Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Pengunjung melihat dekorasi biota laut pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Pengunjung melihat dekorasi biota laut pada acara Festival Suara Jernih Papua yang digelar oleh Greenpeace Indonesia di Kala di Kalijaga, Jakarta, Jumat, 17 Maret 2023. Festival Suara Jernih Papua digelar bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan mengenai kekayaan alam serta keanekaragaman hayati Tanah Papua yang penuh dengan kearifan lokal budaya masyarakat adatnya. Festival tersebut juga menyajikan beberapa workshop seperti pembuatan mahkota, gelang, dan kepang rambut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahun, 22 Mei diperingati sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati yang mempromosikan pemahaman dan kesadaran akan masalah keanekaragaman hayati. Peringatan ini mengingatkan pentingnya peran keanekaragaman hayati dalam mendukung makanan dan kesejahteraan makhluk hidup, sekaligus meningkatkan sistem pangan dan kesehatan manusia.

Keanekaragaman hayati termasuk topik yang kompleks namun menarik tidak hanya bagi para ilmuwan melainkan pembuat kebijakan. United Nations Environment Programme (UNEP), menurut nationalgeographic, mengumpulkan Kelompok Kerja Ahli Keanekaragaman Hayati untuk mengeksplorasi kebutuhan yang bertujuan membentuk Konvensi keanekaragaman hayati.

Sejarah Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

Setelah bertahun-tahun bekerja sesuai pedoman, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Konvensi secara resmi mulai berlaku pada 29 Desember 1993. Saat ini kelompok ini dikenal sebagai Convention on Biological Diversity (CBD). Melansir dari cnbctv18, CBD merupakan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman hayati, mempromosikan penggunaannya yang berkelanjutan, dan memastikan pembagian manfaat yang adil dan merata yang berasal dari sumber daya genetik. 

Hal ini menguraikan prinsip-prinsip untuk melakukan konservasi dan pengelolaan ekosistem, spesies dan sumber daya genetik yang berkelanjutan. CBD telah disahkan oleh hampir semua negara seluruh dunia, yang menjadikannya sebagai salah satu perjanjian lingkungan yang paling dikenal luas. Melalui Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan, atau juga dikenal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi, yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil pada 1992. Selama peristiwa bersejarah ini, para pemimpin dunia menyadari kebutuhan mendesak untuk mengatasi penurunan keanekaragaman hayati global. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan 22 Mei sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati. Berkat upaya ini, banyak wilayah sekarang dilestarikan sebagai bagian dari kawasan lindung dan pusat keanekaragaman hayati. Konvensi ini terus mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati dengan menghasilkan laporan ilmiah dan mengembangkan alat untuk membantu upaya konservasi.

CBD juga menyediakan kerangka kerja dimana pemerintah dapat berpartisipasi menetapkan strategi mereka untuk menangkal hilangnya spesies. Konvensi ini berfungsi untuk mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, termasuk ancaman dari perubahan iklim melalui penilaian ilmiah, pengembangan alat, insentif, dan proses, transfer teknologi dan praktik yang baik, dan keterlibatan penuh sekaligus aktif dari pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat adat dan komunitas-komunitas masyarakat.

Pilihan editor : 
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.


Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pentingnya Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan dalam Perencanaan Pembangunan untuk Ekonomi Hijau

5 hari lalu

Sesi Indonesia Sustainibility Forum (ISF) 2023 di Jakarta/istimewa
Pentingnya Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Lingkungan dalam Perencanaan Pembangunan untuk Ekonomi Hijau

Memasukkan konservasi keanekaragaman hayati dan lingkungan dalam perencanaan pembangunan akan mempercepat perwujudan ekonomi hijau yang inklusif.


Profesor UGM Sebut Kecerdasan Buatan Bisa Dukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia

5 hari lalu

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada akan membangun pusat laboratorium biodiversitas Indonesia untuk melestarikan genetik tanaman dan fauna  langka di Indonesia . Foto : UGM
Profesor UGM Sebut Kecerdasan Buatan Bisa Dukung Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia

Budi Setiadi Daryono menyebut kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dapat dioptimalkan untuk mendukung konservasi keanekaragaman hayati.


Antam Melalui UBP Nikel Maluku Utara Konservasi Keanekaragaman Hayati

12 hari lalu

Antam Melalui UBP Nikel Maluku Utara Konservasi Keanekaragaman Hayati

Dari 190 jenis tumbuhan yang tercatat di area konservasi terestrial, 4 jenis diantaranya dilindungi Undang-Undang


Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

15 hari lalu

katak mutiara merupakan jenis katak pohon yang memiliki bintik seperti mutiara. Saat ini populasinya sudah langka. Tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) menemukan katak ini di Pegunungan Sanggabuana, Karawang (dok.SWR)
Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.


Belantara Foundation: Anak Muda Punya Peran Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati

16 hari lalu

Belantara Foundation melakukan edukasi dan kampanye digital mengenai gajah dan manusia yang hidup harmonis melalui komik strip di Instagram. (Belantara)
Belantara Foundation: Anak Muda Punya Peran Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati

Belantara Foundation menilai bahwa kaum muda punya peran penting dalam mendukung konservasi flora dan fauna.


Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

18 hari lalu

Kebakaran yang menghanguskan 25 hektare areal
Karhutla di Gunung Arjuna Capai 4.000 Hektare, Diduga Ulah Pemburu

Karhutla di Gunung Arjuna dan sekitarnya pertama kali terpantau muncul di kawasan Bukit Budug Asu, pada Sabtu, 26 Agustus lalu.


Peringatan 200 Tahun Alfred Russel Wallace Jadi Forum Pertukaran Riset Keanekaragaman Hayati

42 hari lalu

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
Peringatan 200 Tahun Alfred Russel Wallace Jadi Forum Pertukaran Riset Keanekaragaman Hayati

Sesi diskusi dilakukan agar peserta bisa mendalami pemahaman tentang evolusi, keanekaragaman hayati, dan kontribusi Wallace.


Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

46 hari lalu

Belantara Foundation dan Program Studi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada 10 Agustus. (Belantara)
Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.


Kemitraan KKP-Masyarakat Jaga Keanekaragaman Hayati Gili Matra

10 Juli 2023

Kemitraan KKP-Masyarakat Jaga Keanekaragaman Hayati Gili Matra

Kolaborasi terwujud dalam sejumlah program yang dilaksanakan bersama hingga pemberian bantuan dari KKP.


Menyiapkan Indonesia dalam Perjanjian Global Keanekaragaman Hayati Laut Lepas

26 Juni 2023

Para ilmuwan melepaskan ikan-ikan kecil di dekat habitat buatan 'Biohut' di dasar perairan Marseille, Prancis, 4 Oktober 2017. Melalui teknik tersebut, para ilmuwan berharap dapat mempromosikan keanekaragaman hayati laut Prancis. AFP FOTO / BORIS HORVAT
Menyiapkan Indonesia dalam Perjanjian Global Keanekaragaman Hayati Laut Lepas

Dunia sedang menuju kesepakatan global keanekaragaman hayati laut lepas. Indonesia harus bersiap menghadapi peluang tersebut.