TEMPO.CO, Bandung - Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligent, AI) diantaranya menghasilkan aplikasi percakapan dengan robot atau sistem yang disebut chatbot. "Saat ini dua pemain besarnya adalah ChatGPT dari Open AI dan Google Bard yang baru muncul," kata Guru Besar bidang Kecerdasan Buatan di Telkom University, Suyanto, Rabu malam, 17 Mei 2023.
Menurut Suyanto, chatbot AI itu bisa mengancam bidang yang terkait dengan literasi seperti edukasi. Dampak juga diyakininya akan terjadi di sektor kesehatan, media, seni, serta industri kreatif yang juga berhubungan dengan literasi atau teknologi informasi dan komunikasi.
Di sisi lain, Suyanto menambahkan, pengguna chatbot semakin dimudahkan dalam pencarian informasi tertentu atau membuat karya seperti tulisan, foto, atau video, termasuk produksi hoax. “Cek fakta oleh media massa bisa semakin sulit,” ujarnya lagi.
Pada kasus foto dan video yang diduga hasil olahan kecerdasan buatan atau AI misalnya, diperlukan pemeriksaan secara detil. Sementara pada karya tulisan atau teks, chatbot diakuinya sanggup membuat artikel panjang, buku, juga karya ilmiah. “Karena mesinnya paham secara sintaksis, semantik, kontekstual,” kata Suyanto.
Perkembangan chatbot yang kini sedang tren, menurutnya, sudah lama direncanakan untuk menggantikan model mesin pencari atau search engine yang dianggap usang. Sejak transformer network muncul pada 2017, teknologi deep learning digenjot untuk sanggup membangun model bahasa dan kemampuan berpikir yang bisa memahami sintaksis sampai semantik hingga kontekstual.
“Kekuatannya pada antar kata yang saling berkaitan hingga bisa dipahami mesin,” katanya sambil menuturkan, jumlah kata yang bisa dipelajari oleh mesin chatbot AI mencapai sepuluh triliun kata untuk seluruh bahasa di dunia. Prosesnya membutuhkan mesin yang sangat besar dengan lama proses latihan sekitar setahun.
Dan, jika ChatGPT sejauh ini baru bisa mengolah data hingga 2021 lalu dilanjutkan dengan data minor, mesin Google Bard, kata Suyanto, dilatih terus menerus. “Google bisa dapat lebih mudah dari mesin pencarian sehingga gampang dapat informasi,” kata dia.
Chatbot menurut Suyatno, melampaui mesin pencarian bagi pengguna untuk mendapatkan informasi secara komprehensif. Ke depannya, teknologi yang tengah dikembangkan yaitu Artificial General Intelligent (AGI). Mesin yang ini dirancang seperti pakar yang mengetahui segalanya. “Seperti cara berpikir manusia, dia punya common sense, akal sehat yang bisa memahami banyak hal,” ujarnya.
Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Hari Ini, Simak Potensi Hujan di Kota Mana Saja
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.