Empat anjing itu semuanya dinamanakan “Ruppy”-- kombinasi dari “Ruby” dan “Puppy” yang tipikalnya mirip dengan beagle yang bersinar warna merah. Namun warna cahaya merah terlihat di bawah sinar ultraviolet, sedang kuku dan perut, yang mempunyai kulit yang tipis, terlihat merah kalau dilihat langsung dengan mata telanjang.
Lee Byeong-chun, Profesor Universitas Nasional yang mengepalai penelitian ini menyebut anjing-anjing itu sebagai anjing transgenetika yang membawa gen fluorescent. Tim ini mengidentifikasi anjing yang dikloning dari sel donor melalui tes DNA dan baru pada bulan ini dikenalkan dalam situs jurnal “Genesis”.
Ilmuwan Amerika, Jepang dan di Eropa sebelumnya telah melakukan kloning tikus dan babi yang memancarkan cahaya fluorescent. Menurut Lee, untuk anjing, ini baru kali pertama dengan modifikasi gen yang dikloning dengan sukses.
Dia mengatakan telah mengambil sel dari kulit anjing Beagle, disisipkan gen fluorescent ke dalamnya dan meletakan mereka dalam telur sebelum menanamnya ke rahim ibu walinya, yang merupakan aning campuran lokal.
Ada enam anjing Beagle lahir pada Desember 2007 melalui kloning gen yang mampu memproduksi warna merah fluorescent. Namun, dua anjing mati sedang empat lainnya bisa bertahan sampai sekarang.
AP| NUR HARYANTO