TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara Jakarta masih belum ada tanda-tanda perbaikan. Pada hari Senin, 14 Agustus 2023, pk 05.00, Jakarta berada di urutan ke 3 terpolusi di dunia, dibandingkan kota-kota besar di dunia menurut IQ Air. Selang 1 jam, turun ke peringkat ke 4, namun tetap di kategori tidak sehat dengan PM 2,5 sebesar 60 µg/m3.
Mengintip ke kota tetangga pada jam sama, terlihat Tangerang (86 µg/m3), Depok (66,2 µg/m3), Bekasi (64,2 µg/m3). Artinya sama-sama berada di kategori tidak sehat. Hanya Bogor yang berada di kategori moderate yang terpantau memiliki PM 2,5 sebesar 18,9 µg/m3.
PM2.5 adalah partikel padat polusi udara berukuran kurang dari 2,5 mikrometer atau 36x lebih kecil dari diameter sebutir pasir. Berdasarkan standar WHO, pengukuran dalam satuan µg/m3. Kategori aman berada pada rentang 0 - 12 µg/m3, moderat (12.1 - 35.4 µg/m3), tidak sehat untuk kelompok sensitif (35.5 - 55.4 µg/m3), tidak sehat (55.5 - 150.4 µg/m3), sangat tidak sehat (150.5 - 250.4 µg/m3) dan beracun (>250.4 µg/m3).
Pada laporan NAFAS di bulan Juli, pemahaman tentang dampak negatif kesehatan akibat berolahraga di luar saat polusi tinggi kurang merata di kalangan masyarakat. “Hal ini berkaca dari maraknya acara olahraga saat polusi tinggi, terutama mayoritas perlombaan lari di berbagai kota dilaksanakan saat kualitas udara sedang buruk,” demikian dikutip dari laporan itu.
NAFAS adalah perusahaan kualitas udara berbasis teknologi yang membantu warga untuk hidup sehat dan lebih baik di kota yang berpolusi. Data dia berasal dari low cost sensor yang tersebar di lebih dari 180 titik lokasi dan merepresentasikan cakupan wilayah 1-2 km dari lokasi sensor terpasang. Data kualitas udara yang diterima secara real time dan bisa diakses di aplikasi NAFAS.
Perusahaan ini juga menunjukkan data dari studi Seoul National University bahwa orang yang olahraga rutin selama 10 tahun di luar ruangan dengan PM2.5 di atas 26 µg/m3 berisiko terkena penyakit jantung 33 persen lebih tinggi dibandingkan yang tidak berolahraga sama sekali. Diharapkan warga lebih bijak memilih waktu berolahraga di saat tingkat PM 2,5 cukup rendah.
Baca juga: Prediksi Cuaca di Hari Kemerdekaan 17 Agustus, Bogor dan Cianjur Hujan Lebat
Olahraga di waktu yang tingkat polusinya rendah
Silakan dibandingkan dengan keadaan rata-rata kualitas udara Tangerang Selatan, Bogor, Bandung Raya, DKI Jakarta, dan D.I. Yogyakarta. Kota-kota ini konsisten melampaui batas udara sehat selama dua bulan terakhir.
NAFAS tidak merekomendasikan untuk berolahraga di luar saat polusi tinggi. Namun jika ingin tetap melakukannya, pertimbangkan beberapa hal berikut, mencari waktu dan tempat yang tingkat polusinya rendah. Alternatif lain, persingkat durasi olahraga atau gunakan masker agar bisa membantu mengurangi paparan polusi PM2.5.
Pada laporan NAFAS berdasarkan tingkat polusi PM 2,5 tertinggi pada Juli 2023, posisi kota dengan polusi teratas adalah Tangerang Selatan dengan tingkat polusi 60 µg/m3 dan menjadi satu-satunya kota di kategori tidak sehat.
Selanjutnya, Bekasi (55 µg/m3), Bogor (53µg/m3), Tangerang (52µg/m3), Depok (51µg/m3), DKI Jakarta (47µg/m3), Bandung Raya (44 µg/m3), Semarang (40µg/m3), Surabaya (38µg/m3), Yogyakarta (31 µg/m3), Malang (30 µg/m3), Kep. Seribu (20 µg/m3), Bali (15 µg/m3) dan Belitung (14 µg/m3). Sedangkan, pedoman WHO pada 5 µg/m3.
Pilihan Editor: Warga Balikpapan Diminta Irit Air Bersih, Dampak El Nino Surutkan Waduk Manggar
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.