Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Isra Si Pengawas Laut  

image-gnews
Mashury Wahab dan radar pantai LIPI
Mashury Wahab dan radar pantai LIPI
Iklan
RadarTEMPO Interaktif, Bandung: Alat yang terpancang di pinggir pantai itu tak lebih besar dari kotak es yang biasa dibawa para nelayan untuk menangkap ikan, tapi tak ada kapal besar yang bisa menghindarinya. "Kepalanya" yang berbentuk dua potongan silinder berwarna abu-abu secara kontinu menembakkan gelombang dengan modulasi FM-radio ke arah laut.
Begitu "menangkap" kapal laut yang mendekat, sinyal itu kembali memantul ke pantai. Dalam sekejap, keberadaan kapal laut itu sudah terlihat di layar monitor.
Begitulah cara kerja Isra, si radar pengawas laut. Isra (Indonesia Sea Radar) adalah radar buatan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET LIPI). Bersama Indra (Indonesian Radar), radar buatan tim RCS-247 (divisi radar dari perusahaan teknologi informasi Solusi247), Isra ditampilkan dalam Seminar Radar Nasional III Tahun 2009 di Bandung, Kamis pekan lalu. "Keduanya merupakan radar pertama buatan Indonesia," ujar Kepala Bidang Telekomunikasi PPET LIPI Mashury Wahab kepada Tempo.
Berbeda dengan Indra yang "lahir duluan", Isra merupakan jenis radar pengawas pantai (coastal surveillance radar). Sedangkan Indra dikembangkan sebagai radar navigasi kapal. "Selain itu, peranti lunak Indra harus mengikuti ketentuan International Maritime Organization (IMO), sedangkan ISRA tidak," kata Mashury.
Aplikasi dari radar ini, kata Mashury, paling tidak untuk memonitor lalu lintas kapal laut di pelabuhan. Radar ini bisa digunakan sebagai pemandu kapal-kapal besar yang berseliweran di pelabuhan tidak sampai bertabrakan atau mengantisipasi masuknya kapal laut pendatang ilegal. "Juga memonitor kapal laut di pinggir pantai, seperti daerah pantai di pulau terluar atau Selat Malaka yang rawan didatangi kapal asing tanpa izin," katanya.
Syahrul Aiman, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, menyatakan sampai 2014, LIPI mentargetkan pengembangan tiga radar pengawas pantai yang akan dipasang di tiga kawasan terujung pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. "Untuk sementara, LIPI baru mengembangkan radar darat untuk navigasi pantai," ujarnya. "Radar untuk militer masih akan dibahas."
Saat ini Isra memang masih dalam taraf uji coba. Tes pertama dilakukan di atas gedung LIPI di Sangkuriang, Bandung. Tes berikutnya akan dilaksanakan di pinggir laut di Cilegon, Banten, di dekat PLTU Suralaya pada akhir Mei.
Untuk tes dalam skala lebih besar tersebut, 20 peneliti dengan tim inti sebanyak enam orang telah menyelesaikan beberapa prototipe. Nantinya Isra akan diletakkan di beberapa tempat berbeda yang satu sama lain dihubungkan dengan jaringan. "Karena jangkauan setiap radar 64 kilometer, dengan menggabungkannya dalam satu jaringan, pemantauan radar itu akan mencakup ratusan kilometer," katanya.
Sejauh ini, tes menunjukkan radar bisa bekerja baik, tapi masih ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan sesuai prinsip cara kerja pantulan pada radar. Salah satunya, obyek yang dideteksi bisa memancarkan kembali sinyal yang dipancarkan oleh ISRA. "Misalnya, pantulan dari kapal kecil yang terbuat dari fiber pantulannya akan lebih kecil dibandingkan dengan kapal besar yang sebagian besar terbuat dari metal," katanya.
LIPI sengaja membatasi kemampuan pembacaan obyek kapal untuk menghindari radar berteknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW) itu mendeteksi semua jenis kapal mulai yang paling besar hingga perahu nelayan yang kecil. "Kita harus memilih daerah mana yang akan dilihat," katanya.
Nantinya Isra akan dipasang di atas menara setinggi 10 meter. Idealnya, kata Mashury, lebih tinggi lebih bagus namun tidak lebih dari 40 meter. "Kami harus memperhitungkan tamparan angin yang akan semakin kencang jika radar semakin tinggi," katanya.
Gangguan angin dan kondisi alam memang salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Isra sehingga Mashury berencana meningkatkan kemampuan radar itu dalam mendeteksi obyek, baik dari sisi jangkauan maupun kemampuan untuk mengurangi gangguan alam sekitar. Tekanan angin yang kencang, misalnya, dapat mengacaukan sinyal yang terbaca di alat penerima. Angin kencang juga bisa membahayakan kestabilan kaki pancangnya sehingga survei lokasi amat penting dilakukan sebelum menempatkan radar.
Meski belum sempurna betul, Mashury amat bangga dengan radar baru ini. Dengan bobot sekitar 150 kilogram, Isra memiliki peralatan elektronik yang semuanya dipasang di dalam badan radar. "Ini yang membedakan dengan produk lain yang menyimpan peralatan elektronik di tempat terpisah," katanya.
Sebagai radar pertama buatan dalam negeri, Isra dan Indra dibuat dengan semangat mandiri alias tidak bergantung pada komponen luar negeri. Itu sebabnya, sejak dirancang pada Mei 2006, radar ini sudah diwarnai dengan sejumlah komponen lokal asli buatan dalam negeri. Dari peranti lunaknya, komponen-komponen seperti filter, modul antena, konstruksi mekanik, dudukan antena, penggerak motor, sampai radome (kepala berbentuk dua potongan silinder yang menyelubungi antena radar).
Meski demikian, tim LIPI maupun RCS-247 tak bisa menghindari komponen impor karena radar membutuhkan banyak peralatan yang belum bisa dibuat di dalam negeri. Komponen impor yang digunakan antara lain peralatan pengatur frekuensi seperti penguat daya (power amplifier) dan low noise amplifier, penerima sinyal dengan gangguan noise yang dikurangi dan diletakkan di bagian penerima sinyal. "Konten lokal masih empat puluh persen, sisanya impor," katanya.
RANA AKBARI FITRIAWAN | ALWAN RIDHA RAMDANI | TJANDRA DEWI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

