Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Masih Banyak Hujan di Bulan Juli yang Mestinya Kemarau? Ini Penjelasan Peneliti BRIN

image-gnews
Santri menerobos banjir di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat 7 Juli 2023. Hujan yang mengguyur di wilayah Kabupaten Tasikmalaya menyebabkan Sungai Cimulu meluap dan merendam fasilitas Ponpes Miftahul Huda. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Santri menerobos banjir di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat 7 Juli 2023. Hujan yang mengguyur di wilayah Kabupaten Tasikmalaya menyebabkan Sungai Cimulu meluap dan merendam fasilitas Ponpes Miftahul Huda. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN di Bandung, Erma Yulihastin mengatakan, Indonesia saat ini tengah mengalami musim kemarau basah. Kejadian itu bersamaan dengan menguatnya fase El Nino atau kondisi yang bisa menyebabkan kemarau semakin panjang dan kering. “Inilah yang terjadi di Indonesia saat ini,” ujarnya Jumat, 7 Juli 2023.

Menurutnya unsur ketidakpastian dan iregularitas yang semakin tinggi membuat dinamika atmosfer semakin acak mempengaruhi cuaca dan membuat musim tidak menentu. Di musim yang biasanya kemarau saat ini, kata Erma, faktanya masih sering terjadi hujan di wilayah Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, sebagian Jawa bagian barat. “Bahkan berdampak pada kejadian banjir di berbagai wilayah di Sumatra beberapa hari ini,” kata dia.

Erma mengatakan kemarau basah yang terjadi pada 2023 dipicu oleh beberapa faktor, seperti dinamika vorteks atau pusaran angin secara luas di Samudra Hindia sekitar ekuator dekat Sumatra. Kondisi itu membuat anomali angin barat sehingga kelembaban dikirim dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia.

Suhu permukaan laut yang menghangat di Samudra Hindia dan Laut Jawa, memusatkan awan-awan konvektif sehingga pergerakan hujan dari Sumatra juga dapat menuju ke wilayah Jawa dan Kalimantan.

Kemudian menurut Erma, ada interaksi atmosfer dengan laut yang kuat sehingga sistem konveksi yang terbentuk di atas Laut Jawa dan selat Karimata dekat Bangka Belitung mengalami multiplikasi. “Kondisi itu membuat hujan dari laut menjalar ke darat,” katanya.

Baca juga: Ramalan Cuaca Bodetabek Hari Ini: Waspada Hujan Sedang hingga Lebat

Apakah El Nino tidak lagi efektif mengurangi hujan di Indonesia? 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selama ini indeks untuk El Nino menurut Erma, hanya dibuat dengan mempertimbangkan kondisi di wilayah Samudra Pasifik ekuator. “Tanpa memasukkan wilayah di dekat Papua sebagai indikator yang lebih mewakili efektivitas dampak El Nino,” ujarnya. Suhu muka laut dekat Papua seperti juga di Samudra Pasifik kondisinya kini masih tergolong hangat. Akibatnya awan dan hujan masih banyak terbentuk di timur Indonesia.

Erma mengatakan, variasi suhu muka laut di perairan Indonesia semakin tinggi secara spasial sehingga sudah saatnya diciptakan indeks baru yang lebih representatif dan menjadi acuan untuk memahami kondisi cuaca dan iklim di Indonesia. Tim Variabilitas, Perubahan Iklim dan Awal Musim BRIN, telah membuat indeks baru untuk suhu muka laut di Samudra Hindia sektor Sumatra-Jawa dan perairan Banda.

Kondisi di wilayah itu dinilai sebagai indikator yang dapat menunjukkan peluang pembentukan awan dan hujan di Indonesia. Riset sebelumnya kata Erma, membuktikan kemarau basah lebih dipengaruhi oleh suhu muka laut di dua sektor tersebut. “Kemarau basah saat El Nino kuat tercatat baru pertama kalinya terjadi sejak 2001 di Indonesia berdasarkan dokumentasi riset kami di BRIN.”

Pilihan Editor: BMKG Prediksi Hujan Turun di Jambi, Medan, Jakarta, Yogyakarta, dan Sejumlah Kota Lain

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Topan Koinu Terjang Taiwan, Puluhan Penerbangan Dibatalkan dan Sekolah Ditutup

12 menit lalu

Warga berjalan dengan payung saat Topan Haikui mendekat, di Taipei, Taiwan 3 September 2023. REUTERS/Ann Wang
Topan Koinu Terjang Taiwan, Puluhan Penerbangan Dibatalkan dan Sekolah Ditutup

Topan Koinu menerjang Taiwan selatan pada Rabu 4 Oktober 2023 membawa hujan lebat dan angin serta menyebabkan pembatalan 70 penerbangan domestik.


Kabut Asap Palembang: Potensi Turun Hujan Rendah, Belajar Daring Diberlakukan

1 jam lalu

Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman yang tertutup kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu 1 Oktober 2023. Kabut asap tersebut merupakan dampak dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Kabut Asap Palembang: Potensi Turun Hujan Rendah, Belajar Daring Diberlakukan

Hujan diharapkan turun guna menekan tingkat kabut asap.


