Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Serangga Tertarik pada Cahaya?

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi serangga laron. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Ilustrasi serangga laron. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Serangga atau insekta merupakan salah satu kelas hewan yang termasuk dalam filum Arthropoda. Ada banyak hal yang menarik dari serangga, salah satunya hewan ini dapat tertarik pada cahaya.

Mengutip Wonderepolis, fenomena serangga tertarik pada cahaya sering dikenal sebagai fototaksis positif. Ini telah lama menjadi misteri bagi para ilmuwan. Lantas, mengapa serangga tertarik pada cahaya? 

Meskipun belum sepenuhnya dipahami, ada beberapa teori tentang mengapa serangga tertarik pada cahaya. Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa serangga menggunakan cahaya sebagai panduan navigasi. 

Mengutip National Geographic, banyak serangga menggunakan cahaya bulan atau bintang sebagai navigasi dalam penerbangan malam mereka. Dengan menjaga pantulan cahaya bulan pada sudut konstan, serangga dapat mempertahankan jalur terbang yang stabil dan lurus.

Namun, hal tersebut berbeda bila serangga menemukan cahaya buatan. Di mana dengan cahaya buatan seperti lampu atau api dapat membingungkan serangga karena intensitasnya yang tinggi dan tak sesuai dengan sumber cahaya alami. Hal ini dapat menyebabkan serangga terbang mengelilingi sumber cahaya, sehingga membuat mereka keliru dalam navigasi.

Mengutip ThoughtCo, lampu buatan mengaburkan cahaya bulan alami, membuat serangga sulit menemukan jalan mereka. Bola lampu tampak lebih terang dan memancarkan cahayanya ke berbagai arah. Begitu seekor serangga terbang cukup dekat dengan bola lampu, ia mencoba menavigasi melalui cahaya buatan, bukan bulan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena bola lampu memancarkan cahaya ke semua sisi, serangga tak dapat mempertahankan sumber cahaya pada sudut yang konstan, seperti halnya bulan. Ia mencoba untuk menavigasi jalan lurus tetapi akhirnya terjebak dalam tarian spiral tak berujung di sekitar bola lampu.

Meskipun masih banyak yang harus dipelajari tentang fenomena ini, satu hal yang pasti adalah bahwa serangga tertarik pada cahaya dan hal ini dapat berdampak negatif pada populasi serangga.

Cahaya buatan dapat menarik serangga dari lingkungan alami mereka, sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap pemangsa dan terganggu dalam melakukan fungsi ekologis mereka.

Pilihan Editor: Kumbang Manfaatkan Cahaya Bintang untuk Navigasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampilan WhatsApp Web Bakal Berubah, Tawarkan Navigasi dan Antarmuka Lebih Modern

1 hari lalu

WhatsApp Web. Kredit: Tech Advisor
Tampilan WhatsApp Web Bakal Berubah, Tawarkan Navigasi dan Antarmuka Lebih Modern

Desain ulang WhatsApp Web hadir bagi pengguna beta. Desain baru ini menawarkan navigasi lebih mudah dan antarmuka yang modern.


Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

10 hari lalu

Penampakan Gerhana Matahari Total yang diamati dari Pantai Airleu, Com, Distrik Lautem, Timor Leste, Kamis 20 April 2023. FOTO : Observatorium Astronomi ITERA Lampung  atau OAIL
Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.


Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

11 hari lalu

Ilustrasi Salat Idul Fitri. ANTARA FOTO/Jojon
Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.


Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

12 hari lalu

Ilustrasi bencana alam.
Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

14 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Airnav Indonesia Lakukan Pengalihan Ruang Udara Sektor ABC dari Singapura

16 hari lalu

Airnav Indonesia Lakukan Pengalihan Ruang Udara Sektor ABC dari Singapura

AirNav Indonesia, berhasil mengalihkan pelayanan navigasi penerbangan perdananya pada ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna


Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

17 hari lalu

Profesor ITS ke-198 Prof. Harmin Sulistiyaning Titah saat meninjau tanaman yang menjadi objek penelitiannya di rumah kaca. Dok. Humas ITS
Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.


Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

19 hari lalu

Ilustrasi stroke. healthline.com
Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

25 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

30 hari lalu

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.