29 hari lalu

Sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI Angkatan Laut (AL) 202i  di Dabo Singkep, Kepulauan Riau. TNI AL mengerahkan 33 kapal perang, 16 pesawat udara, 39 material tempur Korps Marinir, dan 4.300 prajurit dalam latihan tersebut. Foto : TNI
Profesor ITS Kembangkan Cat Pengecoh Radar dari Pasir Erupsi Gunung Semeru

Guru besar dari ITS membuat bahan pelapis antiradar untuk alat pertahanan. Terinspirasi dari armada asing yang mampir ke Indonesia tanpa terdeteksi.


Teknologi Radar bakal Dipasang di Mobil, Apa Saja Gunanya?

19 Mei 2023

Ilustrasi drone. Efrem Lukatsky/Pool via REUTERS
Teknologi Radar bakal Dipasang di Mobil, Apa Saja Gunanya?

Teknologi radar untuk mendeteksi anak-anak yang tertinggal di mobil panas dan fitur bantuan mengemudi.


Perkuat Pertahanan Udara, KSAU akan Perbarui Radar di Markas Satrad 226 Buraen

20 Maret 2023

KSAU Fadjar Prasetyo berserta rombongan berfoto bersama Radar Thomson TRS 2215 R di Satrad 226 Buraen, Nusa Tenggara Timur. TEMPO/Mirza Bagaskara
Perkuat Pertahanan Udara, KSAU akan Perbarui Radar di Markas Satrad 226 Buraen

KSAU Fadjar Prasetyo menyebut radar pemantau yang berada dalam Satrad tersebut merupakan teknologi lawas.


