TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah sekolah distrik di Maryland menggugat Meta, Google, Snap, dan ByteDance (pemilik TikTok) untuk tuduhan ikut menyebabkan 'krisis mental kesehatan' di kalangan siswa. Dalam gugatannya yang didaftarkan pada Kamis pekan lalu itu, Howard County Public School System menyatakan kalau media sosial milik perusahaan-perusahaan di atas adalah produk adiktif dan berbahaya yang telah “menginstal ulang” cara anak-anak dalam berpikir, merasa, dan bertindak.
Isi gugatan menyebut begitu banyak konten di Instagram, Facebook, YouTube, Snapchat, dan TikTok yang membahayakan anak-anak. Itu termasuk yang disebutkan candu “dopamine-triggering rewards” di setiap aplikasi, seperti For You Page di TikTok. Program itu disebutkan mengekspos data aktivitas pengguna untuk menyediakan arus konten yang kontinyu.
Baca juga:
Gugatan juga menyalahkan algoritma rekomendasi di Facebook dan Instagram, "Dan fitur-fitur yang didesain untuk menciptakan siklus penggunaan produk secara repetitif dan berlebihan yang berbahaya."
Sebagai tambahan, sekolah juga menuding setiap platform mendorong perbandingan sosial yang negatif dan tidak sehat, yang pada gilirannya menyebabkan permasalahan citra tubuh dan gangguan fisik dan mental pada anak-anak. Di bagian lain gugatannya, sekolah menyoroti cacatnya fungsi kontrol orang tua dalam setiap aplikasi, yang bersama dengan ketimpangan fitur keselamatan, diduga mempromosikan eksploitasi seksual anak-anak.
"Sepanjang dekade yang lalu, perusahaan-perusahaan itu telah tanpa putus mengejar strategi pertumbuhan dengan segala cara, membabi buta mengabaikan dampak dari produk mereka pada kesehatan fisik dan mental anak-anak," bunyi bagian dari gugatan itu sambil ditambahkan pula, dalam perlombaannya menguasai pasar pengguna anak dan remaja, perusahaan-perusahaan itu dinilai telah mendesain produk-produk yang mempromosikan penggunaan repetitif, tak terkendali, oleh anak-anak.
Howard County Public School System adalah satu dari sejumlah sekolah distrik yang memutuskan mengambil langkah hukum terhadap perusahaan media sosial belakangan ini. Menambahkan dua sekolah distrik lainnya di Maryland, sistem sekolah di Washington, Florida, California, Pennsylvania, New Jersey, Alabama, Tennessee, dan yang lainnya telah mendaftarkan gugatan yang sama mengenai efek negatif yang telah dibuat media sosial pada kesehatan mental anak-anak.
Pejabat di Meta yang mengurusi keselamatan (safety), Antigone Davis, mengaku kalau perusahaannya telah berinvestasi dalam teknologi yang bisa menemukan dan segera menyingkirkan konten soal bunuh diri, melukai diri sendiri, atau perilaku makan yang tidak wajar sebelum adanya laporan yang masuk. "Ini semua isu yang kompleks, tapi kami akan terus bekerja bersama orang tua, ahli dan regulator seperti jaksa di negara bagian untuk mengembangkan alat-alat, fitur, dan kebijakan baru yang memenuhi kebutuhan para remaja dan keluarga mereka," kata Davis.
Juru bicara Google, José Castañeda, menyangkal tuduhan dalam gugatan. Menurutnya, berkolaborasi dengan para ahli perkembangan anak, Google telah membangun pengalaman-pengalaman berbasis umur untuk anak-anak dan keluarga di platform YouTube. "Juga menyediakan orang tua dengan kontrol yang kuat," katanya.
Juru bicara Snap, Pete Boogaard, mengatakan bahwa perusahaan, "menyaring seluruh konten sebelum sampai ke audiens yang luas, yang membantu melindungi mereka dari promosi dan temuan material yang berpotensi berbahaya."
Kritik telah mengalir ke potensi dampak media sosial pada anak dan remaja, terutama setelah Frances Haugen dari Facebook mengungkap setumpuk dokumen internal yang mengindikasikan kalau Meta tahu potensi bahaya apa yang dibawa Instagram kepada sebagian pengguna mudanya. Lalu, pada pekan lalu, dokter di angkatan bersenjata Amerika Serikat, Vivek Murthy, mengeluarkan sebuah imbauan publik yang menyebut media sosial sebuah risiko besar bagi kesehatan mental dan kesejahteraan anak-anak dan dewasa.
Beberapa negara bagian telah merespons isu ancaman keselamatan dari media sosial dengan menegakkan hukum yang mencegah anak-anak bisa mendaftar ke situs-situs media sosial. Sementara Utah akan melarang anak di bawah usia 18 tahun menggunakan media sosial tanpa izin orang tua mulai tahun depan, Arkansas telah mengesahkan legislasi serupa mencegah anak-anak masuk ke jejaring media sosial.
THE VERGE
Pilihan Editor: Meta Ancam Blokir Berita, RUU Perlindungan Jurnalisme di California Jalan Terus
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.