Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dosen IPB Bikin Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi, Bisa Deteksi Lapar hingga Kembung

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Dosen Sekolah Vokasi IPB, Medhanita Dewi Renanti, mengembangkan aplikasi penerjemah tangisan bayi. Aplikasi yang diberi nama Madsaz itu bertujuan untuk membantu para orang tua untuk menerjemahkan tangisan bayi.Dokumentasi: Ditjen Vokasi Kemendikbud.
Dosen Sekolah Vokasi IPB, Medhanita Dewi Renanti, mengembangkan aplikasi penerjemah tangisan bayi. Aplikasi yang diberi nama Madsaz itu bertujuan untuk membantu para orang tua untuk menerjemahkan tangisan bayi.Dokumentasi: Ditjen Vokasi Kemendikbud.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Sekolah Vokasi IPB, Medhanita Dewi Renanti, mengembangkan aplikasi penerjemah tangisan bayi. Aplikasi yang diberi nama Madsaz itu bertujuan untuk membantu para orang tua untuk menerjemahkan tangisan bayi.

Tangisan bayi utamanya yang baru lahir kerap membuat bingung orang tuanya, terlebih bagi para orang tua baru. Hal itu yang membuat Medhanita menciptkan aplikasi tersebut.

Dosen Manajemen Informatika Sekolah Vokasi IPB itu mengatakan saat ini Madsaz sudah diunduh oleh lebih dari 180 ribu orang. Pengunduhnya tidak hanya dari Indonesia, tetapi juga dari 109 negara di dunia. Rata-rata mereka ada orang tua muda yang baru memiliki anak. 

“Manfaat dari aplikasi ini alhamdulillah sudah banyak membantu ibu-ibu, utamanya yang baru punya anak untuk menerjemahkan tangisan bayinya,” kata Medhanita dilansir dari laman Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan pada Rabu, 3 Mei 2023.

Keberadaan aplikasi ini, lanjut Medhanita, juga membantu orang tua untuk lebih percaya diri dalam menangani sendiri buah hati mereka. Tingkat akurasi dari aplikasi ini diklaim cukup tinggi yakni 94 persen. Dengan demikian, orang tua dapat mengambil keputusan yang tepat untuk merespons tangisan bayi mereka. 

Menurut Medhanita, aplikasi yang sempat menjadi trending topic di awal kemunculannya ini efektif digunakan pada bayi usia 0 hingga tiga (3) bulan. Pada bayi di atas usia tersebut, aplikasi ini tetap masih bisa digunakan, hanya saja tingkat akurasinya tidak setinggi pada bayi usia 0 hingga tiga bulan. 

Gagasan untuk membuat aplikasi penerjemah tangis bayi ini tercetus pada 2011. Saat itu, ia tengah mengandung dan sedang mengikuti seminar tentang tumbuh kembang anak. 

“Saya dapat  informasi bahwa bayi itu memiliki bahasa yang dapat dimaknai atau diartikan oleh orang dewasa dan saat itu memang belum ada software yang berbasis Android untuk menerjemahkan tangisan bayi,” kata Medhanita.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari sanalah ide untuk membuat aplikasi muncul. Awalnya ia mengembangkan dalam bentuk desktop pada 2013. Setelah di-launching di tahun yang sama, Medhanita kembali mengembangkan aplikasi tersebut. Pada 2015, Medhanita kembali mengembangkan dalam bentuk Android. 

Akan tetapi, pengembangan dalam bentuk Android tersebut belum langsung di-launching karena masih memiliki sejumlah kekurangan. Tiga tahun berselang setelah melakukan penyempurnaan, akhirnya Medhanita meluncurkan aplikasi tangisan bayi berbasis Android tersebut. Saat ini aplikasi ini dapat diunduh melalui Playstore. 

“Aplikasi ini tersedia dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Aplikasi ini juga bersifat universal bisa digunakan oleh semua bayi,” kata Medhanita.

Aplikasi ini dapat mendeteksi lima jenis tangisan bayi, seperti tangisan karena lapar, mengantuk, bersendawa, kembung atau ada gas, dan saat bayi merasa tidak nyaman.

Cara kerja aplikasi ini juga cukup mudah, yaitu hanya cukup dengan merekam suara tangisan bayi dan dalam waktu sekitar beberapa menit, tangisan tersebut akan diterjemahkan untuk kemudian dijadikan sebagai rujukan keputusan tindakan yang diambil oleh orang tua bagi bayinya. 

“Misalnya ternyata nangisnya karena tidak nyaman, mungkin bisa dicek apakah pokoknya sudah basah misalnya,” kata Medhanita.