TNI AU Rencanakan Pembaruan Teknologi Radar Militer

20 Maret 2023

KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo melakukan kunjungan kerja ke markas Satuan Radar 226 Buraen, Nusa Tenggara Timur pada Ahad 19 Maret 2023. TEMPO/Mirza bagaskara
TNI AU Rencanakan Pembaruan Teknologi Radar Militer

TNI AU berencana mengganti radar-radar tua yang masih beroperasi hingga saat ini.


Spesifikasi Kapal Induk AS, USS Ronald Reagan yang Berlabuh di Korea Selatan

26 September 2022

Kapal induk Angkatan Laut AS USS Ronald Reagan mendekati pelabuhan di Busan, Korea Selatan, 23 September 2022.  Yonhap via REUTERS
Spesifikasi Kapal Induk AS, USS Ronald Reagan yang Berlabuh di Korea Selatan

Kapal induk AS bertenaga nuklir USS Ronald Reagan milik Amerika Serikat merapat di pelabuhan Busan, Korea Selatan. Apa keistimewaannya?


Rudal Amerika di Jet Tempur Ukraina, Kecurigaan Itu Dibuktikan Netizen

12 September 2022

Jet tempur Angkatan Udara Ukraina terbang selama latihan di atas lokasi tak dikenal di Ukraina dalam tangkapan layar ini dari video selebaran tak bertanggal. Ukraina sekarang membutuhkan jet tempur seperti F-15 dan F-16 Amerika untuk melengkapi pesawat MiG-29 dan Sukhoi era Soviet yang sudah tua, kaat juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Kolonel Yuri Ignat. Ukrainian Air Force/Handout via REUTERS.
Rudal Amerika di Jet Tempur Ukraina, Kecurigaan Itu Dibuktikan Netizen

Amerika tak pernah melaporkan secara resmi telah menyuplai Ukraina dengan rudal-rudal AGM-88 HARM untuk melawan Rusia.


Mahasiswa ITS Kembangkan Radar Jarak Jauh dengan Biaya Murah

28 Juli 2022

Devy Kuswidiastuti ST MSc saat mempresentasikan disertasinya mengenai radar jarak jauh dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Departemen Teknik Elektro ITS. Dok.ITS
Mahasiswa ITS Kembangkan Radar Jarak Jauh dengan Biaya Murah

Mahasiswa dari program studi S3 Teknik Elektro ITS berhasil meraih gelar doktor lewat penelitiannya mengenai radar jarak jauh dengan biaya murah.


Aneka Fungsi Radar Karya Josaphat, Bisa Lacak Teroris di Hutan

4 Juli 2022

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo menyampaikan orasi ilmiah tentang remote sensing di ITB, Senin, 4 Juli 2022. (Dok.ITB)
Aneka Fungsi Radar Karya Josaphat, Bisa Lacak Teroris di Hutan

Pemanfaatan teknologi radar Josaphat sangat luas, termasuk untuk melacak teroris.


Riset Alat WaveXRadar, Cara Baru Survei Batimetri di Wilayah Pantai

2 Juli 2022

Prototipe WaveXradar untuk pengukuran batimetri di sekitar area pantai. Radar bekerja hanya dengan gelombang elektromagnetik dari permukaan laut. (FOTO: TEMPO/ANWAR SISWADI)
Riset Alat WaveXRadar, Cara Baru Survei Batimetri di Wilayah Pantai

WaveXRadar berbeda dari echo sounder karena hanya mengukur berdasarkan gelombang dari ombak di permukaan. Risetnya didanai LPDP.


Denmark dan Kepulauan Faroe Pasang Radar Mata-mata

12 Juni 2022

Ilustrasi radar. marinesimulation.com
Denmark dan Kepulauan Faroe Pasang Radar Mata-mata

Denmark dan Kepulauan Faroe setuju untuk memasang radar mata-mata untuk mengawasi wilayah Atlantik Utara.