Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Drone Tempur AI Tewaskan Operatornya, Angkatan Udara Amerika Membantah

image-gnews
Pesawat tanpa awak (drone) milik militer Amerika Serikat, Atomics MQ-9 Reaper terparkir di landasan pacu saat acara Black Dart, uji terbang dari 55 kendaraan udara tak berawak, di Naval Base Ventura County Sea Range, California, 1 Agustus 2015. REUTERS/Patrick T. Fallon
Pesawat tanpa awak (drone) milik militer Amerika Serikat, Atomics MQ-9 Reaper terparkir di landasan pacu saat acara Black Dart, uji terbang dari 55 kendaraan udara tak berawak, di Naval Base Ventura County Sea Range, California, 1 Agustus 2015. REUTERS/Patrick T. Fallon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Angkatan Udara Amerika Serikat telah membantah cerita yang luas tersebar tentang drone tempur bertenaga AI berbalik menyerang tuannya dan membunuh mereka dalam sebuah simulasi atau latihan. Angkatan Udara AS menyatakan kalau cerita mirip di film fiktif Terminator itu tak lebih dari 'thought experiment' dan tidak pernah terjadi. Meski begitu, cerita yang beredar dari forum konferensi pertahanan pada Mei lalu tersebut langsung melambungkan kecemasan kalau kecerdasan buatan dapat menerjemahkan instruksi dalam cara-cara yang tidak terantisipasi--atau fatal.

Pada akhir Mei lalu, Royal Aeronautical Society (RAS) menggelar Future Combat Air & Space Capabilities Summit di London, Inggris. Menurut RAS, konferensi berhasil menghimpun hampir 70 pembicara dan lebih dari 200 delegasi yang datang dari industri angkatan bersenjata, akademi, dan media di seluruh dunia. Mereka mendiskusikan bentuk dan ukuran kemampuan tempur udara dan antariksa masa depan. 

Salah satu pembicara adalah Kolonel Tucker “Cinco” Hamilton, Kepala Operasi dan Tes AI di Angkatan Udara AS. Kolonel Hamilton juga  dikenal untuk perannya di Auto GCAS, sebuah sistem keselamatan terkomputerisasi yang bisa mengetahui ketika seorang pilot kehilangan kendali atas pesawat tempurnya dan berada dalam bahaya pesawat jatuh. Sistem ini, yang sudah menyelamatkan nyawa manusia, memenangkan Collier Trophy for Aeronautics yang prestisius pada 2018.

Menurut blog RAS, dalam konferensi itu Hamilton mengungkap kejadian mengerikan, dan tak diduga, saat tes oleh Angkatan Udara; yang melibatkan sebuah drone bertenaga AI dengan misi menghancurkan pertahanan udara musuh, termasuk situs rudal darat-ke-udara (SAM). Di bawah kendali AI, drone akan berbaris menyerang, tapi hanya seorang manusia--yang disebut para peneliti AI militer 'man in the loop'--yang dapat memberi lampu hijau final untuk menyerang target. Jika dia membatalkan izin, serangan tak akan terjadi. 

Apa yang terjadi kemudian, menurut cerita Hamilton yang tersebar luas, adalah sedikit menakutkan: "Kami melatihnya dalam simulasi untuk mengidentifikasi dan menarget ancaman SAM," kata Hamilton. "Dan kemudian operator akan berkata ya, bunuh ancaman itu.

Tapi, kata Hamilton, apa yang akan terjadi jika sistem mulai menyadari bahwa sementara mereka sudah mengidentifikasi ancaman itu tapi operator manusia mengatakan jangan hancurkan ancaman itu, atau membatalkan serangan. "Dia membunuh si operator. Mereka membunuhnya karena orang ini mencegah mereka dari menyelesaikan tujuannya."  

Hamilton tak berhenti di sana, berdasarkan cerita yang tersebar. Dia melanjutkan: “Kami melatih sistem itu--'Hei jangan membunuh operator--itu tidak baik. Kamu akan kehilangan poin jika melakukannya.' Jadi apa yang dia mulai kerjakan? Dia mulai menghancurkan menara komunikasi yang digunakan si operator yang menghentikannya dari membunuh target." 

Dalam 24 jam, Angkatan Udara AS sudah langsung menerbitkan klarifikasi atau sangkalannya. Seorang juru bicaranya mengatakan: "Departemen Angkatan Udara belum pernah melakukan simulasi drone AI seperti itu dan tetap komitmen kepada etika penggunaan teknologi AI yang bertanggung jawab. Kelihatannya penyataaan kolonel ditangkap tanpa konteks dan dimaksudkan sebagai anekdot." 

