Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tips Agar Siswa Tidak Menyontek Artificial Intelligence

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Chatgpt. Shutterstock
Chatgpt. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi Artificial Intelligence (AI) sering kali digunakan murid untuk menyontek, sehingga dianggap sebagai ancaman terhadap dunia pendidikan. Merespons fenomena ini, Ketua Yayasan Guru Belajar Bukik Setiawan mengatakan bahwa seharusnya kehadiran AI justru menjadi momen refleksi bagi pendidik.

“Pendidikan selalu dikenal sebagai penggerak perubahan. Ironisnya, pendidikan malah seringkali terseok-seok oleh perubahan. Hingga sekarang, penggunaan HP saja masih dilarang di banyak sekolah,” tutur Bukik pada Rabu, 10 Mei 2023.

Saat ini muncul kekhawatiran dari guru karena murid mengerjakan tugas hanya dengan menyalin jawaban AI. Dia menjelaskan hal ini dikarenakan tugas sekolah kebanyakan bersifat objektif.

Tugas yang bersifat objektif umumnya hanya memiliki satu jawaban yang benar. Jenis tugas ini tidak memberikan ruang pada murid untuk menunjukkan potensi dan menyampaikan aspirasinya. Meskipun murid memiliki latar belakang dan pemikiran yang beragam tapi tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasinya.

“Tugas ini mengabaikan subjektivitas murid sebagai manusia. Enggak ada ruang untuk emosi, aspirasi, selera, mimpi, dan hal lainnya,” katanya.

Lebih lanjut, menurutnya tindakan murid yang dianggap tidak bermoral seperti menyontek, melakukan plagiasi, hingga membayar orang untuk mengerjakan tugas merupakan perlawanan terhadap sistem pendidikan yang tidak menghargai subjektivitas.

“Kalau mau dicek, dari sekian banyak tindakan-tindakan itu, hanya sedikit yang kaitannya sama moral. Justru itu menunjukkan cacatnya sistem pendidikan kita yang tidak menghargai subjektivitas,” terangnya.

5 Tips Agar Murid Tidak Hanya Mengandalkan AI
Bukik menegaskan alih-alih melarang penggunaan AI, guru harus bisa mengubah tugas agar lebih esensial. Dia memberikan lima tips agar tugas yang diberikan bisa lebih bermakna. Dengan demikian, murid tidak hanya mengandalkan AI untuk mengerjakan tugasnya.

Pertama, mengubah penilaian dari yang standar menjadi autentik. Aspek autentik ini bisa muncul ketika guru memperbanyak tugas dengan jawaban yang memberikan ruang untuk murid berpikir. Guru juga perlu memberikan umpan balik yang bermakna.

“Misalnya ada satu tugas yang sama, tapi tentu jawaban anak yang tinggal di dekat sawah dengan dekat perkebunan pasti berbeda. Cara berpikirnya kan berbeda. Asesmen nya nanti bisa lebih meaningful,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, bergeser dari generalisasi ke personalisasi. Personalisasi berarti tugas yang diterima murid sesuai dengan profilnya. Strategi yang bisa diterapkan misalnya menggunakan project-based learning (PjBL).

Pada PjBL, murid didorong untuk peka terhadap permasalahan yang ada. Lalu, murid mendapat kesempatan untuk berpikir bagaimana menyelesaikan permasalahan tersebut. Tugas guru adalah memfasilitasi agar murid bisa belajar pada setiap proses PjBL.

Ketiga, buat tugas yang mengajak murid berpikir kritis. Menurut Bukik, AI dapat menghasilkan output yang kompleks, bahkan bisa mendekati kreativitas manusia dalam beberapa hal. Namun, kemampuan kritis AI masih terbatas.

“Sekarang AI sudah bisa membuat gambar yang menakjubkan, menghasilkan cerita yang menarik. Sehingga sekarang challenge-nya sudah masuk ke kritis. Misal mesin AI mau bikin kreasi, murid bisa mengkritisi hasil-hasil tersebut,” imbuhnya.

Keempat, membuat tugas yang berkaitan dengan relasional. Bukik menjelaskan, hingga hari ini, tugas terkait relasional belum dapat digantikan oleh AI. Soal ini, guru sudah harus bisa memberikan tugas yang tidak hanya mementingkan capaian individu.

“Kalau masih fokus ke capaian individu, prestasi-prestasi individu, kita akan tersalip oleh mesin AI,” tegas Bukik.

Terakhir, kaitkan tugas dengan area sosial-emosional. Keterampilan seperti empati, kecerdasan emosional, dan kemampuan untuk memahami serta mengekspresikan perasaan dan emosi adalah hal yang tidak dapat diwakilkan oleh teknologi AI.

