Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suara Misterius di Gunung Everest saat Malam Hari, Apa Itu?

Reporter

image-gnews
Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp.  (Xinhua/Tang Wei)
Foto yang diabadikan pada 11 November 2020 ini menunjukkan pemandangan pegunungan Annapurna di Nepal. Annapurna Base Camp (ABC) salah satu destinasi jalur pendakian di barisan Pegunungan Himalaya yang tak kalah tersohor dengan Everest Base Camp. (Xinhua/Tang Wei)
Iklan

TEMPO.CO, JakartaMenjulang hingga ke ketinggian 8.848 meter di atas permukaan laut, Gunung Everest memiliki puncak tertinggi di planet Bumi (meskipun bukan gunung tertinggi). Telah merenggut lebih dari 300 nyawa sejauh ini, pendakian Gunung Everest sudah menjadi suatu hal yang menakutkan, apalagi saat terdengar suara rintihan menakutkan di malam hari.

Dokumentasi eksklusif Netflix, Aftershock: Everest and the Nepal Earthquake, merinci akibat gempa Nepal pada 2015 yang merenggut nyawa hampir 9.000 orang. Pembicara dalam serial ini adalah Dave Hahn, seorang pemimpin ekspedisi berpengalaman yang telah mencapai puncak Everest sebanyak 15 kali.

Ketika matahari mulai terbenam, Hanh berbicara tentang suara-suara yang dikeluarkan Gunung Everest, “Anda dapat mendengarnya meletus. Anda dapat mendengar es dan batu jatuh di berbagai tempat di sekitar lembah.”

Hingga studi tahun 2018 dirilis, tidak ada yang tahu mengapa Gunung Everest tampak hidup di malam hari. Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan suara tiba-tiba nan memekakkan telinga yang terdengar dari jarak ratusan kilometer.

Berangkat pada 2017, tim peneliti dari Nepal dan Jepang mulai mempelajari aktivitas seismik glasial Himalaya. Selama perjalanan lebih dari satu minggu, mereka berkemah di gletser terbuka yang bebas dari puing-puing guna memperhatikan suara-suara aneh yang dimulai saat malam tiba.

“Kami mendengar ledakan keras,” ahli glasiologi dan penulis utama studi tersebut, Evgeny Podolskiy, menjelaskan temuannya kala itu. “Kami merasa bahwa gletser kami meletus atau meledak dengan retakan di malam hari.”

Mendorong penyelidikan lebih lanjut oleh tim, hasil penelitian mereka menyimpulkan bahwa suara-suara itu disebabkan oleh “rekahan termal nokturnal”. Itu menjelaskan efek perubahan suhu terhadap gerakan dan suara yang ditimbulkan oleh gletser. Ketika matahari terbenam, temperatur di sana menurun hingga sekitar -15 (minus lima belas) derajat celsius.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gletser yang bebas puing-puing, seperti yang ditempati Podolskiy dan kawan-kawan, lebih terpapar berbagai jenis elemen daripada gletser yang tertutup puing-puing. Hal ini menyebabkan kontraksi termal yang luas saat permukaannya mendingin, lantas memicu rekahan dekat permukaan pada gletser yang terbuka. Rekahan pun mengeluarkan suara retakan keras yang bergema di pegunungan.

Gletser tipis juga terlihat memiliki risiko kontraksi termal yang lebih besar, sementara gletser yang lebih tebal mengalami lebih sedikit tekanan termal. Meskipun Himalaya menjadi salah satu penyimpan es terbesar di Bumi, gletser yang tertutup puing-puing—sekitar 70 persen dari total gletser Himalaya—adalah jenis yang paling tidak terwakili dalam studi seismologi gletser.

Atas alasan tersebut, masih belum jelas kenapa perubahan suhu tampaknya lebih memengaruhi gletser Himalaya daripada gletser di belahan dunia lain. Namun, penelitian di Himalaya glasial ini membantu ilmuwan lebih memahami cara memantau perilaku gletser dan menaksir tingkat kerusakan es. Itu kemudian dapat berimplikasi pada cara ilmuwan melacak efek perubahan iklim terhadap simpanan es yang sangat besar di Gunung Everest.

