TEMPO.CO, Jakarta - Besarnya jumlah warga Jakarta dan sekitarnya yang ingin 'nonton bareng' fenomena Gerhana Matahari di Planetarium Jakarta pada Kamis 20 April 2023 sudah diantisipasi oleh penyelenggara. Minimnya petugas karena kegiatan pengamatan di tiga lokasi berbeda bersamaan: Jakarta, Anyer, dan Biak, diatasi dengan pelibatan anggota klub astronomi binaannya, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta.
Ketua HAAJ, Ananda Reza Kurniawan, mengungkap pengamatan di Planetarium Jakarta di kompleks Taman Ismail Marzuki didukung Forum Of Scientist Teenagers (FOSCA), Forum Pelajar Astronomi (FPA) dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) Lampung. “Jumlahnya kurang lebih 60 orang, dibagi rata ke masing-masing teleskop," katanya saat ditemui di sela-sela pengamatan Kamis lalu.
Mereka yang dilibatkan sebagai petugas dan pemandu termasuk pelajar di bangku SD, SMP, dan SMA. Dua yang paling belia disebutkan Ananda adalah Syarif dan Rangga. Cuma, sayang, Rangga pada hari gerhana terjadi jatuh sakit sehingga siswa kelas 4 SD itu absen di lokasi. "Kalau Syarif senang luar biasa karena ini adalah gerhana matahari yang pertama sekaligus bertugas baginya," kata Ananda sambil menambahkan Syarif dan Rangga sudah kerap mengikuti acara HAAJ.
Rangga Hamka Permana, 11 tahun, siswa kelas 4 SDN 03 Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, menjadi petugas penjaga teleskop di Planetarium Jakarta saat gerhana matahari. (TEMPO/Maria Fransisca Lahur)
Sedangkan mahasiswa Itera bergabung di Planetarium Jakarta karena salah salah satu dosennya juga senior dari HAAJ dan Planetarium Jakarta. “Ketika beliau tahu di sini mengadakan pengamatan untuk umum, maka didelegasikanlah teman-teman yang pulang kampung ke Jakarta untuk membantu kegiatan di planetarium,” tutur Ananda.
Di antara yang lainnya adalah Ferdinand, siswa Kelas XII SMAK 1 Penabur Jakarta, peraih medali perak di Olimpiade Sains Nasional bidang astronomi 2021. Dia juga masuk tim Indonesia di Olimpiade Astronomi dan Astrofisika Internasional di Georgia, AS, yang diselenggarakan daring pada tahun lalu.
Ditemui usai acara pengamatan bareng gerhana, dia mengatakan kalau saat ini mendaftar masuk ke University Illinois at Urbana Champaign (UIUC), AS, lewat program beasiswa Indonesia Maju. Ferdinand membidik Jurusan Astrofisika dengan Program Studi Sains Komputer di kampus yang pernah meluluskan Menteri Keuangan Sri Mulyani tersebut. "Saya memilih Computer Sains biar ada skill untuk membantu,” katanya.
Untuk kegiatan yang baru saja diikutinya, Ferdinand seperti yang lainnya mengaku senang. Termasuk dalam memberi informasi seputar Gerhana Matahari, dan astronomi. “Seru banget. Walau agak mendung awalnya dan banyak yang kecewa,” kata dia.
Planetarium Jakarta menyediakan sebanyak 13 teleskop yang telah dilengkapi filter matahari agar aman digunakan untuk pengamatan gerhana pada Kamis lalu. Dibuka pula 2 teleskop di Observatorium Coude. Satu untuk keperluan astrofografi dan live streaming dan yang lain untuk media atau tamu VIP yang ingin melihat Gerhana Matahari.
Pilihan Editor: Dokter Spesialis juga Guru Besar Undip Dipecat dari RS Kariadi Semarang, Kenapa?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.