Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Untuk Pertama Kalinya, Terlihat Bintang Sedang Memakan Planetnya

image-gnews
Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Gambar artistik dari sebuah planet yang akan ditelan bintang induknya. K. Miller and R. Hurt/Caltech/IPAC-NewScientist.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom telah merekam untuk pertama kalinya sebuah bintang yang sedang melahap salah satu dari planetnya. Sebuah pemandangan yang selama ini diketahui hanya dengan rekonstruksi dari proses yang sudah terjadi ratusan ribu tahun lalu.

Pemandangan aktual diungkap Kishalay De dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat. Dia dan para koleganya menggunakan Zwicky Transient Facility di California, AS,  untuk menangkap sebuah semburan cahaya aneh yang dilabeli ZTF SLRN-2020, datang dari sebuah bintang sekitar 13 ribu tahun cahaya jauhnya. 

Selama sekitar 10 hari, bintang itu menjadi lebih terang sekitar 100 kali lipat. "Lalu, berubah kembali menjadi 10 kali lebih redup selama enam bulan," tutur De dan timnya itu dalam laporan yang dipublikasi di Jurnal Nature, 3 Mei 2023.

Semburan cahaya itu serupa dengan red nova, fenomena yang disebabkan oleh penggabungan dua bintang (binary stars), meski kalah terang dan tidak melepas energi yang sama besarnya. Semburan cahaya itu ditemani emisi inframerah yang sangat terang dan berumur panjang.

Setelah mengumpulkan lebih banyak pengamatan menggunakan teleskop lain, De dkk menyimpulkan kalau datanya konsisten dengan sebuah bintang yang sedang memakan obyek lain yang bukan bintang, melainkan sebuah planet gas raksasa berukuran setidaknya 30 kali Bumi atau hampir 10 kali Planet Jupiter. 

Kita tahu perilaku bintang-bintang makan planet-planet karena kita telah melihat dampaknya berupa bintang-bintang yang tercemar bahan kimia dari dunia yang mereka santap. Pada masa lalu, De menuturkan, seluruh bukti yang sudah ada dari bintang makan planet berasal dari pengamatan terhadap bintang-bintang yang sudah melakukan itu ratusan ribu tahun lalu. 

"Kami belum pernah sebelumnya menangkap sebuah bintang yang tertangkap basah sedang memakan sebuah planet," kata peneliti di Kavli Institute for Astrophysics and Space Research tersebut

Prosesnya sangat mungkin terjadi ketika sebuah bintang mirip Matahari kehabisan bahan bakar hidrogen-nya dan beralih ke fusi helium. Dalam proses inilah, bintang akan menjadi raksasa merah dan atmosfernya mengembang, melingkupi planet-planet yang mengorbit terlalu dekat. Dalam kasus ZTF SLRN-2020, planet yang menjadi 'korban' mengorbit bintang induknya itu kurang dari satu hari di Bumi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Matahari kita diprediksi akan mulai mengembang seperti itu setelah sekitar lima miliar tahun. Jadi, lewat ZTF SLRN-2020 saat ini, menurut De, kita sebenarnya sedang melihat nasib planet Bumi nanti. 

"Jika Anda mencermati sistem tata surya kita dari jarak 10 ribu tahun cahaya, apa yang Anda lihat adalah matahari akan bertambah terang dalam cara yang sama, tapi efek dramatisnya mungkin berbeda karena Bumi berukuran jauh lebih kecil daripada planet itu." 

NEW SCIENTIST, NATURE

Pilihan Editor: Gelombang Panas Juga Terjang Eropa Selatan, Tak Biasa Karena Sebelum Musim Panas


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Astronom: Benda Langit yang Dilihat Warga Kemungkinan Meteor atau Sampah Antariksa

9 hari lalu

Penampakan cahaya di langit, warna merah kekuningan agak panjang, dari selatan menuju utara. Cahaya itu terlihat dari kawasan Condongcatur, Sleman, Yogyakarta pada Kamis, 14 September 2023, sekitar pukul 23.15 WIB. (Potongan Video)
Astronom: Benda Langit yang Dilihat Warga Kemungkinan Meteor atau Sampah Antariksa

Sampah antariksa itu terbakar di atmosfer dan tampak seperti meteor lewat.


