Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Ini 14 Tahun Lalu: Perpustakaan Digital Dunia Diresmikan

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Reporters Without Border, bekerjasama dengan Blockworks dan Mediamonks, membentuk perpustakaan digital raksasa di dunia Minecraft bernama The Uncensored Library. Perpustakaan itu dibuat untuk mengakali sensor sepihak pemerintahan otoriter (sumber: Blockworks)
Reporters Without Border, bekerjasama dengan Blockworks dan Mediamonks, membentuk perpustakaan digital raksasa di dunia Minecraft bernama The Uncensored Library. Perpustakaan itu dibuat untuk mengakali sensor sepihak pemerintahan otoriter (sumber: Blockworks)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Digital Dunia atau World Digital Library (WDL) adalah sebuah proyek yang diluncurkan pada 2009 oleh UNESCO, Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, dan 158 perpustakaan yang tersebar di 60 negara.

Perpustakaan ini diresmikan pada 21 April 2009 dan difungsikan sebagai sumber rujukan dokumen primer berbagai dokumen penting dunia yang bisa diakses tanpa biaya. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk mempromosikan pemahaman internasional dan hubungan antarbudaya dengan cara membuat koleksi digital yang memuat berbagai karya penting dari seluruh dunia.

Awal Mula

Dilansir dari laman loc.gov, Perpustakaan Digital Dunia digagas oleh Kepala Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, yakni James H. Billington melalui pidatonya dalam Kongres UNESCO pada Juni 2005. Ide awal yang melatarbelakangi terbentuknya Perpustakaan Digital Dunia, yakni untuk menciptakan koleksi perpustakaan berbasis internet dan mudah diakses yang akan menceritakan kisah serta sejarah dari seluruh dunia dan budaya. 

Ide tersebut disambut baik oleh UNESCO dan menganggap bahwa hal tersebut sejalan dengan fokus utama UNESCO saat itu, yakni untuk mempromosikan masyarakat akademik, membangun kapasitas di negara yang berkembang, dan mempromosikan keberagaman kebudayaan melalui jejaring internet.

Proyek tersebut pun ditangani oleh Dr. Abdul Waheed Khan melalui arahan dari Direktur Jenderal UNESCO saat itu, yakni Koichiro Matsuura. 

Pada tahun berikutnya, yakni Desember 2006, UNESCO dan Perpustakaan Kongres Amerika Serikat bertemu untuk pertama kalinya di Markas UNESCO di Paris dengan agenda untuk mendiskusikan proyek yang sedang dikerjakan. Pertemuan tersebut melibatkan pakar dari beberapa negara yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan berhasil mengidentifikasi beberapa tantangan dalam pendirian Perpustakaan Digital Dunia, antara lain bahwa masih sedikit konten budaya yang telah dilakukan digitalisasi dan negara berkembang secara khusus memiliki kekurangan kapasitas dalam melakukan digitalisasi terhadap konten budaya mereka. 

Selanjutnya, Perpustakaan Digital Dunia diluncurkan pada April 2009 dengan kontribusi dari 26 institusi dan bekerjasama dengan beberapa negara seperti Brasil, Cina, Mesir, Meksiko, Rusia, Prancis, Swedia, Uganda, Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Hingga pada akhirnya, setelah berdiri selama 10 tahun, yakni pada 2021, laman resmi Perpustakaan Digital Dunia diambil oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat.  

Tujuan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perpustakaan Digital Dunia berisi koleksi digital dari buku, gambar, peta, dan dokumen penting lainnya dari seluruh dunia, dengan bahasa yang beragam dan mudah diakses melalui internet. Koleksi ini mencakup berbagai topik, mulai dari sejarah, sastra, sains, dan seni, dilansir dari laman worldhistorycommons.org, terdapat lebih dari 19.000 koleksi yang tersedia di perpustakaan ini dari seluruh dunia.

Proyek ini memberikan akses ke sumber daya pendidikan dan informasi yang penting bagi siswa, peneliti, dan masyarakat umum dari seluruh dunia. Perpustakaan Digital Dunia juga mempromosikan pemahaman antarbudaya dengan menghadirkan berbagai karya seni dan literatur dari berbagai negara dan budaya. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa toleransi dan mengurangi perbedaan di antara bangsa-bangsa. 

Perpustakaan Digital Dunia juga membantu dalam menjaga dan melestarikan karya-karya penting dari seluruh dunia. Banyak dari karya-karya ini adalah dokumen kuno yang rentan terhadap kerusakan atau hilang karena perubahan lingkungan dan peristiwa sejarah. Dengan membuat koleksi digital, Perpustakaan Digital Dunia membantu dalam menjaga karya-karya ini untuk generasi mendatang.

Kesimpulannya, Perpustakaan Digital Dunia adalah proyek yang sangat penting dalam mempromosikan pemahaman internasional dan hubungan antarbudaya. Koleksi digital ini memberikan akses ke sumber daya pendidikan dan informasi yang penting bagi siswa, peneliti, dan masyarakat umum dari seluruh dunia. Perpustakaan Digital Dunia juga membantu dalam menjaga dan melestarikan karya-karya penting dari seluruh dunia. Oleh karena itu, proyek ini harus terus dikembangkan dan didukung agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dunia.

