TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan program beasiswa dokter spesialis untuk kampus dalam dan luar negeri untuk para tenaga kesehatan.
Beasiswa yang diluncurkan pada Senin, 8 Mei 2023 ini bertujuan untuk memperluas program fellowship yang diutamakan untuk layanan kanker, jantung, stroke, uro-nefrologi, dan KIA pada berbagai bidang peminatan.
“Program ini jadi salah satu upaya pemerintah untuk mempercepat pemenuhan dan pemerataan layanan subspesialistik di rumah sakit,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dari rilis yang diterima Tempo pada Senin, 8 Mei 2023.
Perluasan beasiswa fellowshop memberikan kesempatan kepada dokter spesialis, beasiswa dokter subspesialis maupun program fellowship untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas keilmuannya. Melalui program ini, jangkauan penerima beasiswa juga lebih luas, tidak hanya dari rumah sakit pengusul pemerintah namun juga dari rumah sakit pengusul swasta.
Menkes menyampaikan pada batch pertama sudah ada sekitar 643 penerima beasiswa dokter spesialis dan 20 orang penerima beasiswa dokter subspesialis yang terdaftar di semester pertama tahun 2023. Adapun penerima beasiswa terdiri atas dokter, perawat, serta tenaga kesehatan lainnya.
“Terima kasih ibu (Menteri Keuangan), di kesempatan ini ada sekitar 643 yang mendapatkan beasiswa. Sebenarnya diberikan kuota 1000 tapi ada kendala tempat, kuota kurang, sehingga tidak semuanya terserap. Ke depan semoga bisa lebih banyak lagi,” kata Budi.
Program ini akan dibuka sepanjang tahun untuk seluruh dokter spesialis yang telah memiliki surat penerimaan dari unit penyelenggara dan program fellowship di dalam negeri dan luar negeri. Masa studi program fellowship yang didanai bervariasi, mulai dari yang paling singkat tiga bulan dan paling lama 24 bulan.
Ada total 16 negara tujuan beasiswa fellowship luar negeri yang sudah terdaftar, antara lain Amerika Serikat, Australia, Belanda, Brunei Darussalam, India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Canada, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, Tiongkok, dan Vietnam.
Budi menjelaskan pembukaan beasiswa fellowship dokter spesialis dalam dan luar negeri merupakan perwujudan dari pilar ketiga transformasi kesehatan yakni transformasi SDM Kesehatan.
Dia berharap dengan diluncurkannya program ini dapat meningkatkan akses layanan subspesialistik yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa Kemenkeu dan LPDP sangat mendukung pembangunan ekosistem kesehatan di Indonesia.
“Saya melalui LPDP maupun melalui anggaran kementerian termasuk Kementerian Kesehatan dan anggaran ke transfer ke pemerintah daerah, sangat mendukung langkah-langkah untuk membangun ekosistem kesehatan yang baik. Masalah kesehatan begitu sangat rumit, menantang, dan berubah sangat cepat," kata Menkeu.
Menkeu berharap berbagai tantangan dan perubahan tersebut dapat diantisipasi sejak dini sehingga bisa meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Dia mengatakan para tenaga kesehatan bisa belajar dari Covid-19.
Saat pandemi, tenaga kesehatan melihat fenomena maupun tanda-tanda dari masalah kesehatan yang menghabiskan anggaran yang sangat luar biasa. Fenomena yang ada hendaknya dapat dicapture untuk selanjutnya dipelajari, sehingga apabila ada masalah kesehatan di masa depan dapat diketahui sejak dini dan diantisipasi.
“Saya berharap teman-teman di semua lingkungan kesehatan belajar banyak. Jangan sampai fenomena yang sungguh luar biasa itu lewat begitu saja hanya tercatat di dalam APBN saya, bahwa tahun 2020 saya menaikkan anggaran Rp 170 triliun jadi 300, kemudian 2021 menjadi Rp 500 triliun dan menjadi hanya angka anggaran, tapi substansinya saya harap bisa di-capture,” ujarnya.
Sri juga mengingatkan agar penerima beasiswa dapat kembali ke Indonesia setelah menempuh masa studi di luar negeri dan mengabdikan diri dan keilmuannya bagi peningkatan kualitas kesehatan Indonesia.
Pilihan Editor: UTBK 2023, Peserta di UPN Veteran Jakarta Saltum hingga Salah Lokasi Ujian