Royal Aeronautical Society juga pada 2 Juni lalu telah menambahkan isi unggahan di blog-nya dengan sebuah pernyataan baru dari Kolonel Hamilton. "Kami tidak pernah menjalankan eksperimen itu, tidak juga akan memerlukannya karena dampak yang mungkin terjadi." Lebih jauh Hamilton mengklarifikasi kalau USAF belum pernah menguji AI yang dipersenjatai seperti itu (secara nyata ataupun simulasi). 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Sekalipun menjadi sebuah contoh hipotetis, iniDespite this being a hypothetical example, cerita ini mengilustrasikan tantangan di dunia nyata dari kemampuan bertenaga AI dan kenapa Angkatan Udara berkomitmen kepada pengembangan AI yang etis," bunyi kutipan dari Hamilton selebihnya. 

Pernyataan Hamilton menjadi lebih masuk akal sebagai dugaan. Seluruh riset militer AS ke dalam sistem AI bersenjata saat ini memang memiliki fitur "man in the loop", dan dia jelas sekali menyatakan AI ini tak terkecuali. Dalam cerita, AI tidak akan membunuh operator manusia, karena operator manusia tidak akan pernah meng-otorisasi kekerasan terhadap dirinya. Atau tidak mungkin juga operator memerintahkan serangan ke menara komunikasi yang mengirim data ke drone dan sebaliknya. 

Tapi, sebelum ada AI, ada kasus-kasus ketika sistem senjata tak sengaja berlatih dengan menyerang tuan manusia-nya. Pada 1982, sistem senjata anti-udara yang mobile M247 Sergeant York melatih meriam kembar kaliber 40-millimeter miliknya ke arah stan penonton penuh berisi perwira Amerika dan Inggris. Pada 1996, bomber A-6E Intruder milik Angkatan laut Amerika yang sedang menarik sebuah aerial gunnery target ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara jarak pendek Phalanx yang salah mengira A-6E sebagai target nirawak. Bomber itu hancur tapi dua krunya selamat. 

Situasi-situasi yang berpotensi menempatkan personel militer AS dalam bahaya dari senjata mereka sendiri hanya akan meningkat seiring kedatangan AI. Angkatan Udara kelihatannya menyadari itu, karena sementara Hamilton menyatakan serangan tidak pernah terjadi dan bahwa mengungkap sebuah skenario hipotesis, dia juga mengakui sebuah AI beralih menyerang operatornya adalah dampak yang masuk akal. Untuk masa depan yang bisa diprediksi, peran 'man in the loop' tetap ada. 

POPULAR MECHANICS, AEROSOCIETY

Pilihan Editor: Mahasiswa ITB Tewas Saat Uji Terbang Drone, Begini Kronologinya 


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

4 jam lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

6 jam lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

19 jam lalu

Logo Amazon. Sumber: Reuters
Susul Spotify, Amazon Music Besut Playlist AI Bernama Maestro

Amazon Music juga ikut menyediakan teknologi playlist AI. Fitur yang sedang populer dikembangkan oleh penyedia musik streaming.


Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

1 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel


Pembaruan Zoom dan Mengenali Fiturnya

1 hari lalu

Logo Zoom.
Pembaruan Zoom dan Mengenali Fiturnya

Zoom Workspace 6.0 sebagai nama baru dari produk ini


Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.


Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

1 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

Pilot cadangan AU Israel yang turut menjatuhkan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel menyebut sebagai misi paling rumit


Kecanggihan Rudal dan Drone Iran yang Mampu Lewati 2 Negara Sebelum Tiba di Israel

2 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Kecanggihan Rudal dan Drone Iran yang Mampu Lewati 2 Negara Sebelum Tiba di Israel

Drone dan rudal yang ditembakkan Iran mampu menempuh perjalanan hingga 1.200 kilometer menuju Israel, melewati Yordania dan Irak


Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

2 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 10 Profesi Pengembangan AI yang Menjanjikan

Teknologi AI berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Di luar ancamannya, berikut beberapa profesi menjanjikan di bidang pengembangan AI.


Arab Saudi Diduga Ikut Menangkis Rudal Iran ke Israel

2 hari lalu

Arab Saudi Diduga Ikut Menangkis Rudal Iran ke Israel

Sumber di Kerajaan Arab Saudi menyebut Riyadh ikut menangkis sejumlah rudal dan drone yang ditembakkan Iran ke Israel.