Pilihan Editor: Kemendikbud Rilis Platform Rapor Pendidikan 2.0, Simak Fitur Barunya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

14 jam lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
KTT REAIM di Seoul Serukan Kontrol Manusia pada Penggunaan AI di Bidang Militer

Kontrol manusia tetap dipertahankan dalam AI di militer agar mencegah penggunaan yang memicu penyebaran senjata pemusnah massal.


GoTo Gandeng Microsoft Tingkatkan Produktivitas dengan GitHub Copilot

16 jam lalu

Engineer GoTo mempercepat proses coding dengan GitHub Copilot (Foto: GoTo)
GoTo Gandeng Microsoft Tingkatkan Produktivitas dengan GitHub Copilot

Sejak Juni 2024, hampir seribu engineer GoTo mulai mengadopsi GitHub Copilot.


60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

1 hari lalu

Para pembicara termasuk Dr. Radha Plumb, Kepala Pejabat Digital dan Kecerdasan Buatan, Departemen Pertahanan AS (ketiga dari kiri), membahas penggunaan AI yang bertanggung jawab dalam sesi pleno di KTT Responsible AI in the Military Domain (REAIM) di Seoul, Korea Selatan, 9 September 2024. Yonhap via REUTERS
60 Negara Dukung Cetak Biru Kecerdasan Buatan dalam Militer

HRW mengkritik penggunaan Kecerdasan Buatan dalam serangan-serangan Israel ke Gaza.


Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

1 hari lalu

Tim mahasiswa Kedokteran Gigi Unair saat menjadi juara pertama dalam 15th Dentistry Scientific Festival di Universitas Brawijaya (Sumber: Istimewa)
Mahasiswa FKG Unair Sukses Memanfaatkan AI dan AR dalam Metode Implant Placement

Ketiga mahasiswa FKG Unair itu mengusung inovasi Implant Placement yang terintegrasi dengan teknologi berupa AI dan AR.


Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

2 hari lalu

Ilustrasi dok. Telkomsel
Telkom Sematkan AI pada Chatbot OCA

Kegiatan ini dirancang sebagai wadah untuk mempromosikan produk fashion dan kerajinan lokal, serta melestarikan budaya daerah


Prihatin Pola Pemeliharaan Burung Walet Konvensional, Alumni Unair Rancang Aplikasi Markas Walet Berbasis AI

2 hari lalu

Dani Ali memperkenalkan aplikasi Markas Walet miliknya (sumber: brin.go.id)
Prihatin Pola Pemeliharaan Burung Walet Konvensional, Alumni Unair Rancang Aplikasi Markas Walet Berbasis AI

Para pemilik rumah burung walet selama ini tidak bisa mengetahui jumlah populasinya secara tepat


MAN IC Tanah Laut dan Universitas Binus Juara Samsung Innovation Campus Batch 5

3 hari lalu

Pemenang Samsung Innovation Campus Batch 5 2023/2024. (Samsung)
MAN IC Tanah Laut dan Universitas Binus Juara Samsung Innovation Campus Batch 5

SIC Batch 5 2023/2024 menjadi bukti komitmen Samsung dalam menciptakan generasi unggul yang mampu memimpin transformasi digital nasional dan global.


Tablet Honor Pad X8a Resmi Rilis di India, Berikut Spesifikasinya

4 hari lalu

Honor Pad X8a. Foto :
Tablet Honor Pad X8a Resmi Rilis di India, Berikut Spesifikasinya

Honor Pad X8a memiliki layar FHD 90 Hz 11 inci dengan resolusi 1200x1920 piksel yang memberikan visual tajam. Resmi rilis di India.


Google Perkuat Fitur AI untuk Uji Coba Pakaian, Pengguna Bebas Jajal Segala Gaun

4 hari lalu

Google Essentials. Istimewa
Google Perkuat Fitur AI untuk Uji Coba Pakaian, Pengguna Bebas Jajal Segala Gaun

Layanan uji coba pakaian secara virtual di Google Shopping belakangan diperkuat dengan kecerdasan buatan.


Cerita Endang Aminuddin Masuk TIME 100 AI 2024, Diwawancara dan Diminta Diam-diam Saja

5 hari lalu

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Endang Aminudin Aziz. Foto: UKBI Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan
Cerita Endang Aminuddin Masuk TIME 100 AI 2024, Diwawancara dan Diminta Diam-diam Saja

Dalam TIME 100 AI 2024, Endang berada dalam kategori Shapers bersama antara lain Utusan Khusus Sekjen PBB bidang Teknologi Amandeep Singh Gill.