TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah bab baru dalam sejarah penerbangan dimulai di negara yang mungkin tak diduga-duga: Turki. Kapal perang andalan terbaru dan terbesar dari negara itu, TCG Anadolu diuji coba pada pekan lalu. Di atas kapal itu adalah sejumlah helikopter dan drone yang didesain untuk misi tempur langsung.
Anadolu memiliki rancangan dasar dari kapal perang amfibi klas-I Juan Carlos asal Spanyol. Memiliki bobot 27 ribu ton dan panjang 232 meter, Anadolu dilengkapi dek terbang dengan panjang penuh untuk operasi udara, sebuah dek untuk operasi amfibi, dan dapat mengangkut beberapa ratus personel marinir.
Kapal perang ini mirip dengan kapal perang klas amfibi Angkatan Laut Amerika. Satu yang dimiliki Anadolu tapi tak ada di klas amfibi Amerika itu adalah sebuah ski ramp yang biasa digunakan untuk mendukung armada pesawat tempur AV-8B Harrier Spanyol lepas landas dari Juan Carlos.
Ski ramp adalah alternatif bagi alat ketapel di kapal induk Amerika dan Prancis. Turki tak memiliki Harrier atau pesawat tempur lain yang bisa menggunakan jump jet, seperti F-35 Lightning II, jadi membuat versinya sendiri.
Saat uji coba 10 April 2023, Turki menempatkan empat jenis pesawat di atas dek kapal perang itu. Dua adalah pesawat dengan awak: sepasang helikopter serang AH-1W Cobra dan dua helikopter S-70 Seahawk. Dua lainnya nirawak yakni drone TB-3 Bakyar, atau dikenal juga sebagai Bayraktar, dan drone siluman baru yakni Kizilelma (“Apel Merah”).
Kizilelma sedang dikembangkan sebagai pesawat tempur tak berawak siluman dengan karakteristik yang mirip dengan jet tempur biasa. Kizilelma memiliki berat lepas landas maksimum 6 ton, drone tersebut direncanakan memiliki kapasitas muatan 1.500 kilogram yang akan mampu melakukan misi udara-ke-darat dan udara-ke-udara. Foto : Youtube
Drone TB-2 Bayraktar Turki adalah produk ekspor yang terkenal, dan telah terjual ke hampir dua lusin negara di dunia, termasuk Ukraina. Negara yang terakhir itu berhasil menggunakannya untuk memberikan efek dramatis di awal invasi Rusia pada tahun lalu. Drone Bayraktar berperan membantu identifikasi lokasi target untuk pasukan artileri Ukraina dan menjatuhkan bom-bom presisi ke pos-pos pasukan Rusia.
Drone Bayraktar TB-3. wikipedia.org
Bayraktar TB-3 sangat mirip dengan TB-2, bedanya hanya optimasi untuk operasi dari kapal perang.
Menurut Overt Defense, Anadolu sejatinya mampu mengoperasikan komplemen campuran helikopter atau drone, plus marinir dan perahu pendaratan. Dalam sebuah konfigurasi yang seluruhnya drone, Anadolu dapat mengangkut sampai 30 TB-2 atau TB-3 Bayraktar. Itu menjadikannya kapal induk untuk drone murni, sebuah kemampuan yang diyakini Angkatan Laut Turki akan resmi beroperasi di pertengahan 2020-an.
Drone-drone jauh lebih murah dan mudah untuk dikelola daripada pesawat tempur berawak, membuatnya jauh lebih mudah untuk mengerahkan dan mengoperasikan pasukan udara. Memang tak sekelas 11 kapal induk nuklir Amerika, tapi Kapal Perang Anadolu ini menyediakan kemampuan untuk reconnaissance dan misi serangan presisi di manapun Anadolu berlayar.
POPULAR MECHANICS
Pilihan Editor: Di Balik Foto Fenomena Gerhana Matahari Total, Lari dari Hujan dan Filter yang Terbang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.