Warga Saksikan Benda Langit Meluncur Kamis Malam, Astronom Duga Meteor

9 hari lalu

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Warga Saksikan Benda Langit Meluncur Kamis Malam, Astronom Duga Meteor

Bisa disimpulkan itu meteor terang.


387 Tahun Universitas Harvard, Kisah John Harvard Sumbang Lahan dan Perpustakaan Berikut 400 Buku

15 hari lalu

Kampus Universitas Harvard. Wikipedia
387 Tahun Universitas Harvard, Kisah John Harvard Sumbang Lahan dan Perpustakaan Berikut 400 Buku

Universitas Harvard merupakan universitas tertua sekaligus ternama di dunia. Sejak 8 September 1636, Universitas Harvard menjadi kampus bergengsi.


Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

18 hari lalu

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Kisah Penemuan Komet Baru C/2023 P1 oleh Astronom Amatir Jepang

Seorang astronom amatir Jepang yaitu Hideo Nishimura baru-baru ini menemukan komet yang dinamakan C/2023 P1 (Nishimura).


Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

18 hari lalu

Prasasti peresmian di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Buka Kunjungan Publik, Perang Tiket Masih Berlanjut

Jadwal kunjungan ke Observatorium Bosscha terbagi menjadi dua sesi untuk 100 orang setiap Sabtu.


Fakta-Fakta Peluncuran Aditya-L1 India ke Matahari

18 hari lalu

Pesawat luar angkasa India Aditya-L1 saat akan diluncurkan untuk mempelajarari Angin Matahari, 2 Septe,ber 2023. (Isro.gov.in)
Fakta-Fakta Peluncuran Aditya-L1 India ke Matahari

fakta-fakta misi India luncurkan Aditya-L1 ke matahari pada Sabtu, 2 September 2023 untuk mempelajari dampak radiasi matahari.


Kota Ini Ramai Dikunjungi saat Halloween, Ada Museum Penyihir dan Rumah Berhantu

19 hari lalu

Salem Witch Museum, Massachusetts, Amerika Serikat (salemwitchmuseum.com)
Kota Ini Ramai Dikunjungi saat Halloween, Ada Museum Penyihir dan Rumah Berhantu

Kota ini terkenal karena Salem Witch Trials pada 1692, ketika belasan dituduh melakukan praktik sihir. Ramai dikunjungi saat Halloween.


Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

21 hari lalu

Komet C/2023 P1 (Nishimura) (Japan Posts)
Penampakan Komet Temuan Baru Dekat Ufuk Timur 1-6 September

Komet yang kini dinamakan C/2023 P1 (Nishimura) itu tergolong baru.


Sukses Daratkan Chandrayaan ke Bulan, India Kirim Aditya Pelajari Matahari

21 hari lalu

Pesawat luar angkasa India Aditya-L1 saat akan diluncurkan untuk mempelajarari Angin Matahari, 2 Septe,ber 2023. (Isro.gov.in)
Sukses Daratkan Chandrayaan ke Bulan, India Kirim Aditya Pelajari Matahari

Setelah berhasil Chandrayaan-3 ke Bulan, badan antariksa India meluncurkan roket untuk mempelajari matahari hari ini.


Zulhas Ungkap Makna Matahari dalam Logo PAN

26 hari lalu

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menyampaikan sambutannya pada acara pembukaan Peringatan HUT Ke-25 PAN di kawasan Senayan, Jakarta, Senin 28 Agustus 2023. ANTARA/HO-Partai Amanat Nasional
Zulhas Ungkap Makna Matahari dalam Logo PAN

Zulhas menjelaskan Matahari pada logo PAN memiliki filosofi sebagai lambang dari pemberi kasih sayang dan kehidupan bagi siapa pun.