TEMPO.CO, Jakarta - Pasang surut air laut menjadi peristiwa yang sangat berhubungan dengan gaya gravitasi bulan dan matahari. Mengutip buku “Ensiklopedia Sains (dalam kehidupan sehari-hari)” oleh Nida'ul Khairiyah, definisi pasang surut menurut Dronkers yaitu sebuah pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala.
Definisi lain dalam sumber yang sama, disebutkan oleh Pariwono, yaitu naik turunnya permukaan air turun secara berkala yang diakibatkan oleh gaya tarik menarik matahari dan bulan terhadap masa air yang ada di bumi. Pasang surut terbesar biasanya terjadi saat bulan purnama atau bulan baru karena pada momen ini bumi dan matahari dalam bidang yang segaris.
Adapun pasang surut terendah biasanya ada di bulan perbani, saat kedudukan matahari dan bulan sehadap dan membentuk sudut 90 derajat, sehingga air akan pasang serendah-rendahnya.
Perbedaan tinggi air baik saat pasang atau surut di muara bisa mencapai ketinggian 16m, dan untuk di laut terbuka mencapai 3m. Pasang surut air laut sendiri dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu:
- Pasang surut diurnal: peristiwa pasang surut yang biasanya hanya terjadi satu kali dalam sehari.
- Pasang surut semi diurnal: peristiwa pasang surut yang biasanya terjadi dua kali dengan tinggi yang hampir sama dalam sehari.
- Pasang surut campuran: gabungan pasang surut antara jenis pertama dan kedua. Jika bulan melintasi garis khatulistiwa, maka pasang surutnya bertipe diurnal. Namun jika bulan mendekati maksimum yang terbentuk pasut diurnal.
Masih mengutip referensi yang sama di atas, berikut ini adalah penyebab terjadinya pasang surut air laut yang bisa diketahui:
Teori Kesetimbangan
Sir Isaac Newton memperkenalkan teori kesetimbangan yang menjelaskan terkait sifat pasang surut air laut secara kualitatif. Berdasarkan teori ini, naik turunnya permukaan air laut akan sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Kemudian pasang surut tersebut juga berhubungan dengan laut, massa yang naik, bulan, dan matahari.
Karena itulah menurut teori ini ada tiga faktor yang menjadi penyebab terjadinya pasang surut air laut yaitu:
1. Rotasi bumi pada sumbunya. Rotasi Bumi adalah memengaruhi terjadinya pasang surut. Rotasi Bumi sendiri merupakan peristiwa Bumi berputar pada porosnya. Saat Bumi berputar, maka ada masa di mana posisi dari wilayah laut menghadap ke arah Bulan, serta ada juga masa di mana posisi laut menghadap ke arah Matahari.
2. Revolusi bulan terhadap matahari. Revolusi merupakan suatu peristiwa dimana benda-benda langit berputar mengelilingi benda langit lain yang menjadi pusatnya. Ini menjadi salah satu penyebab juga karena ada saat masa Bumi mendekat dengan Matahari, serta ada juga masanya ketika Bumi menjauh dari Matahari.
3. Revolusi bumi terhadap matahari. Bulan juga berevolusi bersamaan dengan Bumi, sehingga ada kemungkinan nantinya Matahari dan Bulan berada di satu titik yang hampir berdekatan. Hal ini membuat bergabungnya kekuatan dari gaya tarik keduanya, sehingga bisa menarik permukaan air laut dengan lebih kuat dibandingkan pada kondisi biasanya.
Teori Dinamis
Selanjutnya, ada teori dinamis yang juga menyebutkan penyebab terjadinya pasang surut air laut. Teori ini diperkenalkan oleh Laplace, yang menjadi teori pelengkap teori Newton, namun teori ini lebih menekankan secara kuantitatif.
Berdasarkan teori ini, gaya pembangkit pasang surut bisa menghasilkan gelombang yang periode gelombangnya sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Adapun penyebab terjadinya pasang surut menurut teori ini adalah:
1. Bagaimana kedalaman dan luas perairan air lautnya.
2. Gesekan dasar yang terjadi di dasar laut.
3. Pengaruh rotasi bumi yang kurang lebih sama dengan teori keseimbangan tadi.
Pilihan editor: Apa yang Menyebabkan Terjadinya Gelombang Laut?
AWALIA RAMADHANI