TEMPO.CO, Jakarta - Perpustakaan Digital Dunia atau World Digital Library (WDL) adalah sebuah proyek yang diluncurkan pada 2009 oleh UNESCO, Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, dan 158 perpustakaan yang tersebar di 60 negara.
Perpustakaan ini diresmikan pada 21 April 2009 dan difungsikan sebagai sumber rujukan dokumen primer berbagai dokumen penting dunia yang bisa diakses tanpa biaya. Selain itu, proyek ini bertujuan untuk mempromosikan pemahaman internasional dan hubungan antarbudaya dengan cara membuat koleksi digital yang memuat berbagai karya penting dari seluruh dunia.
Awal Mula
Dilansir dari laman loc.gov, Perpustakaan Digital Dunia digagas oleh Kepala Perpustakaan Kongres Amerika Serikat, yakni James H. Billington melalui pidatonya dalam Kongres UNESCO pada Juni 2005. Ide awal yang melatarbelakangi terbentuknya Perpustakaan Digital Dunia, yakni untuk menciptakan koleksi perpustakaan berbasis internet dan mudah diakses yang akan menceritakan kisah serta sejarah dari seluruh dunia dan budaya.
Ide tersebut disambut baik oleh UNESCO dan menganggap bahwa hal tersebut sejalan dengan fokus utama UNESCO saat itu, yakni untuk mempromosikan masyarakat akademik, membangun kapasitas di negara yang berkembang, dan mempromosikan keberagaman kebudayaan melalui jejaring internet.
Proyek tersebut pun ditangani oleh Dr. Abdul Waheed Khan melalui arahan dari Direktur Jenderal UNESCO saat itu, yakni Koichiro Matsuura.
Pada tahun berikutnya, yakni Desember 2006, UNESCO dan Perpustakaan Kongres Amerika Serikat bertemu untuk pertama kalinya di Markas UNESCO di Paris dengan agenda untuk mendiskusikan proyek yang sedang dikerjakan. Pertemuan tersebut melibatkan pakar dari beberapa negara yang tersebar di seluruh penjuru dunia dan berhasil mengidentifikasi beberapa tantangan dalam pendirian Perpustakaan Digital Dunia, antara lain bahwa masih sedikit konten budaya yang telah dilakukan digitalisasi dan negara berkembang secara khusus memiliki kekurangan kapasitas dalam melakukan digitalisasi terhadap konten budaya mereka.
Selanjutnya, Perpustakaan Digital Dunia diluncurkan pada April 2009 dengan kontribusi dari 26 institusi dan bekerjasama dengan beberapa negara seperti Brasil, Cina, Mesir, Meksiko, Rusia, Prancis, Swedia, Uganda, Amerika Serikat dan beberapa negara lain. Hingga pada akhirnya, setelah berdiri selama 10 tahun, yakni pada 2021, laman resmi Perpustakaan Digital Dunia diambil oleh Perpustakaan Kongres Amerika Serikat.
Tujuan
Perpustakaan Digital Dunia berisi koleksi digital dari buku, gambar, peta, dan dokumen penting lainnya dari seluruh dunia, dengan bahasa yang beragam dan mudah diakses melalui internet. Koleksi ini mencakup berbagai topik, mulai dari sejarah, sastra, sains, dan seni, dilansir dari laman worldhistorycommons.org, terdapat lebih dari 19.000 koleksi yang tersedia di perpustakaan ini dari seluruh dunia.
Proyek ini memberikan akses ke sumber daya pendidikan dan informasi yang penting bagi siswa, peneliti, dan masyarakat umum dari seluruh dunia. Perpustakaan Digital Dunia juga mempromosikan pemahaman antarbudaya dengan menghadirkan berbagai karya seni dan literatur dari berbagai negara dan budaya. Hal ini dapat membantu meningkatkan rasa toleransi dan mengurangi perbedaan di antara bangsa-bangsa.
Perpustakaan Digital Dunia juga membantu dalam menjaga dan melestarikan karya-karya penting dari seluruh dunia. Banyak dari karya-karya ini adalah dokumen kuno yang rentan terhadap kerusakan atau hilang karena perubahan lingkungan dan peristiwa sejarah. Dengan membuat koleksi digital, Perpustakaan Digital Dunia membantu dalam menjaga karya-karya ini untuk generasi mendatang.
Kesimpulannya, Perpustakaan Digital Dunia adalah proyek yang sangat penting dalam mempromosikan pemahaman internasional dan hubungan antarbudaya. Koleksi digital ini memberikan akses ke sumber daya pendidikan dan informasi yang penting bagi siswa, peneliti, dan masyarakat umum dari seluruh dunia. Perpustakaan Digital Dunia juga membantu dalam menjaga dan melestarikan karya-karya penting dari seluruh dunia. Oleh karena itu, proyek ini harus terus dikembangkan dan didukung agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dunia.
Pilihan editor : 10 Kota dengan Tingkat Gemar Membaca Tertinggi di Indonesia: Yogyakarta Urutan Pertama, Karawang Urutan 9
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.