TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 77 peserta penyandang disabilitas mengikuti pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK SNBT) 2023 di Lab 1105 Gedung Lama Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Universitas Indonesia (UI). Penanggung Jawab Lapangan (PJL) Gedung Lama Fasilkom UI Maya Retno Ayu Setyautami mengatakan dari jumlah tersebut, 10 orang di antaranya merupakan disabilitas tunanetra.
Selain di Lab 1105 Gedung Lama Fasilkom, 67 peserta disabilitas lainnya ujian di ruangan yang menyebar di Fasilkom. Jumlah keseluruhan peserta disabilitas ini meningkat dua kali lipat lebih banyak dari tahun sebelumnya, yang tercatat hanya 35 peserta di UI.
Maya Retno Ayu Setyautami mengatakan bagi peserta tunanetra, pihaknya telah menyediakan fasilitas khusus, berupa aplikasi yang berbeda dari aplikasi yang digunakan pada peserta umum lainnya, yaitu Non Visual Desktop Access (NVDA).
Aplikasi tersebut merupakan software atau aplikasi pembaca yang memungkinkan para tunanetra untuk menggunakan komputer dan mendengarkan soal ujian. Selain itu, mereka juga mendapatkan headset dan reglet yang merupakan alat tulis untuk disabilitas.
Selama pelaksanaan ujian berlangsung, ia juga menyampaikan bahwa dalam ruang ujian para peserta disabilitas tunanetra juga ditemani oleh dua pendamping yang siap membantu apabila terdapat kendala atau masalah teknis selama pengerjaan.
Selain itu, terdapat juga dua petugas tambahan lainnya yang akan bersedia mengarahkan dan mendampingi peserta disabilitas, jika dua petugas lainnya sedang mendampingi peserta lain.
Mereka juga melakukan pendampingan apabila peserta memiliki kebutuhan untuk keluar ruangan, seperti ke toilet, sakit, dan lain-lain. Selain pendamping, dalam pelaksanaan UTBK bagi peserta disabilitas tunanetra.
"UI juga telah menyiapkan tenaga ahli di bidang teknologi dan sistem informasi," kata Retno Ayu Setyautami dalam rilis pada Sabtu, 13 Mei 2023.
Di antara para peserta yang hadir adalah Chesa Chairunissa yang berasal dari SMA 6 Depok. Meskipun ia mengalami gangguan penglihatan (low vision) sejak lahir, namun tidak mengurangi semangatnya untuk terus melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ia memilih Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UI. Hal ini karena, ia memiliki ketertarikan dan minat dalam mempelajari Bahasa Indonesia.
"Untuk itu, saya memilki harapan yang kuat untuk dapat lulus UTBK 2023 dan bisa menjadi mahasiswa Sastra Indonesia di UI. Dengan begitu, saya jadi lebih memiliki kesempatan untuk dapat mengulik lebih dalam lagi Bahasa Indonesia," ujarnya.
Pilihan Editor: 6 Jurusan di Monash University Indonesia dan Biayanya, Mulai dari Rp 26 Juta