Pilihan editor : 10 Kota dengan Tingkat Gemar Membaca Tertinggi di Indonesia: Yogyakarta Urutan Pertama, Karawang Urutan 9
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cara Menggunakan LinkedIn untuk Meningkatkan Peluang Karier

2 jam lalu

Logo untuk LinkedIn Corporation di Mountain View, California, AS 6 Februari 2013. [REUTERS/Robert Galbraith]
Cara Menggunakan LinkedIn untuk Meningkatkan Peluang Karier

LinkedIn merupakan platform, yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan pekerjaan, memperkuat jaringan dalam karier


Kisah Benteng Bahrain yang Berusia Ribuan Tahun, Bekas Ibu Kota Negeri Kuno di Tanah Arab

17 jam lalu

Qal'at al-Bahrain (Fort of Bahrain). Shutterstock
Kisah Benteng Bahrain yang Berusia Ribuan Tahun, Bekas Ibu Kota Negeri Kuno di Tanah Arab

Fort Bahrain bukan hanya sebuah benteng, tetapi juga sebuah kota kuno yang pernah menjadi ibu kota Kekaisaran Dilmun.


Telkomsel Dorong Semangat Inovasi Digital di IndonesiaNEXT Summit 2024

1 hari lalu

Telkomsel sukses menyelenggarakan IndonesiaNEXT Summit 2024 bertema
Telkomsel Dorong Semangat Inovasi Digital di IndonesiaNEXT Summit 2024

Mengusung tema Upskill to Innovate, acara ini dirancang untuk membekali generasi muda Indonesia dengan keterampilan digital yang relevan dan mendorong mereka menjadi technopreneur yang siap menciptakan inovasi berkelanjutan yang bisa memperkuat ekosistem digital Indonesia.


Serangan Israel Menyasar Kota Baalbek Cagar Budaya di Lebanon yang Dilindungi UNESCO

3 hari lalu

Kora Baalbek, Lebanon. Wikipedia
Serangan Israel Menyasar Kota Baalbek Cagar Budaya di Lebanon yang Dilindungi UNESCO

Serangan Israel tertuju kepada Kota Baalbek, salah satu kompleks bangunan bersejarah yang dilindungi UNESCO di Lebanon.


Evaluasi Lanskap AI di Indonesia, Ini 3 Temuan dan 3 Rekomendasi dari UNESCO

5 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Evaluasi Lanskap AI di Indonesia, Ini 3 Temuan dan 3 Rekomendasi dari UNESCO

UNESCO antara lain menemukan pendanaan penelitian bidang AI di Indonesia yang rendah dan merekomendasikan antara lain bikin regulasi dulu.


Hari Batik Nasional, 5 Tips Merawat Baju Batik Agar Awet dan Tetap Indah

8 hari lalu

Siswa menjemur kain batik saat mengikuti kelas membatik di Rumah Batik Palbatu, Tebet, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024. Di tempat ini, pengunjung diajarkan beberapa tahap dalam proses pembuatan batik seperti menjiplak atau membuat pola di atas kain (ngeblat), menyanting, mencelup kain, hingga menjemur kain batik. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Hari Batik Nasional, 5 Tips Merawat Baju Batik Agar Awet dan Tetap Indah

Di Hari Batik Nasional, perlu disimak cara merawat dengan buah lerak. Sejak dulu buah ini telah dipakai oleh masyarakat untuk mencuci kain batik


UNICEF dan UNESCO Apresiasi Penggunaan Teknologi dalam Merdeka Belajar

8 hari lalu

Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 27 Mei 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
UNICEF dan UNESCO Apresiasi Penggunaan Teknologi dalam Merdeka Belajar

Transformasi pendidikan berbasis teknologi dalam program Merdeka Belajar diapresiasi oleh delegasi UNICEF dan UNESCO dalam acara Gateways Study Visit.


Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

8 hari lalu

Nelson Mandela saat dikunjungi Michelle Obama dan kedua anaknya tahun 2011. Mandela sering mengenakan batik kesayangannya saat bertemu beberapa tokoh dunia. Rnw.nl
Hari Batik Nasional: Daftar Tokoh Dunia yang Mengenakan Batik, Nelson Mandela sampai Suga BTS

Batik memiliki peringatan khusus dalam Hari Batik Nasional yang juga menarik minat tokoh dunia untuk mengenakannya.


Menelisik Sejarah Penetapan Hari Batik Nasional Tiap 2 Oktober

8 hari lalu

Ilustrasi kain batik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Menelisik Sejarah Penetapan Hari Batik Nasional Tiap 2 Oktober

Hari Batik Nasional berawal dari pengakuan UNESCO yang diumumkan pada 2 Oktober 2009, saat batik diakui sebagai Warisan Budaya Nonbendawi.


Hari Batik Nasional: Ditetapkan oleh SBY hingga Pesan Jokowi

9 hari lalu

Sejumlah pesepeda dari komunitas Bike2Work (B2W) menggunakan batik saat gowes merayakan Hari Batik Nasional di Kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa, 2 Oktober 2024. Batik telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya takbenda dari Indonesia oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Setiap tahun, Indonesia merayakan Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Hari Batik Nasional: Ditetapkan oleh SBY hingga Pesan Jokowi

Hari Batik Nasional pada hari ini 2 Oktober bersamaan ditetapkannya Batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity oleh Unesco 2 Oktober 2009.