TEMPO.CO, Jakarta - Pada 15 Mei malam lalu, Rusia memberondongkan rudal dan drone ke ibukota Ukraina. Termasuk di dalamnya adalah enam rudal Kinzhal yang disebut-sebut sebagai senjata hipersonik yang tak terbendung.
Apa yang terjadi berikutnya adalah saling klaim antara Kyiv dan Moskow. Menurut kubu yang pertama, sistem pertahanannya menembak jatuh seluruh 18 rudal dan drone yang datang dari berbagai arah itu menggunakan Rudal Patriot sumbangan Amerika.
Tapi menurut Rusia, seluruh target berhasil dihantamnya dalam serangan itu. Termasuk yang dilaporkannya adalah satu sistem Patriot menjadi korban Kizhal pada malam itu.
Sayangnya, kedua kubu sama-sama mem-blow up klaim mereka tanpa menyertakan bukti solid mana yang benar. Meski begitu, keterangan dari Amerika Serikat, satu sistem Rudal Patriot benar rusak, tapi tak sampai hancur. Keterangan yang diberikan menyebut kerusakan 'minor' dan sistem tak perlu dipindahkan untuk perbaikan.
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi pada 15 Mei malam lalu?
Jeffrey Lewis, seorang doktor di James Martin Center for Nonproliferation Studies di Monterey, California, AS, menilai kebingungan yang terjadi tak mengejutkannya. Menurut pendiri ArmsControlWonk.com ini, ada banyak faktor yang membentuk kebingungan itu, tak terkecuali adagium tua yang berbunyi: kebenaran adalah korban pertama dalam perang.
"Pada 1991 lalu, Amerika Serikat juga mengaku telah mencegat seluruh rudal Irak (dalam Perang Teluk). Tapi kita tahu semua itu ternyata tidak benar," katanya.
Faktor kedua, Lewis menambahkan, kubu Ukraina sendiri tak merasa perlu untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Informasi datang kepada mereka hanya dari apa yang mereka lihat di layar radar sistem Rudal Patriot PAC-3.
PAC-3 akan melaporkan kalau dia mencegat sebuah rudal. Apa yang diketahuinya adalah dia melacak sesuatu dan bisa mendekati untuk menghancurkannya. Tapi apakah dia benar melacak obyek yang dimaksud? Apakah dia benar-benar menghancurkannya? "Sistem hanya menerbangkan rudal ke sesuatu yang diarahkan oleh radar kepadanya dan mengenainya."
Situasinya menjadi lebih kompleks oleh fakta bahwa Kinzhal, seperti halnya rudal Iskander, mempunyai decoy atau tiruan untuk mengelabui pencegatnya. Ini diketahui dari puing dan serpihan sebuah rudal Kinzhal asal serangan sebelumnya, juga pada Mei, yang berhasil ditembak jatuh dan dipamerkan Ukraina.
Tiruan dirilis dari lokasi tinggi dan dimaksudkan untuk terlihat seperti rudal yang sedang melesat. Sementara operator Patriot mungkin percaya diri mampu membedakan decoy itu dari yang asli, satu-satunya cara untuk bisa yakin adalah dengan mengumpulkan reruntuhannya.
Hal sama berlaku untuk klaim dari Moskow. Kita tidak tahu bagaimana kerusakan pada sistem Patriot itu. Kelihatannya tidak mungkin sistem itu terhantam secara langsung oleh Kinzhal--yang membawa hulu ledak seberat satu ton.
Kalaupun rudal berhasil diintersepsi, sebagian dari pecahan logamnya akan mampu menyebabkan kerusakan segala sesuatu yang ada dihujani di bawahnya. Hantaman akan sangat kuat karena kecepatan hipersonik dari rudal tersebut.
Sistem rudal Patriot terdiri dari beberapa peluncur, sistem radar, sistem kontrol, dan truk generator dengan dua generator 150 kilowatt, plus kendaraan pendukung. Jika dihujani pecahan rudal Kinzhal mungkin menyebabkan kerusakan signifikan di antara sistem itu.
Sistem Rudal Patriot Advanced Capability (PAC-3). Foto : Defensenews
Lewis mengajak tidak berharap banyak kepada detail forensik dari sebuah insiden seperti pada 15 Mei lalu. "Tidak penting," katanya sambil menambahkan, "Pertanyaan yang lebih penting adalah berapa besar biaya pertahanan yang disediakan dari sistem yang ada tersebut?"
Lewis mencontohkan, dibutuhkan bukti statistik yang solid untuk bisa menunjukkan apakah rudal-rudal Patriot benar-benar mencegat Kinzhal dan dengan tingkat kesusesan seperti apa. Beberapa saksi mengklaim kalau puluhan rudal itu diluncurkan saat serangan terjadi.
"Tugas terpenting adalah terus menekan Washington untuk mengumpulkan data yang dapat dievaluasi secara independen, untuk melihat apakah sistem-sistem ini bekerja dengan baik atau tidak," katanya.
Rasio dari berapa banyak rudal yang datang melawan berapa banyak pencegatnya yang dibutuhkan untuk bisa menjatuhkannya akan penting untuk analis pertahanan. Dan bahkan lebih penting bagi rakyat Kyiv: apakah mereka punya cukup Patriot untuk menghentikan segala yang dilontarkan Rusia ke arah mereka?
Rusia dilaporkan mempunyai sedikit saja rudal Kinzhal dan karenanya bergantung ke drone-drone Iran untuk bisa tetap membombardir Ukraina. Dari beberapa Kinzhal lagi yang dimiliki Rusia itu, Lewis memprediksi, kemungkinan akan ada babak lanjutan kontes dan adu klaim Rudal Patriot vs Rudal Kinzhal.
POPULAR MECHANICS
Pilihan Editor: Ketahuan Pakai Joki, Peserta UTBK 2023 Ini Ingin Masuk Kedokteran
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.