TEMPO.CO, Jakarta - Setelah Asia Tenggara dan Selatan pada pertengahan April lalu, selang sepekan kemudian Spanyol sebelah selatan, Portugal dan Maroko di wilayah selatan Eropa dan utara Afrika tersengat gelombang panas yang tak biasa. Beberapa daerah di wilayah itu mencatatkan suhu udara hingga mendekati 40 derajat Celsius, bahkan lebih.
Khusus di Eropa selatan, cuaca panas itu menambah berat tekanan iklim di kawasan itu. Mereka sebenarnya sedang mengalami kekeringan parah yang terjadi hingga mengancam harga pangannya melambung tinggi.
Berikut ini data dan analisa dari kejadian gelombang panas yang terjadi di Eropa tersebut, termasuk keterkaitannya dengan perubahan iklim,
1. Negara mana saja yang mencatatkan rekor suhu panas?
Spanyol membukukan suhu April terpanasnya pada 27 April lalu. Saat itu catatan suhu maksimum hariannya mencapai 38,8 derajat Celsius di Bandara Cordoba di Spanyol selatan. Berdasarkan data BMKG Spanyol, angka itu memecahkan rekor sebelumnya 37,4 derajat pada April 2011 yang saat itu dicatatkan di Murcia.
Portugal juga membuat rekor suhu April tertinggi sebesar 36,9 derajat Celsius yang terjadi di Mora, pusat negara itu, pada hari yang sama. Sedangkan di Marrakesh, Maroko, suhu udaranya mencapai 41,3 derajat Celsius. Suhu maksimum harian itu seluruhnya terdata 10 sampai 15 derajat di atas suhu harian rata-rata di masing-masing negara itu.
2. Apa penyebab gelombang panas di Eropa?
Penyebabnya adalah massa udara sangat panas yang bergerak dari Afrika Utara masuk ke Eropa Selatan. Gelombang panas juga mendapat kontribusi dari pergerakan lambat sistem tekanan tinggi yang mengusir awan-awan pergi dari kawasan itu. Dampaknya bukan hanya hujan yang menjadi langka, tapi juga absennya tutupan awan yang bisa mengurangi intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan.
Kekeringan yang sedang terjadi mungkin juga memberi peran yang lain kepada gelombang panas. Hal ini karena uap air dari tanah biasanya menyediakan efek pendinginan lewat proses evaporasi. Tapi, jika tanahnya kering, hanya sedikit energi matahari yang digunakan untuk proses evaporasi dan transpirasi, dan lebih besar porsi radiasi matahari yang berakumulasi dalam bentuk pemanasan permukaan.
Tanah retak dan kering terlihat di dasar sungai Sungai Loire yang mengalami kekeringan dekat jembatan Anjou-Bretagne saat gelombang panas melanda Eropa, di Ancenis-Saint-Gereon, Prancis, 13 Juni 2022. REUTERS/Stephane Mahe
Erich Fischer dari ETH Zurich, Swiss, mengatakan tanah yang kering dapat menambah panas 2-3 derajat Celsius sebuah gelombang panas. “Kekeringan pada dasarnya penguat gelombang panas," katanya.
Tapi, Fischer menambahkan, tidak biasanya efek itu terlihat di awal tahun seperti pada tahun ini. Yang umumnya terjadi di periode yang sama, bahkan di Eropa Selatan, kata dia, "tanahnya masih basah."
Baca halaman berikutnya bagaimana perubahan iklim mengambil peran dan apakah musim panas nanti akan 'mendidih' di Eropa?