Amandel Berpengaruh pada Kecerdasan Anak, Ini Penjelasan BRIN

1 jam lalu

Radang amandel atau tonsiliti bisa disebabkan virus biasa atau infeksi bakteri.
Amandel Berpengaruh pada Kecerdasan Anak, Ini Penjelasan BRIN

Harimat Hendarwan mengatakan peradangan pada tonsil palatina (amandel) yang berulang dapat berpengaruh terhadap kecerdasan anak.


Diterjang Banjir Bandang, 23 Tentara India Hilang

2 jam lalu

Banjir bandang di negara bagian Sikkim, India. Cuplikan video REUTERS
Diterjang Banjir Bandang, 23 Tentara India Hilang

Militer India mengatakan pada Rabu 4 Oktober 2023 bahwa 23 tentara hilang setelah banjir bandang dahsyat di Sikkim


Gelar Salat Istisqa untuk Mohon Hujan, Wali Kota Depok Menangis

3 jam lalu

Wali Kota Depok Mohammad Idris memmberikan Khutbah saat pelaksanaan ibadah Salat Istiqa untuk meminta turun hujan di Lapangan Balai Kota Depok, Jawa Barat, Rabu, 4 Oktober 2023. Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menggelar Salat Istiqa untuk meminta turun hujan yang dikarenakan kemarau berkepanjangan hingga membuat masyarakat krisis air bersih yang diakibatkan oleh Fenomena El Nino. TEMPO/M Taufan Rengganis
Gelar Salat Istisqa untuk Mohon Hujan, Wali Kota Depok Menangis

Salat Istisqa untuk mohon hujan serentak dilaksanakan pada hari ini di tiap kecamatan di Kota Depok, bahkan hingga di tingkat kelurahan.


BRIN Taksir Koleksi Artefak Milik Indonesia Senilai Rp20 Triliun

3 jam lalu

ARTEFAK TERBAIK DUNIA ADA DI INDONESIA
BRIN Taksir Koleksi Artefak Milik Indonesia Senilai Rp20 Triliun

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko memprediksikan valuasi koleksi artefak milik Indonesia yang tersimpan bernilai sekitar Rp20 triliun.


Bapanas Ancang-ancang Impor Beras Tambahan 1,5 Juta Akhir Tahun Ini

5 jam lalu

Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Bulog Budi Waseso, dan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi melakukan konferensi pers usai melakukan pengecekan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur pada Rabu, 4 Oktober 2023. TEMPO | Yohanes Maharso Joharsoyo
Bapanas Ancang-ancang Impor Beras Tambahan 1,5 Juta Akhir Tahun Ini

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menghitung impor beras tambahan sebesar 1,5 juta ton. Impor dilakukan bila produksi lokal tidak mencukupi kebutuhan.


Pembelian Beras Bulog Dibatasi 10 Kg per Hari, Begini Penjelasan Lengkap Bapanas

9 jam lalu

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi bersama Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey (kiri) melakukan pengecekan stok beras SPHP di Lotte Grosir di Pasar Rebo, Jakarta, Jumat 8 September 2023. Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan harga beras Perum Bulog yang masuk sebagai beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) naik per 1 September. Harga beras Bulog ukuran 5 kilogram (kg) naik menjadi Rp 54.500 dari sebelumnya Rp 47.000. Kenaikan ini terjadi karena harga beras Bulog per kilogramnya sudah dinaikkan sebesar Rp 10.900 per kg. Harga eceran tertinggi (HET) itu sebelumnya Rp 9.450 per kg. Tempo/Tony Hartawan
Pembelian Beras Bulog Dibatasi 10 Kg per Hari, Begini Penjelasan Lengkap Bapanas

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi membenarkan saat ini ada pembatasan pembatasan pembelian beras Bulog di retail modern. Apa alasannya?


BMKG Prediksi Kemarau Kering Berakhir pada Akhir Oktober

10 jam lalu

Warga memanggul air bersih di dasar Waduk Jatigede yang kembali muncul dampak dari menyusutnya volume air waduk akibat kemarau panjang di Desa Cibogo, Kecamatan Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 3 Oktober 2023. Menurut warga, fenomena surutnya air waduk dan munculnya kampung yang tenggelam sudah mulai berlangsung sejak 3 bulan kebelakang. Waduk Jatigede difungsikan untuk menambah volume tampungan air guna mendukung 90.000 hektare jaringan irigasi, sebagai pemasok air baku, dan pengaman banjir di area seluas 14.000 hektare. TEMPO/Prima mulia
BMKG Prediksi Kemarau Kering Berakhir pada Akhir Oktober

Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September.


3 Instruksi Jokowi ke Kementerian dan Lembaga untuk Mitigasi Dampak El Nino

10 jam lalu

Presiden Jokowi (kiri) bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. TEMPO/Subekti.
3 Instruksi Jokowi ke Kementerian dan Lembaga untuk Mitigasi Dampak El Nino

Presiden Jokowi menginstruksikan tiga hal ke kementerian dan lembaga untuk memitigasi dampak El Nino. Apa saja?