Penulis Daniel Molden, asisten profesor Psikologi di Northwestern University, mengatakan hubungan perkencanan cenderung bergantung kepada apakah sesuatu bergerak ke depan dan apakah pasangan akan mendukung harapan dan impian satu dengan yang lainnnya. Pasangan yang menikah, namun, juga menempatkan dukungan pasangannya tinggi soal tanggung jawab dan kewajiban kehidupan setiap harinya.
“Dengan kata lain, perasaan dicintai dan didukung seperti apa yang dipikir orang ketika memutuskan orang menjadi pacar mungkin tidak sepenuhnya bisa dipercaya. Itu dalam menentukan suami atau istri yang baik,” kata Molden.
“Perasaan itu hanya mungkin menjadi sebagian dari emosi yang didapat yang akan menentukan kepuasan Anda dengan siapa Anda menikah.”
Menurut Molden orang merencanakan untuk menikah seharusnya berpikir tidak hanya dukungan apa yang ingin diraih dari pasangannya. Namun juga mengenai bagaimana pasangannya mendukung apa yang dirasa sebagai kewajiban untuk dipenuhi.
Temuan dari Molden akan diterbitkan dalam jurnal Psychological Science edisi Juli.
UPI | BAGUS WIJANARKO