Pilihan editor: Ilmuwan Ungkap Alasan Gunung Everest Keluarkan Suara Menakutkan di Malam Hari

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Iklan

Berita Selanjutnya




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi 5 Drakor 2023 yang Wajib Masuk Daftar Tontonan, Termasuk Mask Girl

10 jam lalu

Mask Girl. Dok. Netflix
Rekomendasi 5 Drakor 2023 yang Wajib Masuk Daftar Tontonan, Termasuk Mask Girl

Sekitar 9 bulan 2023 telah berlalu, sepanjang ini juga terdapat drakor yang wajib masuk daftar tontonan. Mask Girl, The Good Bad Mother, apa lagi?


Kru Drama Gyeongseong Creature Meninggal dan akan Diautopsi, Netflix Buka Suara

5 hari lalu

Park Seo Joon dan Han So Hee dalam drama Gyeongseong Creature. Dok. Netflix
Kru Drama Gyeongseong Creature Meninggal dan akan Diautopsi, Netflix Buka Suara

Seorang kru drama Gyeongseong Creature yang dibintangi Park Seo Joon dan Han So Hee, meninggal secara mendadak. Pihak keluarga setuju untuk autopsi.


5 Drama Korea Tentang Hakim dan Jaksa, Cocok Ditonton Mahasiswa dan Praktisi Hukum

5 hari lalu

Kim Hye Soo dalam drama Korea Juvenile Justice. Dok. Netflix.
5 Drama Korea Tentang Hakim dan Jaksa, Cocok Ditonton Mahasiswa dan Praktisi Hukum

Ada berbagai Drama Korea dengan tema hukum. Tak hanya sekedar drama, namun juga memuat edukasi tentang hukum


3 Serba-serbi Serial Berlin, Spin Off Money Heist

6 hari lalu

Serial Spinoff Money Heist, Berlin tayang 29 Desember 2023. Dok. Netflix
3 Serba-serbi Serial Berlin, Spin Off Money Heist

Serial spin off dari Money Heist atau La Casa de Papel berjudul Berlin akan rilis di Netflix pada 29 Desember 2023


4 Serba-serbi Sweater One Black Sheep Putri Diana yang Laku Terjual Rp17,5 Miliar

6 hari lalu

Putri Diana mengenakan sweater rajut dengan jeans saat pertandingan polo Pangeran Charles pada Juni 1981. Instagram.com/@sothebys
4 Serba-serbi Sweater One Black Sheep Putri Diana yang Laku Terjual Rp17,5 Miliar

Sweater merah One Black Sheep milik mendiang Putri Diana menjadi jumper termahal di dunia


Ada Nenek Tteokbokki di Drakor Mask Girl, Apa Istimewanya Makanan Khas Korea Itu?

6 hari lalu

Tteokbokki (Antara)
Ada Nenek Tteokbokki di Drakor Mask Girl, Apa Istimewanya Makanan Khas Korea Itu?

Dalam drakor Mask Girl di Netflix, ada tokoh Nenek penjual Tteokbokki. Apakah makanan khas Korea ini?


Serial Spin Off Money Heist, Berlin Tayang di Netflix Akhir Tahun Ini

7 hari lalu

Serial Spinoff Money Heist, Berlin tayang 29 Desember 2023. Dok. Netflix
Serial Spin Off Money Heist, Berlin Tayang di Netflix Akhir Tahun Ini

Serial spin off Money Heist ini kembali menghadirkan Pedro Alonso sebagai Berlin yang nanti akan dibantu oleh kelompok barunya untuk misi perampokan.


Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

9 hari lalu

Gunung Everest, Himalaya (Pixabay)
Tibet Beri Izin Orang Asing Mendaki Cho Oyu - Shishapangma, Gunung Tertinggi Keenam di Dunia

Kedua gunung ini berada di pegunungan Himalaya, dekat dengan sisi barat gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest.


7 Film Terbaik Sepanjang Masa Netflix, Raih Banyak Penghargaan Bergengsi

9 hari lalu

Poster film Inception. IDMB
7 Film Terbaik Sepanjang Masa Netflix, Raih Banyak Penghargaan Bergengsi

Daftar film terbaik sepanjang masa Netflix, ada La La Land, Hotel Mumbai, Marriage Story hingga The Trial of the Chicago 7


5 Serial dan Film Thriller Korea di Netflix yang Mendebarkan

9 hari lalu

Film thriller Korea Selatan, Unlocked, dibintangi  Chun Woo Hee, Im Siwan and Kim Hee Won. Dok. Netflix
5 Serial dan Film Thriller Korea di Netflix yang Mendebarkan

Daftar serial dan film thriller Korea berbagai tema, termasuk penyalahgunaan teknologi hingga perundungan yang tayang di Netflix.