TEMPO.CO, Jakarta - Startup binaan Institut Teknologi Bandung (ITB) Karla Bionics yang bergerak di bidang tangan palsu prostetik berhasil meraih peringkat lima di Cybathlon Challenges 2023. Kompetisi internasional tersebut adalah ajang untuk mengembangkan teknologi bantu untuk penggunaan sehari-hari bagi penyandang disabilitas.
Tim beranggotakan dosen Manajemen Rekayasa ITB Wildan Trusaji bersama tiga mahasiswa dan dua alumni ITB yaitu Sekar Kedaton, Alya Hanun, Andy Lucky, Syaiful Hammam, dan Nurseptian Pratomo.
Karla Bionics melombakan hasil karya yang disebut Mega Arm, lengan prostesis yang digunakan untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mekanikal.
Fitur utama yang ditonjolkan adalah kemampuan mencapit serta kekuatan struktur pada bagian pergelangan lengan prostesis. Hal ini didasari pada temuan Karla Bionics yaitu secara umum para penyandang disabilitas di Indonesia merupakan pekerja kerah biru yang rentan mengalami kecelakaan kerja dan kemudian sulit untuk kembali menemukan pekerjaan secara formal.
Terlebih lagi, para pengguna teknologi lengan prostesis yang menjadi tulang punggung keluarga ini rata-rata memiliki keterampilan mekanikal, yang dapat mereka kembangkan sebagai mata pencaharian seperti membuka bengkel tambal ban atau membuat workshop mengelas.
Proses persiapan tim Karla Bionics terbilang singkat. Selama tiga bulan, tim mulai mengembangkan teknologi lengan hingga proses latihan. Hal ini dapat dicapai karena tim inovasi produk Karla Bionics yang dipimpin oleh Wildan Trusaji mengembangkan Mega Arm dari teknologi sebelumnya, yakni lengan prostesis Raga Arm. Sebelumnya, tim Karla Bionics juga pernah memenangkan juara di kompetisi yang sama pada 2022.
“Filosofi desain Mega Arm memanfaatkan prinsip biomimicry, di mana desain lengannya mengikuti prinsip desain dari capit kepiting. Terdapat tiga prinsip yang kami adopsi yakni posisi diam yang menutup, pergerakan hanya dilakukan satu lengan satu waktu, serta pusat kontrol tidak terpusat pada bagian tengah membuat kontrol terhadap benda akan lebih terjaga,” jelas Wildan dilansir dari laman ITB pada Jumat, 29 April 2023.
Secara tampilan, Mega Arm ini tetap mengikuti filosofi atau konsep lengan palsu Karla Bionics yang tidak menyerupai lengan non-amputasi agar para difabel tidak perlu menutupi kekurangannya.
Digunakan pada Pelajar SMK
Pengaplikasian Mega Arm disematkan pada seorang pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan mekanik asal Bekasi bernama Daffa Aldiansyah yang kini berusia 17 tahun. Melalui pemanfaatan Mega Arm, Daffa dapat kembali berkarya dan menggapai mimpinya sebagai seorang mekanik sepeda motor.