Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spesies Dilindungi Makin Banyak, Akademisi IPB: Keberhasilan Konservasi Masih Terus Dipertanyakan

image-gnews
Banteng jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, Rabu 25 Mei 2022. Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain badak jawa dan owa jawa . ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Banteng jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten, Rabu 25 Mei 2022. Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain badak jawa dan owa jawa . ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) Rineksi Soemakdi mengatakan bahwa pemerintah perlu melakukan upaya-upaya peningkatan pengelolaan keanekaragaman hayati di luar kawasan konservasi.

Hal itu mengingat kawasan konservasi yang ada belum mampu melindungi seluruh spesies. Meskipun cukup efektif dalam menurunkan laju kerusakan habitat, kata Rinekso, masih ada kerusakan habitat di kawasan yang tidak dilindungi.

"Kita berhasil mempertahankan luas kawasan konservasi, tetapi daftar spesies dilindungi semakin panjang. Maknanya, kawasan konservasi belum cukup mendukung keanekaragaman hayati. Itu sebabnya keberhasilan konservasi masih dipertanyakan," kata Rinekso dalam diskusi Indonesia GBF Post-2020: Keanekaragaman Hayati Harus Menjadi Prioritas yang diselenggarakan oleh Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Selasa, 16 Mei 2023.

Rinekso menambahkan fokus upaya konservasi selama ini hanya berkutat di kawasan konservasi. Padahal, menurut Rinekso, banyak kawasan di luar sana yang tidak kalah penting untuk dikonservasi.

"Mengingat kawasan konservasi hanya melindungi 50 persen key biodiversity area, strategi konservasi yang hanya dititikberatkan pada kawasan konservasi pada dasarnya belum dapat menjamin kelestarian keanekaragaman hayati," kata Rinekso.

Dia mengatakan bahwa 85 persen gajah di Sumatra dan Kalimantan justru berada di luar kawasan konservasi. Sementara itu, 75 persen orangutan di Kalimantan pun berada di luar kawasan konservasi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kawasan konservasi secara global meningkat, tetapi kualitas keanekragaman hayati menurun," kata Rineko. Dia menduga hal ini disebabkan kawasan konservasi hanya melindungi kurang dari 50 persen kawasan penting.

Sebagian besar pusat keanekaragaman hayati di dunia, lanjut dia, berada di daerah yang ditempati atau dikendalikan oleh masyarakat wilayah tradisional. Kawasan ini mencakup 22 persen lahan di dunia dan menempati wilayah yang memiliki 80 persen keanekaragaman hayati. "Itu berarti upaya konservasi keanekaragaman hayati harus melibatkan masyarakat," kata Rinekso.

Sebelumnya, pertemuan COP 15 pada 9-19 Desember 2022 menghasilkan Kerangka Keanekaragaman Hayati Global (Global Biodiversity Framework atau GBF) tentang usulan penetapan target konservasi atas 30 persen area darat dan laut dunia pada 2030. 

Pilihan Editor: KKP Targetkan Penambahan Kawasan Konservasi Bari di Tahun 2023

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Agroforestri Salak di Bali Ditetapkan sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Dunia

4 jam lalu

Lima strata agroforestri di Karangasem, Bali, berperan penting di daerah tangkapan air dan memberikan manfaat lingkungan berupa air untuk mengairi sawah. Dok FAO/Harriansyah
Agroforestri Salak di Bali Ditetapkan sebagai Sistem Warisan Pertanian Penting Dunia

Agroforestri Salak di Bali adalah yang pertama dari Indonesia, ditetapkan dalam pertemuan Kelompok Penasehat Ilmiah pada Kamis, 19 September 2024.


Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

1 hari lalu

Terdakwa I Nyoman Sukena memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis, 19 September 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

Nyoman Sukena, pemelihara empat ekor Landak Jawa, divonis bebas setelah didakwa melanggar UU tentang Konservasi


Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

7 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.


Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

7 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

JPU Kejati Bali menuntut bebas terdakwa I Nyoman Sukena, warga Badung, yang memelihara satwa dilindungi, Landak Jawa


Susu Ikan dalam Program Makan Bergizi Gratis: Tanggapan DPR hingga Ahli Gizi

8 hari lalu

Perbedaan susu ikan dan susu sapi. Foto: Canva
Susu Ikan dalam Program Makan Bergizi Gratis: Tanggapan DPR hingga Ahli Gizi

Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina mendukung rencana menggunakan susu ikan sebagai pengganti susu sapi. Tapi?


KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

14 hari lalu

Sekretaris Ditjen Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro saat menjelaskan Inovasi pendanaan Coral Bond merupakan obligasi karang pertama di dunia setelah Rhino Bond tahun 2022 yang fokus pada biota terestrial. Dok. KKP
KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

Obligasi terumbu karang menjadi alternatif pembiayaan tata kelola kawasan konservasi. Hasil kerja sama Bank Dunia beserta KKP, Bappenas, dan BPDLH.


Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

17 hari lalu

Paparoa Great Walk, wisata untuk yang suka berpetualang. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi pengunjung internasional konservasi serta pariwisata dari Rp337 ribu menjadi Rp962 ribu.


Bhavana Harsa Gebyar Nusantara IPB 2024 Berhasil Mencuri Perhatian Pengunjung Mall Botani Square Bogor.

27 hari lalu

Kezia Warouw, Miss Indonesia 2016 dan Miss Universe 2016, menghadiri acara Gebyar Nusantara IPB 2024 di Mall Botani Square, 21 Agustus 2024.
Bhavana Harsa Gebyar Nusantara IPB 2024 Berhasil Mencuri Perhatian Pengunjung Mall Botani Square Bogor.

Gebyar Nusantara IPB 2024 bukan sekadar festival, tetapi juga wadah bagi mahasiswa IPB untuk mengekspresikan kreativitas mereka.


Pantai Wediombo Yogyakarta Bakal jadi Kawasan Konservasi, Ada Zona Terlarang untuk Wisata

29 hari lalu

Pantai Wediombo mempunyai sudut pandang yang luas, cocok untuk menikmati matahari terbenam via TEMPO/Rahmat Setiadi
Pantai Wediombo Yogyakarta Bakal jadi Kawasan Konservasi, Ada Zona Terlarang untuk Wisata

Pantai Wediombo dinilai memiliki terumbu karang yang dalam kondisi baik, bisa jadi pelindung sekaligus tempat mencari makan berbagai biota laut.


Badan Gizi Nasional: Saran dari Ahli Gizi hingga Dana yang Dikelola

30 hari lalu

Dadan Hindayana saat menandatangani dokumen pelantikan sebagai Kepala Badan Gizi Nasional, dalam acara pelantikan menteri dan kepala badan di Istana Negara Jakarta, Senin 19 Agustus 2024. ANTARA/Andi Firdaus.
Badan Gizi Nasional: Saran dari Ahli Gizi hingga Dana yang Dikelola

Presiden Jokowi telah melantik Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional pada Senin, 19 Agustus 2024