Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO: Vaksin Flu Kurang Ampuh

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jenewa:Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hasil pengujian menunjukkan bahwa vaksin flu musiman yang ada saat ini kurang efektif untuk menghalau virus strain H1N1 baru. "Peluang bagi vaksin ini untuk mengatasi virus baru tersebut amat tipis," kata Marie-Paule Kieny, direktur inisiatif riset vaksin WHO, akhir pekan lalu.
Meski demikian, WHO siap membuat vaksin baru yang mampu menangkal penyebaran virus flu A/H1N1--lembaga dunia itu memutuskan untuk tidak lagi menggunakan istilah flu babi. "Kami yakin pembuatan vaksin yang ampuh itu bisa dilakukan," katanya. "Perlu waktu empat sampai enam bulan untuk membuat dosis pertama."
Kieny menyatakan sampel yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksin flu A siap dikirim ke produsen vaksin pada pertengahan atau akhir Mei.
Di Chicago, para ilmuwan di dua laboratorium tengah menyiapkan kedatangan sampel darah korban flu mematikan itu dari Meksiko untuk membuat serum yang kemungkinan bisa menawarkan perlindungan dari virus baru tersebut. "Ini ilmu darurat," kata Patrick Wilson dari University of Chicago.
Wilson dan rekannya, Rafi Ahmed, seorang pakar vaksin di Emory University di Atlanta, berharap dapat mengembangkan cara baru untuk bisa memproduksi protein pencegah infeksi yang tepat sasaran yang disebut antibodi monoclonal dalam waktu singkat.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature, tahun lalu, keduanya menunjukkan bahwa cukup dengan beberapa sendok makan darah, mereka bisa membuat antibodi influenza dalam waktu sebulan. Mereka memperkirakan antibodi monoclonal, sejenis antibodi yang direkayasa secara khusus untuk menyerang protein tertentu, dapat berguna untuk melindungi para petugas kesehatan dalam pandemi influenza sampai vaksin selesai dibuat.
Ketika sampel darah tiba, tim tersebut akan mengisolasi tipe sel sistem kekebalan tubuh imunitas yang dikenal dengan sel plasma penghasil antibodi. Sel itu memproduksi antibodi sebagai bagian dari respons awal terhadap infeksi. Dengan menggunakan sel tersebut, para ilmuwan bisa membuat antibodi yang tepat sasaran terhadap strain flu baru itu. "Dalam beberapa pekan sejak kami menerima darah itu, mungkin kami dapat membuat sesuatu yang bermanfaat," kata Wilson.
Sebelum digunakan langsung pada manusia, antibodi itu akan dikirimkan ke Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) untuk menguji apakah antibodi itu mampu menghadang virus dari sel terinfeksi yang ditumbuhkan dalam laboratorium. Pada tahap awal, CDC berencana menggunakan antibodi itu sebagai perangkat tes diagnostik cepat yang bisa segera mengidentifikasi virus baru tersebut tanpa memerlukan perlengkapan laboratorium rumit untuk mencocokkan rangkaian genetisnya.
Setelah itu, barulah antibodi itu dapat digunakan dan disuntikkan kepada orang yang telah terpapar virus. "Jika mereka menemukan bahwa antibodi ini benar-benar bagus untuk menetralisasi flu ini, ada potensi antibodi ini dipakai untuk terapi," kata Wilson. Dia mengatakan terapi antibodi itu hanya menawarkan kekebalan sementara, tapi bisa dibuat jauh lebih cepat dibanding vaksin yang butuh empat sampai enam bulan.
Pada saat ini, kasus flu A atau flu babi dilaporkan telah meluas ke 16 negara dengan 658 kasus positif. Virus H1N1 itu telah menewaskan lebih dari 176 orang, tapi hanya satu yang meninggal di luar Meksiko. Balita asal Meksiko yang hampir berusia dua tahun itu meninggal ketika berkunjung ke Texas, Amerika Serikat.
Di Meksiko saja, jumlah kasus flu A positif mencapai 397, 16 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan di Amerika Serikat, jumlah kasus positif meningkat menjadi 160 kasus flu A pada manusia.
Selain di Meksiko dan Amerika Serikat, 14 negara lain yang melaporkan ditemukannya kasus flu A positif adalah Austria (1), Kanada (51), Cina, Hong Kong (1), Kosta Rika (1), Denmark (1), Prancis (2), Jerman (6), Israel (3), Belanda (1), Selandia Baru (4), Korea Selatan (1), Spanyol (13), Swiss (1), dan Inggris (15).
TJANDRA DEWI | REUTERS | WHO
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

19 Januari 2024

Gayus Tambunan usai mencoblos di TPS  Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat (9/4). Sejumlah narapidana kasus korupsi antusias untuk ikut mencoblos pada Pemilu Legislatif yang dilaksanakan didalam Lapas. TEMPO/Prima Mulia
Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan


Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

3 Desember 2019

Ekspresi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja negara hingga 31 Oktober 2019 baru sampai 73,1 persen atau Rp1.798 triliun dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun.  TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jengkel dengan ulah banyak pihak yang berniat melakukan tindakan korupsi di lingkungan kementeriannya


Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

4 Oktober 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri BUMN Rini Soemarno saat penandatanganan sejumlah perjanjian sebagai kelanjutan dari Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait dengan penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia(PTFI) ke Inalum di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 27 September 2018. Tempo/Tony Hartawan
Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

Anak buah Sri Mulyani tertangkap tangan oleh KPK.


Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

17 April 2018

Ilustrasi suap
Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

Polisi menangkap pegawai pajak yang kedapatan memeras wajib pajak Rp 700 juta.


Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

1 Agustus 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

Handang Soekarno sebelumnya meminta untuk ditahan di Lapas Kelas 1A karena sudah lama berpisah dengan istri dan tiga anaknya.


Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

24 Juli 2017

Adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulistyo, diduga menjadi penghubung dalam penyelesaian masalah pajak antara bos PT EK Prima Ekspor Indonesia dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi. Terdakwa penyuap pejabat Direktur Jenderal Pajak, Ramanicker Rajamohan Nair, mengaku pernah meminta bantuan Arif Budi Sulistyo untuk menyelesaikan masalah pajak PT EK Prima.
Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

Dalam vonis terdakwa suap pajak Handang Soekarno, majelis hakim menyebutkan peran ipar Jokowi, Arif Budi Sulistyo.


Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

24 Juli 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

Mejelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan hukuman lebih ringan kepada Handang Soekarno dibanding tuntutan jaksa KPK.


Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

11 Juli 2017

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika melakukan kunjungan kerja di   Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Juli 2017. ANTARA/Wahyu Putro A
Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

Tiga negara yang dikenal sebagai suaka pajak, yakni Singapura,
Hong Kong, dan Swiss, siap bekerja sama.


KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

10 Juli 2017

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah memberi keterangan terkait pemeriksaan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP di Gedung KPK, Jakarta, 3 Juli 2017. Tempo/ Arkhelaus W.
KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

Juru bicara KPK Febri Diansyah meminta terdakwa suap pajak Handang Soekarno untuk menyampaikan secara jujur pihak yang dinilai sebagai pelaku utama.


Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

10 Juli 2017

Tersangka OTT dari Ditjen Pajak, Handang Soekarno, menanggapi pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, 22 November 2016. Handang tertangkap saat sedang bertransaksi terkait dugaan suap sebesar USD 148.500 atau setara dengan Rp 1,9 Miliar.  TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

Terdakwa kasus suap pajak, Handang Soekarno, membantah dirinya merupakan inisiator terjadinya pertemuan antara PT EKP dan pejabat Ditjen Pajak.