Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FDA Amerika Izinkan Obat Pil Pertama dari Tinja Manusia

image-gnews
ilustrasi obat (pixabay.com)
ilustrasi obat (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah per 26 April lalu mengizinkan peredaran dan penggunaan pil pertama yang dibuat dari tinja manusia. Pil itu adalah obat berbahan tinja kedua yang pernah diberikannya izin edar. Yang pertama adalah berbasis enema, atau injeksi lewat dubur, per Desember 2022. 

Sebelum izin diberikan FDA, teknik medis 'transplantasi mikrobiota yang hidup di feses' ini masih dianggap investigasional. Karenanya, lebih sulit bagi para pasien untuk bisa mengaksesnya. Pengobatan juga menjadi tak ditanggung asuransi. 

Seperti yang berbasis enema, pil Vowst juga mengandung bakteri hidup dari feses dan diizinkan digunakan pada orang-orang berusia lebih dari 18 tahun. Keduanya sama sebagai pengobatan preventif untuk infeksi berulang bakteri Clostridioides difficile. Disingkat C. diff, infeksi ini sering didapat setelah pasien menggunakan aneka antibiotik untuk infeksi yang berbeda. 

Antibiotik dapat mengganggu keseimbangan bakteri yang normalnya mendiami jaringan usus, dan ini memberi C. diff kesempatan untuk berkembang biak dengan cepat. Bakteri yang bereplikasi dengan cepat itu mengeluarkan racun yang dapat menyebabkan diare, sakit perut, demam dan peradangan usus besar (colitis), serta dalam beberapa kasus, gagal organ dan kematian. 

Menurut FDA, infeksi C. diff berelasi dengan 15-30 ribu kematian per tahun di Amerika Serikat. 

Mereka yang sembuh dari C. diff, kata FDA, memiliki peluang 1:6 untuk mengalami infeksi lagi dalam 2-8 minggu di masa pemulihannya. Dan dari setiap infeksi yang datang kembali tersebut membawa risiko yang lebih besar. Penyebabnya, antara lain,  antibiotik yang digunakan untuk mengatasinya mengganggu mikrobioma dalam usus atau komunitas mikroorganisme dalam saluran pencernaan bagian bawah.   

Pengobatan dengan mikrobiota dari feses menawarkan sebuah cara baru untuk mencegah perulangan C. diff dengan mengisi ulang mikrobioma dalam usus tersebut. Dan kini, dengan izin yang dikantongi Vowst, ada versi pengobatan itu yang bisa dilakukan oral, ketimbang diberikan lewat rektum pasien. 

"Ketersediaan produk mikrobiota fecal yang bisa diasup oral adalah sebuah langkah maju signifikan dalam memajukan layanan pasien dan aksesibilitas untuk individu-individu yang pernah mengalami penyakit ini yang dapat mengancam nyawanya," kata Peter Marks, Direktur Pusat Riset dan Evaluasi Biologi di FDA. 

Regimen penggunaan Pil Vowst adalah dengan cara dikonsumsi empat kapsul per hari selama tiga hari berturut-turut. Pasien mulai meminumnya dua sampai empat hari setelah menghabiskan antibiotik untuk C. diff

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Feses donasi yang digunakan untuk membuat obat pil ini harus dipilah secara hati-hati untuk mencegah penularan patogen. Meski begitu, FDA memperingatkan, mengonsumsi Vowst tetap ada risiko terpapar patogen, juga zat alergi makanan. 

Dalam uji klinis, efek samping paling umum dari obat pil Vowst adalah perut kembung, lelah, konstipasi, kedinginan, dan diare. Tapi hasilnya hanya 12,4 persen dari mereka yang diberikan pil ini yang mungkin terinfeksi C. diff kembali hingga minggu kedelapan masa pemulihan. Bandingkan dengan 39,8 persen pada mereka yang hanya menerima plasebo. 

LIVESCIENCE

Pilihan Editor: Drone Meledak di Atas Kremlin Senate Ungkap Kelemahan Rusia


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.


Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

2 hari lalu

Bawang merah. ANTARA/Oky Lukmansyah
Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?


Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

2 hari lalu

Ilustrasi anak minum obat. shutterstock.com
Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.


Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

4 hari lalu

Ilustrasi obat. TEMPO/Subekti
Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.


Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

5 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.


4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

11 hari lalu

ilustrasi minum obat (pixabay.com)
4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.


Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

11 hari lalu

Ilustrasi pria menggunakan ponsel di toilet. buzznigeria.com
Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

14 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

18 hari lalu

Truk bantuan yang membawa pasokan kemanusiaan diparkir di dekat pagar perbatasan sebelum memasuki Gaza melalui Gerbang 96, pintu masuk yang baru dibuka yang memungkinkan akses lebih cepat ke Gaza utara, di Israel, 21 Maret 2024. REUTERS/Amir Cohen
Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel


Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

24 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di kantor. shutterstock.com
Awas, Ini Tempat yang Diklaim Paling Berkuman di Kantor

Beberapa titik bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri di kantor sehingga Anda harus selalu menjaga kebersihan diri setelah menyentuhnya.