Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Persiapkan Virus Flu Babi Untuk Produksi Vaksin

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington:Menjelang musim dingin mendatang, warga Amerika Serikat mungkin harus dua kali antre untuk memperoleh suntikan antiflu: satu untuk vaksin flu reguler dan sekali lagi untuk vaksin flu babi H1N1. Akhir pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa vaksin flu reguler yang digunakan untuk membangun kekebalan terhadap flu musiman setiap musim dingin tak efektif untuk memberi perlindungan terhadap infeksi flu babi.
Penduduk Amerika Serikat memang harus waspada. Jumlah kasus flu babi di negara itu nomor dua terbesar setelah Meksiko. Dalam beberapa hari terakhir, kasus flu babi di negara itu mencapai lebih dari 244 kasus di 34 negara bagian.
Untuk mencegah kian meluasnya flu babi, vaksin adalah cara yang paling efektif selain berbagai tindakan lain, seperti obat antivirus dan kebersihan pribadi. Vaksin influenza umumnya mengandung virus dalam bentuk yang telah mati atau dilemahkan. Vaksin menyiapkan sistem imun tubuh untuk mempertahankan diri terhadap infeksi yang sesungguhnya.
Agar vaksin ini bisa memberikan perlindungan semaksimal mungkin, virus di dalamnya harus benar-benar cocok dengan virus "tipe liar" yang beredar di luar laboratorium. Mengingat virus H1N1 adalah virus baru, tak ada vaksin yang saat ini sesuai dengan komposisi virus yang menggabungkan empat strain virus tersebut.
Masalahnya, membuat vaksin influenza baru yang cocok dengan virus itu membutuhkan waktu empat sampai enam bulan. Marie-Paule Kieny, direktur inisiatif riset vaksin WHO, menyatakan pembuatan vaksin baru itu siap dilakukan segera setelah sampel virus yang dibutuhkan untuk memproduksi vaksin flu tersebut siap dikirim ke produsen vaksin pada pertengahan atau akhir Mei nanti.
Pemerintah Amerika Serikat berharap vaksin flu, baik untuk flu musiman maupun strain baru virus H1N1, siap pada musim gugur tahun ini. Menteri Kesehatan Amerika Serikat Kathleen Sebelius mengatakan pemerintah telah mempercepat produksi vaksin flu musiman, karena flu yang umum menyerang wilayah empat musim itu diperkirakan akan menginfeksi jutaan warganya. Penyakit yang sekilas sepele ini merenggut nyawa 36 ribu warga negara itu setiap tahun.
"Pada saat yang sama, kami akan menumbuhkan virus dan mengetes virus tersebut untuk menyerang H1N1 dan kami akan siap berproduksi bila tiba waktunya," kata Sebelius. "Jadi kami siap menghadapi keduanya."
WHO dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencoba memutuskan apakah mereka akan menambahkan strain H1N1 baru ke dalam vaksin flu musiman untuk pengiriman stok vaksin ke Amerika belahan utara yang dimulai September mendatang.
Meski pemerintah Amerika belum memutuskan memproduksi vaksin flu babi secara besar-besaran, berbagai perusahaan telah memproduksi vaksin berisi campuran tiga virus influenza sebelum strain baru ini unjuk gigi. "Yang belum dipastikan saat ini, dan akan ditentukan oleh para ilmuwan nanti, adalah produksi vaksin H1N1 ini masuk akal, apakah kami benar-benar ingin melakukan produksi skala besar," kata Sebelius.
Saat ini ada empat pilihan, yaitu membiarkan strain baru itu terpisah dari vaksin campuran yang ada, mengganti komponen H1N1 yang ada sekarang dengan strain H1N1 baru, menawarkan vaksin flu babi H1N1, atau membuat vaksin baru yang dinamai vaksin quadrivalent, yang terdiri atas strain H1N1 babi yang baru, strain H1N1 musiman yang saat ini umum menginfeksi manusia, komponen H3N2, dan strain influenza B.
Pemerintah dan ilmuwan harus secepatnya mengambil keputusan, karena membuat formula vaksin influenza butuh waktu berbulan-bulan. Setiap tahun vaksin harus dibuat segar, alias selalu up to date dengan strain baru dari virus yang terus-menerus bermutasi.
Lebih dari belasan perusahaan pembuat vaksin telah mengantongi izin untuk memproduksi vaksin influenza. Kini mereka masih menunggu CDC dan WHO membuat contoh virus yang siap untuk dikembangkan.
Chris Viehbacher, pemimpin Sanofi-Aventis, perusahaan pembuat vaksin terbesar Eropa, menyatakan para ilmuwannya telah siap siaga membuat vaksin flu babi. Namun, mereka masih menunggu informasi. "Terlalu prematur untuk meramalkan berapa banyak vaksin yang harus kami produksi," kata Viehbacher. "Kami juga harus melihat berapa banyak antigen, unsur aktif dalam vaksin, yang dibutuhkan untuk setiap suntikan," dia melanjutkan.
"Masih terlalu dini untuk memproduksi apa pun," kata Sebelius. "Apa yang harus mereka lakukan saat ini adalah mengetesnya, memastikan mereka mendapat antidot yang tepat bagi strain virus ini sekaligus menentukan dosis yang benar serta mengambil keputusan berdasarkan sains apakah produksi vaksin skala besar memang diperlukan."
TJANDRA DEWI | REUTERS | WHO | AP | CDC
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

