TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan kecerdasan buatan (AI) OpenAI mulai meluncurkan kontrol baru pada Selasa, 25 April 2023, yang memungkinkan pengguna ChatGPT untuk mematikan riwayat obrolan mereka.
Dengan kontrol baru ini, percakapan yang dimulai saat riwayat obrolan dimatikan tidak akan digunakan untuk melatih dan menyempurnakan model ChatGPT, dan tidak akan muncul di sidebar riwayat.
Kontrol ini dapat ditemukan di pengaturan ChatGPT dan dapat diubah kapan saja. “Kami harap ini memberikan cara yang lebih mudah untuk mengelola data Anda daripada proses opt-out yang sudah ada,” tulis OpenAI dalam blog post perusahaan.
Saat riwayat obrolan dinonaktifkan, ChatGPT akan menyimpan percakapan baru selama 30 hari dan meninjaunya hanya jika diperlukan untuk memantau penyalahgunaan sebelum menghapusnya secara permanen.
Kontrol ini diumumkan setelah munculnya bug yang memberi pengguna ChatGPT akses singkat kepada rekaman percakapan orang lain pada Maret 2023. Italia menjadi negara pertama yang melarang ChatGPT karena masalah privasi.
Selain kontrol baru ini, OpenAI juga mengumumkan opsi ekspor baru yang memudahkan pengguna dalam mengekspor data ChatGPT dan memahami informasi apa yang disimpan oleh ChatGPT. Pengguna akan menerima file dengan isi percakapannya dan data relevan lainnya lewat email.
ChatGPT pertama kali diluncurkan pada November 2022 lalu dan langsung menjadi sensasi viral. Perangkat lunak ini secara otomatis menghasilkan teks berdasarkan petunjuk tertulis atau prompts, dan mendapatkan banyak perhatian dari pengguna karena tanggapannya yang rinci dan jelas di berbagai ranah pengetahuan.
OpenAI mengumumkan bahwa mereka sedang merancang langganan ChatGPT Business yang akan tersedia dalam beberapa bulan ke depan.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.