini yang mampu melampaui target WHO untuk efikasi vaksin malaria yang sebesar 75 persen. Badan Kesehatan Dunia itu belum memberikan otorisasinya untuk penggunaan massal R21/Matrix-M. Kabarnya WHO masih mengkaji data uji klinis fase tiga yang melibatkan 4800 anak sebagai respondennya.
Pembuatnya, University of Oxford, diharapkan melaporkan data hasil uji klinis finalnya tersebut pada tahun ini juga.
Terpisah, Serum Institute of India merilis keterangan memiliki kapasitas memproduksi lebih dari 200 juta dosis calon vaksin itu setiap tahunnya nanti. Itu jauh lebih besar daripada komitmen 15 juta dosis Mosquirix tiap tahun oleh GSK.
"Otorisasi penggunaan R21/Matrix-M di Ghana adalah tonggak signifikan dalam upaya kita memerangi malaria di dunia," kata Adar Poonawalla dari Serum Institute of India.
NEW SCIENTIST
Pilihan Editor: Cara Daftar Pengamatan Gerhana Matahari di Planetarium Jakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.