19 Januari 2024

Gayus Tambunan usai mencoblos di TPS  Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat (9/4). Sejumlah narapidana kasus korupsi antusias untuk ikut mencoblos pada Pemilu Legislatif yang dilaksanakan didalam Lapas. TEMPO/Prima Mulia
Vonis Gayus Tambunan 13 Tahun Lalu, Dijuluki Mafia Pajak yang Judi dan Nonton Tenis saat Dipenjara

Setelah genap 13 tahun mendekam di penjara, begini kilas balik kasus Gayus Tambunan


Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

3 Desember 2019

Ekspresi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja negara hingga 31 Oktober 2019 baru sampai 73,1 persen atau Rp1.798 triliun dari target APBN 2019 sebesar Rp 2.461,1 triliun.  TEMPO/Tony Hartawan
Sri Mulyani Jengkel PNS Kemenkeu Jadi Mafia Pajak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jengkel dengan ulah banyak pihak yang berniat melakukan tindakan korupsi di lingkungan kementeriannya


Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

4 Oktober 2018

Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri BUMN Rini Soemarno saat penandatanganan sejumlah perjanjian sebagai kelanjutan dari Pokok-pokok Perjanjian (Head of Agreement) terkait dengan penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia(PTFI) ke Inalum di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 27 September 2018. Tempo/Tony Hartawan
Sri Mulyani Kecewa Anak Buahnya di Pajak Ditangkap KPK

Anak buah Sri Mulyani tertangkap tangan oleh KPK.


Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

17 April 2018

Ilustrasi suap
Oknum Pegawai Pajak Peras Wajib Pajak Rp 700 Juta

Polisi menangkap pegawai pajak yang kedapatan memeras wajib pajak Rp 700 juta.


Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

1 Agustus 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Eks Pejabat Pajak Handang Soekarno Dieksekusi ke Lapas Semarang

Handang Soekarno sebelumnya meminta untuk ditahan di Lapas Kelas 1A karena sudah lama berpisah dengan istri dan tiga anaknya.


Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

24 Juli 2017

Adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulistyo, diduga menjadi penghubung dalam penyelesaian masalah pajak antara bos PT EK Prima Ekspor Indonesia dan Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi. Terdakwa penyuap pejabat Direktur Jenderal Pajak, Ramanicker Rajamohan Nair, mengaku pernah meminta bantuan Arif Budi Sulistyo untuk menyelesaikan masalah pajak PT EK Prima.
Suap Pajak, Hakim Sebut Dirjen Pajak dan Ipar Jokowi Punya Andil

Dalam vonis terdakwa suap pajak Handang Soekarno, majelis hakim menyebutkan peran ipar Jokowi, Arif Budi Sulistyo.


Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

24 Juli 2017

Terdakwa kasus dugaan suap kepengurusan pajak Handang Soekarno memberikan keterangan dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 14 Juni 2017. Sidang mantan Kasubdit Bukti Permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kemenkeu itu digelar dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Suap Pejabat Pajak, Handang Soekarno Divonis 10 Tahun Bui

Mejelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan hukuman lebih ringan kepada Handang Soekarno dibanding tuntutan jaksa KPK.


Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

11 Juli 2017

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani ketika melakukan kunjungan kerja di   Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 4 Juli 2017. ANTARA/Wahyu Putro A
Sri Mulyani Rangkul Tiga Negara Suaka Pajak

Tiga negara yang dikenal sebagai suaka pajak, yakni Singapura,
Hong Kong, dan Swiss, siap bekerja sama.


KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

10 Juli 2017

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi Febri Diansyah memberi keterangan terkait pemeriksaan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dalam kasus korupsi pengadaan e-KTP di Gedung KPK, Jakarta, 3 Juli 2017. Tempo/ Arkhelaus W.
KPK Minta Handang Blak-Blakan soal Inisiator Suap Pajak

Juru bicara KPK Febri Diansyah meminta terdakwa suap pajak Handang Soekarno untuk menyampaikan secara jujur pihak yang dinilai sebagai pelaku utama.


Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

10 Juli 2017

Tersangka OTT dari Ditjen Pajak, Handang Soekarno, menanggapi pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan, di Gedung KPK, Jakarta, 22 November 2016. Handang tertangkap saat sedang bertransaksi terkait dugaan suap sebesar USD 148.500 atau setara dengan Rp 1,9 Miliar.  TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Kasus Suap Pajak, Handang Soekarno: Saya Bukan Inisiator...  

Terdakwa kasus suap pajak, Handang Soekarno, membantah dirinya merupakan inisiator terjadinya pertemuan antara PT EKP dan pejabat Ditjen Pajak.