Pilihan Editor: Cerita Mahasiswa Indonesia Sekolahkan Anak di Inggris, Tak Dibebani PR

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dosen Politeknik Negeri Padang Buat Alat Deteksi Ganja Kering, Razia Ganja Jadi Efisein

9 jam lalu

Dosen Politeknik Negeri Padang (PNP) mengembangkan sebuah inovasi berupa alat pendeteksi daun ganja kering. Kemendikbud
Dosen Politeknik Negeri Padang Buat Alat Deteksi Ganja Kering, Razia Ganja Jadi Efisein

Dosen dari Politeknik Negeri Padang (PNP) mengembangkan sebuah inovasi berupa alat pendeteksi daun ganja kering.


UOB Indonesia Luncurkan Fitur Digitalisasi Pembiayaan Rantai Pasok, Apa Kelebihannya?

22 jam lalu

UOB Indonesia Meluncurkan Kapabilitas Manajemen Rantai Pasokan Keuangan (FSCM) Baru di UOB Infinity pada Senin, 25 September 2023. Cr: UOB Indonesia
UOB Indonesia Luncurkan Fitur Digitalisasi Pembiayaan Rantai Pasok, Apa Kelebihannya?

UOB Indonesia meluncurkan fitur manajemen rantai pasok keuangan (financial supply chain management/FSCM) di aplikasi UOB Infinity.


Alasan Bayi Tak Boleh Diberi Madu dan Risikonya

1 hari lalu

Ilustrasi madu. Holliejean.com
Alasan Bayi Tak Boleh Diberi Madu dan Risikonya

Meski sehat, madu tak boleh diberikan pada bayi karena bisa menyebabkan botulisme. Simak penjelasan dan gejalanya.


Cara Menghapus Saluran WhatsApp

1 hari lalu

Meta mengumumkan peluncuran Saluran WhatsApp secara global. (Meta)
Cara Menghapus Saluran WhatsApp

WhatsApp memiliki fitur baru, yaitu saluran. Lantas, bagaimana cara menghapusnya bagi para pengikut?


Mahasiswa Unpad Bikin Cup dari Limbah Kulit Biji Kopi, Bisa Dimakan

1 hari lalu

Ilustrasi kopi Kintamani. (Sumber: Unsplash)
Mahasiswa Unpad Bikin Cup dari Limbah Kulit Biji Kopi, Bisa Dimakan

Inovasi mahasiswa Unpad berangkat dari keresahan akan limbah kulit biji kopi yang kerap terbuang begitu saja.


Benarkah Minum Air Kelapa saat Hamil Bikin Kulit Bayi Jadi Bersih?

2 hari lalu

Ilustrasi air kelapa. shutterstock.com
Benarkah Minum Air Kelapa saat Hamil Bikin Kulit Bayi Jadi Bersih?

Tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung bahwa minum air kelapa saat hamil membuat kulit bayi jadi besih.


Begini Cara Menonaktifkan Komentar di Instagram

3 hari lalu

Logo Instagram. Kredit: TechCrunch
Begini Cara Menonaktifkan Komentar di Instagram

Jika Anda tidak ingin ada komentar setiap foto atau video yang Anda posting di Instagram, Anda bisa menonaktifkan komentar. Begini caranya.


Inilah Deretan Fitur Baru Pembaruan Windows 11 yang akan Dirilis pada 26 September Mendatang

3 hari lalu

Windows 11. Foto: Microsoft
Inilah Deretan Fitur Baru Pembaruan Windows 11 yang akan Dirilis pada 26 September Mendatang

Pembaruan Windows 11 akan menghadirkan lebih dari 150 fitur baru.


Pengguna Airbnb Minta Harga Lebih Murah dan Kemudahan Pencarian

3 hari lalu

Ilustrasi Airbnb (Pixabay)
Pengguna Airbnb Minta Harga Lebih Murah dan Kemudahan Pencarian

Airbnb mengubah layanannya berdasarkan saran pengguna, apa saja yang diinginkan pelancong?


Bayi 1 Tahun Tewas Overdosis di Tempat Penitipan Anak, Polisi New York Temukan 10 Kg Fentanil

3 hari lalu

Kantong plastik fentanil dipajang di atas meja di Bandara Internasional O'Hare di Chicago, Illinois [File: Joshua Lott/Reuters]
Bayi 1 Tahun Tewas Overdosis di Tempat Penitipan Anak, Polisi New York Temukan 10 Kg Fentanil

Otoritas AS menemukan beberapa jenis narkoba, termasuk fentanil, yang disembunyikan oleh pemilik tempat penitipan anak di New York