TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena gerhana matahari total dan sebagian melintas di wilayah Indonesia, Kamis 20 April 2023. Pengamatan atau melihat gerhana matahari itu perlu kacamata khusus yang memiliki filter atau penyaring sinar matahari agar tidak merusak mata. “Kacamata biasa, walaupun sangat gelap, atau filter yang dibuat sendiri tidak aman untuk melihat gerhana secara langsung,” kata Arief S. Kartasasmita, dokter spesialis mata dari Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, Kamis, 20 April 2023.
Menurutnya, memandang gerhana matahari merupakan pengalaman yang menakjubkan. Namun memandang matahari langsung saat gerhana walaupun sangat singkat tanpa pelindung mata yang benar, akan merusak retina secara permanen dan merusak penglihatan.
Kacamata khusus untuk menyaksikan gerhana matahari itu ada yang dijual maupun dibagikan gratis. Seperti yang dibuat Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu misalnya. “Kacamata gerhana ini lensanya memakai kertas mylar,” kata peneliti sekaligus juru bicara Observatorium Bosscha, Yatny Yulianti, pada Januari lalu.
Bentuk kertas mylar yang seperti aluminium foil itu berfungsi untuk melemahkan cahaya matahari. Kemampuannya sanggup meredam cahaya matahari hingga 1 per 100 ribu kali. Namun begitu agar fungsinya terjaga baik, pengguna harus menjaga lensa kertas mylar itu dari percikan air. Terpegang tangan pun bisa ikut merusak fungsinya karena keringat atau minyak dari jemari.
Bahan lain yang bisa digunakan sebagai lensa kacamata khusus gerhana matahari yaitu memakai cetakan film hitam putih kosong dari Kodak jenis T Max asa 100. Film tersebut memiliki lapisan perak setelah film dicuci sehingga aman dipakai untuk menatap matahari. Adapun filter matahari aman digunakan apabila kerapatan optiknya 5 atau lebih dan memiliki kekedapan yang baik terhadap sinar ultaviolet dan inframerah dari matahari.
Sementara itu dari laman Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, menatap matahari langsung bisa menimbulkan solar retinopathy, yaitu kerusakan jaringan retina akibat terpapar sinar dengan intensitas tinggi atau waktu yang terlalu lama. Kondisi itu dapat menyebabkan gangguan penglihatan ringan yang bisa hilang dalam beberapa hari, hingga gangguan penglihatan secara permanen.
Penyebab solar retinopathy terbanyak adalah melihat matahari secara langsung, baik saat terik maupun saat terjadi gerhana matahari. Secara spesifik kerusakan retina akibat melihat gerhana matahari disebut solar eclipse retinopathy. Penyebabnya karena sinar matahari yaitu ultraviolet dan inframerah dengan intensitas yang tinggi masuk melalui lubang pupil, kemudian difokuskan di retina.
Akibatnya suhu retina bisa meningkat 10-25 derajat Celcius. Kondisi itu dapat timbul tanpa nyeri dan tidak langsung terasa. Setelah sehari atau sebulan kemudian, dapat muncul gejala seperti penglihatan buram, terdapat skotoma atau bayangan hitam yang menutupi pandangan. Gejala lain seperti metamorphopsia yaitu melihat garis lurus seperti bengkok, melihat benda menjadi lebih besar atau kecil, gangguan penglihatan warna, silau, dan sakit kepala.
Gangguan penglihatan itu umumnya terjadi pada kedua mata. Pada sebagian besar kasus, ketajaman penglihatan dapat kembali normal dalam beberapa bulan, namun beberapa pasien mengalami kerusakan ketajaman penglihatan dan skotoma secara permanen.
Dokter mata menyarankan agar pengamat gerhana matahari untuk menghindari menatap matahari secara langsung atau menggunakan kacamata khusus yang dilengkapi dengan filter sinar ultraviolet (UV) dan Infrared (IR) tertentu yang mengandung lapisan tipis aluminium, chromium, atau perak. Saran lain yaitu tidak menggunakan kacamata gerhana lebih dari dua menit berturut-turut.
Pengamat dilarang menggunakan kacamata hitam biasa tanpa filter ultraviolet dan infrared. Pun menggunakan teropong tanpa filter. Selain itu mengamati gerhana matahari dengan menggunakan ember atau baskom berisi air juga harus dihindari karena pantulan sinar matahari tetap berbahaya bagi mata.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.